Bandung Barat, IDN Times - Penyelidikan kasus dugaan penyelewengan dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bandung Barat masih berlanjut. Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Cimahi kembali meminta keterangan dari saksi baru.
Bendahara KONI KBB, Ade Suratman yang juga saksi kunci kasus tersebut pun sudah hadir memenuhi undangan. Bendahara sempat dua kali absen dari undangan polisi dengan alasan sakit dan agenda dinas luar daerah.
Kanit Tipikor Polres Cimahi, Iptu Herman Saputra mengatakan, Bendahara KONI sudah memenuhi undangan polisi yang ketiga pada Selasa (22/9/2020) kemarin.
"Pemeriksaan dimulai jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 WIB sore. Bendahara diperiksa terkait aliran dana hibah sebesar Rp10 miliar itu," ungkap Herman saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/9/2020).
Selain ditanyai terkait aliran dana hibah, Bendahara KONI juga menyerahkan sejumlah dokumen catatan arus keuangan KONI Bandung Barat. Untuk lebih lanjut, Tipikor akan mengkaji dokumen yang sudah didapat.
"Kita kaji dulu terkait dokumen yang kita dapat. Di dalamnya ada LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) yang nantinya kita periksa kebenarannya," ujar Herman.
Herman menyampaikan, Tipikor juga akan mengundang Ketua KONI Bandung Barat, Rian Firmansyah. Rian akan dimintai keterangan jika ada keterkaitan arus dana hibah Rp10 miliar itu.
"Ketua sudah pasti kami undang, tapi kami belum tahu kapan. Kami lakukan pengkajian dulu ada keterkaitannya atau tidak. Namun, ketua pasti kami undang. Bagaimanapun juga dia penanggung jawab," sebutnya.
Hingga saat ini, Tipikor sudah memeriksa empat orang saksi yang terdiri dari Sekertaris Umum KONI KBB, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Bandung Barat dan saksi kunci yakni Bendahara Umum KONI KBB.
"Sudah 4 orang yang memenuhi undangan. Sebelumnya BPKD sudah membenarkan bahwa dana hibah sebesar Rp10 miliar sudah dicairkan kepada KONI, selanjutnya kita kaji aliran dana tersebut pada dokumen keuangan yang diberikan Bendum," pungkasnya.