Demo Aliansi BEM Sukabumi Tolak UU TNI Berakhir Ricuh

Kota Sukabumi, IDN Times - Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sukabumi (ABSI) di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi berujung bentrokan. Demonstrasi yang semula berlangsung damai berubah menjadi ricuh setelah massa mencoba menerobos masuk ke dalam gedung.
Aparat kepolisian yang berjaga merespons dengan tindakan tegas, termasuk menembakkan water cannon ke arah demonstran. Akibat kejadian tersebut, beberapa mahasiswa diamankan, sementara yang lain baik dari sisi mahasiswa maupun anggota polisi mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Ratusan mahasiswa ini turun ke jalan untuk menyampaikan tuntutan terkait pengesahan UU TNI serta menuntut transparansi kebijakan pemerintah. Mereka meminta perwakilan DPRD menemui mereka secara langsung, namun aparat kepolisian menghadang dengan barikade kawat berduri.
Ketegangan mulai meningkat ketika massa tidak diizinkan masuk. Mereka kemudian berusaha mendorong barikade dan melempar cat ke arah polisi. Situasi semakin memanas, memicu aksi dorong-mendorong antara mahasiswa dan petugas keamanan.
Untuk mengendalikan situasi, polisi menembakkan water cannon ke arah massa. Namun, hal ini justru membuat kericuhan semakin tidak terkendali, memaksa aparat untuk kembali menggunakan water cannon guna membubarkan demonstran yang bertahan.
Setelah water cannon ditembakkan untuk kedua kalinya, massa mulai berhamburan ke berbagai arah, termasuk menuju Jalan Dago atau Jalan Ir. H. Djuanda. Di tengah kekacauan, polisi menangkap sejumlah demonstran yang diduga sebagai provokator aksi.
Selain itu, beberapa mahasiswa mengalami luka akibat bentrokan dan dilarikan ke rumah sakit. Beberapa di antaranya mengalami sesak napas, diduga akibat pukulan atau gas air mata yang digunakan untuk membubarkan massa.
"Kena pukul kak. Iya sesak, tadi sudah kami berikan oksigen dan dilarikan ke IGD RSUD Syamsudin SH," ujar salah satu tim medis yang berada di lokasi.
Tembakan water canon ketiga dilakukan usai massa diduga memblokade jalan dan membakar pembatas jalan di Jalan Dago. Massa pun berhamburan dan polisi membubarkan massa termasuk warga yang tengah nongkrong di sekitar Jalan Dago.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan. Mereka menolak militerisasi jabatan sipil, yang dianggap bertentangan dengan semangat reformasi TNI dan supremasi sipil.
Selain itu, mereka mendesak DPR agar lebih transparan dalam membahas revisi RUU TNI serta melibatkan publik dan akademisi dalam prosesnya.
"Kami tidak ingin demokrasi yang sudah diperjuangkan sejak 1998 justru mengalami kemunduran. RUU ini harus dikaji ulang dengan melibatkan publik dan akademisi," kata seorang mahasiswa dalam orasinya.
Tak hanya itu, mahasiswa juga menuntut DPR untuk membuka seluruh rapat pembahasan kebijakan kepada publik serta segera mengesahkan RUU Perampasan Aset Koruptor.
Pantauan IDN Times pukul 19.59 WIB, aparat kepolisian masih berjaga di sekitar Gedung DPRD Kota Sukabumi guna mengantisipasi kemungkinan lanjutan dari aksi demonstrasi. Sementara itu, sebagian massa aksi masih bertahan di sekitar BPK Penabur Kota Sukabumi.