Alami Hipotermia, Pendaki Asal Bogor Dievakuasi dari Gunung Salak
Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Dua pendaki wanita harus dievakuasi dari Gunung Salak setelah mengalami kelelahan dan hipotermia pada Minggu (20/5/2025) dini hari. Keduanya merupakan bagian dari rombongan pendaki asal Bogor yang melakukan pendakian tanpa bermalam melalui jalur Cimelati, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Proses evakuasi dilaksanakan oleh Tim SAR Khatulistiwa. Mereka mendapatkan kabar bahwa dua pendaki mengalami kondisi membahayakan manusia (KKM).
1. Cuaca buruk, rombongan terpecah saat turun gunung
Insiden bermula saat sepuluh pendaki memulai perjalanan mereka pada Sabtu (19/4/2025) pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Rencana awal mereka adalah melakukan pendakian pulang-pergi dalam satu hari.
Namun, cuaca yang memburuk saat turun dari puncak menyebabkan rombongan terpecah. Lima orang berhasil turun lebih dulu, sedangkan lima lainnya tertinggal di jalur karena dua anggota mengalami kelelahan dan kedinginan hebat.
"Salah satu anggota rombongan turun lebih dulu untuk memberi tahu keluarga mengenai kondisi rekannya. Pihak keluarga kemudian menghubungi Tim SAR Katulistiwa untuk meminta bantuan evakuasi," kata Koordinator Tim SAR Khatulistiwa, Nabil Hamidi, Senin (21/5/2025).
2. Tim SAR bergerak cepat lakukan penyelamatan
Usai menerima laporan, Tim SAR kemudian melakukan persiapan untuk mengevakuasi. Tim mulai bergerak melakukan evakuasi pada pukul 01.35 WIB. Hingga akhirnya pada pukul 03.50 WIB, kedua pendaki perempuan, Sheany (20 tahun) dan Indri (19) ditemukan di Pos 4.
"Indri mengalami hipotermia dan cedera di kaki, sementara Sheany cedera di lutut karena terpeleset dan membentur akar," ujar Nabil.
Lebih lanjut, keduanya dievakuasi ke Pos 3 untuk menerima penanganan awal sebelum dibawa turun untuk perawatan medis.
3. SAR imbau pendaki lebih siap dan waspada
Ketua Yayasan SAR Katulistiwa, Jajang mengingatkan para pendaki untuk lebih mempersiapkan diri sebelum naik ke Gunung Salak. Ia menekankan pentingnya kesiapan fisik dan mental, pemilihan jalur yang sesuai, serta perlengkapan yang memadai.
"Selain itu, jangan lupa untuk tetap menjaga etika pendakian seperti tidak membuang sampah sembarangan dan melestarikan alam," kata Jajang.
