Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ambisi Pemprov Jabar Bangun Transportasi Publik Seperti JakLingko!

(Humas/Pemprov Jabar)
(Humas/Pemprov Jabar)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini semakin serius membangun transportasi publik terintegrasi. Salah satu yang kini baru saja dioperasikan yaitu Bus Rapid Transit (BRT) Metro Jabar Trans (MJT), di mana bus ini melayani angkutan warga Bandung Raya.

Bus ini mulanya sudah beroperasi sejak beberapa tahun lalu dengan nama Trans Metro Pasundan, saat itu pengelolaannya juga masih belum sepenuhnya oleh Pemprov Jabar, melainkan masih pemerintah pusat.

Berjalannya waktu, kini berganti nama dan dikelola oleh Pemprov Jabar, dan namanya berganti menjadi MJT. Total ada sebanyak 85 unit bus yang disediakan untuk enam koridor. Adapun enam koridor ini yaitu, Leuwipanjang-Soreang, Kota Baru Parahyangan-Alun-alun Bandung, BEC-Baleendah, Leuwipanjang-Dago, Dago-Jatinangor, Leuwipanjang-Majalaya.

1. Bey puji eksistensi JakLingko

(Humas/Pemprov Jabar)
(Humas/Pemprov Jabar)

Sementara Depo BRT MJT akan berpusat semuanya di Terminal Bus Cicaheum. Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengatakan, kehadiran bus ini nantinya tidak akan menyingkirkan angkot di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.

Bey juga menginginkan, angkot dan transportasi publik lainnya di Bandung Raya dirangkul dan diintegrasikan. Menurutnya hal ini sudah dilakukan oleh Pemprov Jakarta melalui JakLingko.

"Mereka (angkot) komit akan mendukung, dan yang paling penting jangan malu untuk mencontoh Jakarta ya. Itu kan JakLingko bagus, ada satu tarif untuk tiga moda, kalau di Jakarta kan bisa terintegrasi," ujar Bey, dikutip Rabu (1/1/2025).

2. Moda transportasi umum lainnya tengah digodok

(Humas/Pemprov Jabar)
(Humas/Pemprov Jabar)

Saat ini, BRT Metro Jabar Trans tarif sekali jalan dibandrol Rp4.900 untuk umum dan Rp2.000 untuk pelajar. Bey memiliki keinginan sistem pembayaran ini nantinya berlaku untuk beberapa kali perjalanan.

"Saya berharap segera diterapkan yang satu tarif untuk sesama MJT gitu, agar tidak bayar dua kali, jadi cukup satu kali. Jadi dari Dago bisa sampai Padalarang, walaupun berganti MJT-nya," katanya.

Selain BRT, Bey mengungkapkan, Pemprov Jabar dengan pemerintah pusat juga kini tengah menggodok adanya KRL di Cicalengka.

"Minggu depan mungkin saya dengan Pak Menteri Perumahan akan ke Menteri Perhubungan untuk meminta agar disegerakan pembangunan elevated KRL," katanya.

3. Integrasi ditargetkan bisa dilakukan di 2027

(Humas/Pemprov Jabar)
(Humas/Pemprov Jabar)

Sementara Plh Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jabar, Ade Afriandi mengatakan, saat ini tarif yang berlaku hanya sekali jalan. Namun, para penumpang bisa melakukan dua kali atau lebih perjalanan selama dalam batas waktu 90 menit.

"Ya bayar sekali batas waktunya 90 menit. Jadi transitnya kurang dari 90 menit, harga tetap Rp4.900," ucap Ade.

Meski begitu, Ade mengungkapkan, Pemprov Jabar memiliki keinginan semuanya diberlakukan dalam satu tiket dan ini terintegrasi dengan kereta tiket Whoosh. Adapun targetnya sistem ini diterapkan pada 2027.

"Terintegrasi jadi misalkan kalau kita dari rumah naik BRT misalkan ya mau sampai ke Woosh Itu tidak turun beli tiket, turun beli tiket gitu, bisa sekaligus ya," ucapnya.

Sebelumnya Ade mengatakan, dana operasional untuk BRT MJT ini telah disiapkan sebesar Rp121 miliar yang bersumber dari dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk kurun waktu satu tahun.

Adapun operasional BRT Metro Jabar Trans meliputi subsidi tarif, BBM, listrik (Bus Listrik) sopir, sarana prasarana dan pemeliharaan armada.

"Untuk operasional setahun itu Rp121 miliar, tahun yang akan datang harus ada sharing dengan kabupaten/kota yang Bandung Raya," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Azzis Zulkhairil
EditorAzzis Zulkhairil
Follow Us