Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dedi Mulyadi Larang Guru di Jabar Kasih PR ke Murid

ilustrasi siswa di sekolah (pexels.com/Max Fischer)

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali membuat kebijakan di sektor pendidikan. Selain memajukan waktu masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB mulai tahun ajaran 2025/2026, Dedi berencana menghapus kegiatan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik.

Penghapusan PR bagi peserta didik, kata Dedi, berkaitan dengan kebijakan penerapan jam malam dan masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor: 58/PK.03/DISDIK tentang Jam Efektif pada Satuan Pendidikan Di Seluruh Jenjang Sekolah.

"Karena anak tidak boleh keluar rumah lebih dari jam sembilan malam tanpa pendamping, tanpa keperluan mendesak yang didasarkan pada izin orangtua, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menghapus pekerjaan rumah bagi anak sekolah," ucap Dedi, Rabu (4/6/2025).

1. Seluruh pekerjaan sekolah tidak dikerjakan di rumah

Dedi Mulyadi di Gedung KPK pada Senin (19/5/2025). (dok. Humas KPK)

Meski begitu, Dedi menjelaskan, pekerjaan rumah ini nantinya bisa dikerjakan oleh siswa-siswi di sekolah masing-masing. Dia menyarankan agar tidak ada tugas dari guru yang harus dikerjakan oleh peserta didik di rumah. 

"Seluruh pekerjaan sekolah dikerjakan di sekolah, tugas sekolah dikerjakan di sekolah, tidak dibawa menjadi beban rumah, di rumah anak-anak tidur rileks, baca buku, olahraga, fokus membantu orangtua," katanya.

2. Siswa sudah diminta tidur jam sembilan malam

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbincang dengan sejumlah siswa saat meninjau program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (5/5/2025). (ANTARA FOTO/Abdan Syakura)

Pemprov Jabar secara resmi sudah mengeluarkan SE terkait jam malam yang melarang siswa beraktivitas di luar rumah pada pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB, maka sudah seharusnya peserta didik mendapat waktu lebih saat berada di rumah.

"Karena mereka (siswa) kan sudah tidur jam 9 (malam) nih. Karena sudah tidur jam 9, maka pekerjaan di sekolah diselesaikan di sekolah," ungkapnya.

3. PR justru kerap dikerjakan oleh orangtua

Kang Dedi Mulyadi Berbicara Saat Rapat (jabarprov.go.id)

Lebih lanjut, Dedi menilai ada kekeliruan dalam pemberian PR untuk siswa. Selama ini kata dia, PR siswa khususnya untuk tingkat dasar justru dikerjakan oleh orangtua. Hal itu dirasakannya sudah keliru, dan lebih baik dikerjakan di sekolah bersama dengan gurunya.

"Karena selama ini kan ada sesuatu yang ironi. Ironinya bagaimana? Gurunya ngasih PR pada muridnya, yang ngerjainnya orangtuanya," kata dia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us