Gelombang Kedua Keracunan MBG Cipongkor, Sumber Dapur Berbeda

- Kasus keracunan massal di Cipongkor kembali terjadi pada murid SMK Karya Perjuangan.
- Peristiwa ini berasal dari SPPG berbeda dengan kasus sebelumnya, menyebabkan korban terus berdatangan.
- Mayoritas korban diperbolehkan pulang, namun masih ada 39 yang menjalani rawat inap di beberapa posko pelayanan.
Bandung, IDN Times - Kasus keracunan massal pelajar di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat kembali terjadi. Berdasarkan data sementara, total pelajar yang menjadi korban dari peristiwa ini berasal dari murid SMK Karya Perjuangan, Rabu (24/9/2025).
Kabar ini pun dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah. Dia mengatakan kasus ini berbeda dengan yang terjadi pada Senin (22/9/2025).
"Betul sudah ada laporan baru muncul kasus keracunan imbas MBG lagi. Korban siswa SMK Karya Perjuangan. Sementara empat orang yang suda dibawa ke Kecamatan," kata Yuyun saat dikonfirmasi.
Meski begitu, Yuyun belum memberikan keterangan rinci terkait peristiwa tersebut. Yang pasti sajian MBG yang menyebabkan keracunan berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berbeda dari kasus sebelumnya.
"Untuk kasus baru ini berasal dari dapur berbeda. Karena dapur MBG ini masih beroperasi," ujarnya.
Yuyun menambahkan, GOR Kecamatan Cipongkor masih dijadikan posko utama penampungan korban keracunan MBG.
"Kami telah mendirikan beberapa posko pelayanan untuk menampung dan menangani para korban. Korban masih terus berdatangan," kata dia.
Selah dua hari sebelumnya, kasus keracunan massal MBG membuat 393 pelajar dari PAUD-SMK menjadi korban. Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Lia N Sukandar mengatakan, mayoritas korban keracunan telah diperbolehkan pulang ke rumah dengan status rawat jalan.
Adapun dari 393 korban yang terdata, ada 39 yang masih menjalani rawat inap, dan belum diizinkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Para korban MBG ini ditangi di Posko Puskesmas Cipongkor, RSUD Cillin, Posko Kecamatan Cipongkor, RSIA Anugrah, dan Klinik Permata Hati.
Untuk Posko Puskesmas, ada 93 orang siswa yang tercatat sebagai korban keracunan dan semuanya telah diperbolehkan pulang. Di RSUD Cillin, ada 32 orang tercatat sebagai korban dengan 18 orang masih menjalani rawat inap.
Di Posko Kecamatan, ada 240 orang yang terdata dan 238 di antaranya telah diperkenankan pulang. Disanya, dua orang masih dirawat.
Lalu, di RSIA Anugrah, ada 22 orang yang tercatat sebagai korban keracunan dan 13 di antaranya masih menjalani rawat inap. Terakhir, di Klinik Permata Hati ada enam orang yang tercatat dan seluruhnya masih menjalani rawat inap.
Dinkes KBB juga telah merinci gejala-gejala keracunan yang dialami siswa. Mulai dari mual (270 orang), muntah (91), pusing (246), diare (36), sakit kepala (45), lemas (78), sesak (100), demam (52), dan sakit perut (107).