19 Orang Masih Dirawat di RS Lembang Usai Keracunan MBG
- Pasien datang sejak kemarin malam Sebanyak 21 orang dirawat di RSUD Lembang akibat keracunan makanan dari sekolah. Mayoritas mengalami gangguan pencernaan, mual, dan sesak napas.
- Kondisi pasien sudah membaik Hampir semua pasien mengalami perbaikan kondisi setelah perawatan di rumah sakit. RSUD Lembang juga menyiapkan langkah antisipasi jika ada tambahan pasien baru.
- Ada orangtua siswa yang ikut keracunan Selain siswa, satu orangtua siswa juga ikut mengalami gejala keracunan karena memakan makanan yang dibawa pulang dari sekolah. Faktor
Bandung, IDN Times - Sebanyak 21 orang dilarikan ke RSUD Lembang akibat dugaan keracunan makanan yang dikonsumsi di salah satu sekolah. Dari jumlah tersebut, 19 orang masih menjalani perawatan hingga Rabu (29/10/2025) pagi.
“Per pagi ini jam 8 jumlah pasien yang berkunjung akibat keracunan makanan sekitar 21 orang yang dirawat 19 orang,” ujar Direktur RSUD Lembang, Muhammad Hidayat.
1. Pasien datang sejak kemarin malam
Menurut Hidayat, pasien mulai berdatangan sejak Selasa (28/10/2025) malam. Awalnya, rumah sakit hanya menyiapkan enam tempat tidur, tapi jumlah pasien terus bertambah hingga mencapai kebutuhan 24 tempat tidur.
Mayoritas pasien mengalami gejala seperti gangguan pencernaan, mual, hingga sesak napas. “Banyaknya keluhan pencernaan, mual pusing nyeri ulu hati, mules, ada beberapa juga yang sesak. Muntah beberapa gejala ringan- sedang,” ujarnya.
2. Kondisi pasien sudah membaik

Hidayat memastikan kondisi pasien saat ini sudah berangsur membaik. Mereka tinggal menunggu kedatangan dokter lagi untuk melakukan pemeriksaan ulang sebelum diperbolehkan pulang.
"Hampir semuanya mengalami perbaikan, yang tadi malam gangguan pencernaan, sesak, sekarang sudah berkurang dan menunggu visit dokter. Mudah-mudahan hari ini diperbolehkan pulang,” ungkapnya.
Saat ini RSUD Lembang juga menyiapkan langkah antisipasi jika ada tambahan pasien baru.
“Kami menyiapkan SDM, mobilisasi unit lain untuk back up kalau ada lonjakan, obat-obatan dan farmasi sudah disiapkan juga,” kata Hidayat.
3. Ada orangtua siswa yang ikut keracunan

Berdasarkan hasil wawancara tim medis, gejala mulai muncul beberapa jam setelah para siswa makan di sekolah. Selain siswa ada satu orangtua siswa yang juga ikut mengalami gejala karena memakan makanan yang dibawa pulang dari sekolah.
“Satu orang orangtua siswa, makan MBG karena anaknya tidak makan di sekolah, dibawa pulang, dimakan, baru bergejala,” ujarnya.
Hidayat menambahkan, pihaknya belum dapat memastikan faktor penyebab pasti dari keracunan tersebut.
“Belum paham sampai situ. Dari jumlah yang dikonsumsi kemudian dari waktu mulai dikirim waktu makan, makin lama makin terkontaminasi,” kata dia.

















