Demo di Cianjur Memanas, Polisi Minta Massa Mundur

- Aksi unjuk rasa gabungan mahasiswa dan pengemudi ojek online di Cianjur berakhir ricuh.
- Bentrokan terjadi setelah massa melempar batu ke arah aparat, sementara polisi membalas dengan menembakkan gas air mata.
- Massa mendesak masuk ke gedung DPRD, merobohkan gerbang utama, dan melanjutkan perlawanan meski ada yang terluka.
Kabupaten Cianjur, IDN Times - Aksi unjuk rasa gabungan mahasiswa dan pengemudi ojek online (ojol) di depan Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, Sabtu (30/8/2025), berakhir ricuh.
Bentrokan pecah setelah massa melempar batu ke arah aparat, sementara polisi membalas dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang berhasil merangsek masuk hingga menjebol gerbang DPRD.
Kericuhan bermula saat peserta aksi mendesak masuk ke dalam gedung DPRD. Namun, pintu gerbang yang terkunci dan dijaga ketat membuat massa tak bisa masuk.
Sekitar 20 menit berorasi, mereka akhirnya merobohkan dua gerbang utama, hingga salah satunya ambruk.
Polisi mencoba menghalau dengan menyemprotkan air menggunakan mobil water canon. Namun massa tak mundur dan justru membalas dengan lemparan batu serta bambu.
Situasi semakin panas hingga aparat terpaksa melepaskan tembakan gas air mata. Meski sempat tercerai-berai, massa kembali berkumpul dan melanjutkan perlawanan.
"Awalnya ada yang mendobrak pagar, kami tidak tahu dari kelompok mana. Dari pihak mahasiswa sebenarnya hanya ingin orasi dan dialog. Tapi karena kejadian itu, polisi menembakkan gas air mata berkali-kali," kata Vito, seorang mahasiswa yang ikut aksi.
Pantauan di lapangan, beberapa demonstran dievakuasi karena sesak napas, sementara sejumlah peserta aksi maupun anggota polisi terluka akibat lemparan batu.
Hingga pukul 17.50 WIB, ketegangan antara massa dan aparat masih berlangsung.
Kapolres Cianjur, AKBP Rohman Yonky Dilatha, sempat turun langsung menenangkan massa. Ia meminta mahasiswa menghentikan aksi.
"Kalian ini saudara kami, adik-adik kami. Dari pihak kami juga ada yang terluka. Tolong mundur, jangan sampai ada korban lagi," ujar Yonky.
Sebelumnya, massa gabungan mahasiswa dan driver ojol Cianjur menggelar aksi menuntut agar kasus kematian seorang pengemudi ojol yang tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) di Jakarta diusut tuntas. Mereka juga menolak kenaikan tunjangan DPR RI di tengah kebijakan efisiensi anggaran.