Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Banyak Anak Candu pada Gawai, Ini Solusi Algorithmics

ilustrasi layar pada gadget (pexels.com/pixabay)

Bandung, IDN Times - Kecanduan gadget di kalangan anak-anak menjadi perhatian serius di Indonesia. Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 33,44 persen anak usia dini (0-6 tahun) di Indonesia sudah dapat menggunakan ponsel pada tahun 2022.

Selain itu, 24,96 persen anak-anak di kelompok usia yang sama telah mampu mengakses internet. Data ini menunjukkan bahwa paparan terhadap perangkat digital dan teknologi semakin meluas, bahkan di usia yang sangat muda.

Data tersebut diperkuat oleh laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengungkapkan peningkatan kasus kecanduan gadget di kalangan anak-anak dan berujung pada masalah kesehatan mental, gangguan perilaku, serta berkurangnya kemampuan sosial.

Kondisi ini mengharuskan orangtua untuk lebih peduli terhadap dampak negatif yang mungkin timbul. Mereka perlu peka terhadap kemampuan anak-anak di era modern ini.

1. Pengawasan aktif penting untuk optimalisasi bakat anak

Sekolah Pemrograman Algorithmics Dibuka di Bandung (IDN Times/istimewa)

Pengawasan yang aktif sangat penting untuk mengoptimalkan potensi anak sekaligus mencegah risiko negatif yang tidak diinginkan. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah mencari sekolah yang tepat, yang fokus pada pengembangan keterampilan digital dan pemrograman.

Sekolah seperti ini dapat membantu anak-anak mengasah kemampuan mereka dalam lingkungan yang positif dan mendukung.

Salah satu lembaga yang mendukung pengoptimalan potensi anak tersebut ialah Algorithmics, di mana merupakan sekolah pemrograman internasional yang menawarkan solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.

2. Lembaga yang mendukung potensi anak dalam kemampuan pemrograman

Banyak Anak Candu pada Gawai, Ini Solusi Algorithmics (IDN Times/istimewa)

Melalui program pendidikan pemrograman inovatif, mereka membantu anak-anak mengubah ketergantungan mereka pada gadget menjadi aktivitas yang lebih produktif yang membangun keterampilan penting.

Melalui pembelajaran coding, siswa diajak untuk berpikir secara logis, memecahkan masalah, dan menjadi lebih kreatif—semua elemen kunci untuk menghadapi tantangan dunia digital masa depan.

"Program kami dirancang untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melihat teknologi tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai sarana belajar dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat," ujar Taufiq Wisnu, COO Algorithmics Indonesia, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (5/11/2024).

"Kami yakin dengan keterampilan yang tepat, anak-anak akan lebih percaya diri menatap masa depan mereka dan bahkan bisa membawa perubahan positif melalui teknologi."

Sejak didirikan, Algorithmics telah meluluskan lebih dari 1,1 juta siswa di seluruh dunia, dengan visi untuk menciptakan generasi digital yang kompetitif dan adaptif. Mereka kini telah berdiri di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Bandar Lampung.

3. Tiga manfaat pendidikan pemrograman bagi anak

Ilustrasi belajar bahasa pemrograman(pixabay/StockSnap)

Program pembelajaran di Algorithmics memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak-anak, di antaranya meningkatkan kemampuan berpikir logis dan analitis. Pemrograman mengajarkan anak-anak untuk berpikir secara sistematis dan menemukan  solusi untuk masalah yang kompleks.

Di sisi lain, ada pula manfaat dalam mengasah kreativitas. Dalam manfaat ini, siswa didorong untuk menciptakan proyek-proyek coding yang inovatif, yang tidak hanya mengasah kreativitas mereka tetapi juga memperkuat rasa percaya diri.

Yang terakhir, kata Taufiq, ialah mengurangi kecanduan gadget yang tidak produktif. Dengan mengganti aktivitas pasif menjadi pembelajaran yang produktif, siswa dapat menggunakan teknologi dengan lebih sehat dan seimbang.

"Kisah sukses dari para siswa yang mampu memanfaatkan keterampilan mereka untuk menciptakan solusi inovatif adalah bukti nyata, bahwa dengan dukungan yang tepat, anak-anak bisa mengatasi kecanduan gadget dan mengubah dunia mereka melalui teknologi," ujar Taufiq.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us