195 Bencana Terjang Majalengka, Terbaru Longsor dan Angin Kencang

- Majalengka rawan bencana musim hujan
- Angin kencang dan longsor terjadi Selasa sore
- BPBD tangani bencana dari pra hingga pasca
Majalengka, IDN Times- Hingga pekan pertama November, sekitar 195 bencana terjadi di Kabupaten Majalengka. Terbaru, bencana terjadi di beberapa titik pada Selasa (4/2025) sore.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Majalengka Agus Tamim mengatakan, secara nasional, daerah ini masuk urutan 373 rawan daerah.
"Per tanggal lima ini di sekitar 195 kejadian ya. Kalau tingkat nasional, kami ada di urutan 373 (daerah rawan bencana)," kata Kalak usai apel gelar pasukan siaga tanggal bencana, Rabu (5/11/2025).
1. Majalengka dikepung becana musim hujan

Geografi Kabupaten Majalengka yang terdiri dari dataran tinggi dan rendah membuat daerah ini masuk rawan bencana setiap kali datang musim hujan.
Majalengka bagian selatan, yang merupakan dataran tinggi, masuk ke dalam daerah rawan tanah longsor. Namun, ada 1 daerah yang masuk rawan banjir.
"Yang longsor itu Kecamatan Malausma, Lemahsugih, Bantarujeg, Cingambul, Talaga. Daerah-daerah selatan itu rawan longsor. Khusus Cikijing ada banjir ya," kata dia.
Di bagian utara Majalengka, bencana banjir kerap terjadi setiap kali masuk musim hujan. "Selanjutnya yang banjir setiap tahun itu ada di daerah Utara Majalengka. Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Kasokandel, Dawuan, Jatiwangi. Daerah-daerah itu adalah yang selalu terkena banjir setiap tahun," jelas dia.
2. Selasa sore, sejumlah bangunan diterjang angin kencang dan longsor

Bencana alam terbaru di Majalengka terjadi pada Selasa (4/11/2025) sore. Sejumlah bangunan terdampak bencana angin puting beliung dan tanah longsor.
"Tiga kejadian. Dua longsor dan satu angin kencang," kata Penata penanggulangan bencana ahli muda bidang kedaruratan dan logistik BPBD Majalengka Rezza Permana.
Untuk bencana angin kencang, terjadi di Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung. Sejumlah pohon tumbang, hingga menutup jalan raya setelah diterjang angin kencang.
Selain itu, angin kencang juga mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami rusak. "Pada hari Selasa pukul 18.00 terjadi bencana cuaca ekstrem yang disebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi disertai angin kencang di Desa Ligung Lor," kata dia.
"Musibah itu berdampak terhadap empat rumah, satu fasilitas umum, dan satu kontrakan," lanjut dia.
Adapun bencana tanah longsor terjadi di Kecamatan Malausma dan Banjaran. Di Kecamatan Banjaran, tanah longsor terjadi di Desa Genteng dan berdampak terhadap satu rumah.
"Lalu di Desa Malausma. Satu pesantren terancam. Dampak dari angin kencang dan tanah longsor ini kerusakan ringan sampai sedang," jelas dia.
3. Beberapa langkah BPBD tangani bencana

Sementara itu, terkait penanganan bencana, ada beberapa langkah yang dilakukan BPBD. Penanganan itu dilakukan dari pra hingga pasca.
"Ada yang namanya siklus bencana. Sebelum kejadian bencana, kami juga ada bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana. Artinya, sebelum kejadian bencana, kami selalu sampaikan informasi kepada masyarakat, bagaimana pencegahan dan kesiapsiagaan kita menghadapi," Kalak BPBD Agus Tamim.
"Bila terjadi bencana, kami juga ada bidang kedaruratan dan logistik. Bagaimana membantu terdampak bencana. Kita meringankan dulu orang yang terkena bencana," lanjut Agus.
Penanganan terkait pascabencana, kata Agus, menyelamatkan korban menjadi prioritas penanganan BPBD. "Selanjutnya pascabencana. Apakah ada fasilitas umum yang terganggu. Nah baru ada bidang rehab dan rekons," kata Kalak.
Untuk penanganan pascabencana, Agus menjelaskan pihaknya berkoordinasi dengan OPD lain. "Untuk memulihkan secara total, itu kami bekerjasama dengan OPD lain ya. Ada Dinsos, Dinkes, dan lain-lain," papar dia.













