Ridwan Kamil-Ustadz Baequni Duduk Satu Kursi Bahas Simbol Iluminati

Tidak ada niatan Baequni untuk menjatuhkan nama Ridwan Kamil

Bandung, IDN Times - Gubernur Ridwan Kamil akhrinya duduk satu kursi dengan Ustadz Baequni. Pertemuan ini merupakan puncak dari perselisihan yang terjadi di media sosial di mana masyarakat mempermasalahkan desain Masjid Al-Safar, hasil desain Ridwan Kamil, yang disebut sarat makna iluminati.

Kegiatan diskusi dilakukan di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Senin (10/6). Selain Ridwan Kamil dan Ustadz Baequni, hadir pula Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rahmat Syafei.

Pemaparan pertama mengenai lambang iluminati dimulai oleh Ustadz Baequni. Dia mengatakan, segitiga merupakan simbol yang digunakan zionis Yahudi dalam berbagai hal. Lambang ini pula yang dipakai mereka untuk mensifatkan Tuhan yang mereka tunggu.

Menurut Baequni, dari buku yang dipelajari mengenai kebangkitan kaum Yahudi, mereka menyimbolkan iblis dengan lambang segitiga ke bawah, sedangkan dajjal dengan segitiga ke atas. Sehingga ketika keduanya dipertemukan akan memunculkan lambang Yahudi yang sekarang menjadi bendera Israel.

1. Punya tiga tujuan khusus

Ridwan Kamil-Ustadz Baequni Duduk Satu Kursi Bahas Simbol IluminatiIDN Times/Debbie Sutrisno

Baequni menjelaskan, kaum zionis internasional memiliki tiga hal besar yang ingin mereka lakukan. Pertama, mengumpulkan seluruh kaum Yahudi di seluruh dunia di bawah misi kembali ke Tanah Air yang dijanjikan 'Deklarasi Altaour Balfour 1917'.

Kedua, mendirikan negara yang berdaulat di atas tanah merah Palestina , 14 Mei 1948. Dan terakhir, menanamkan pengaruh atas dunia di berbagai bidang kehidupan menuju terbentuknya The New World Order.

"Salah satunya mereka memasukan dalam ilmu aristektur," ujar Baequni.

2. Berharap ada pertemuan kembali membahas persoalan Yahudi

Ridwan Kamil-Ustadz Baequni Duduk Satu Kursi Bahas Simbol IluminatiIDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam pemaparan yang dijabarkan kepada jamaah, Baequni merasa waktu yang diberikan terbatas. Meski demikian dia bersyukur bisa mengikuti pertemuan ini dan menjelaskan apa yang selama ini dia pikirkan kepada masyarakat.

Dia menyebut apa yang selama ini dijelaskan dalam ceramah di berbagai daerah, Baequni ingin mengingatkan bahwa Yahudi tidak pernah berhenti memerangi kaum muslimin sampai kita mengikuti jalan mereka. Keinginan tersebut muncul karena Yahudi merasa tidak lama lagi akan berada di puncak dunia.

"Saya tidak mungkin menjelaskan semua. Karena itu saya secara pribadi terbuka (menjelaskan), Insya Allah. Dan saya berharap ada lagi forum seperti ini berdialog sampai tuntas hingga ada kesepakatan antar-ulama dengan umaro yang ditengahi MUI pusat, itu yang saya harapkan," paparnya.

3. Tidak ada niatan menjatuhkan Ridwan Kamil

Ridwan Kamil-Ustadz Baequni Duduk Satu Kursi Bahas Simbol IluminatiDok. IDN Times

Saat disinggung mengenai ceramah yang dianggap menjatuhkan nama Ridwan Kamil, Baequni memastikan tidak ada niatan dia melakukan hal tersebut. Selama ini Baequni mengklaim sudah membahas berbagai simbol serupa yang ada di masjid bukan hanya Masjid Al-Safar. Dengan demikian, pembahasan terhadap bentuk masjid kali ini tidak ada hubungannya dengan menjelek-jelekan seseorang termasuk Gubernur Jawa Barat.

"Saya hanya menyampaikan bahwa ada sistem pemerintahan yang sedang dibangun oleh mereka yang di mana sistem ini akan jadi jebakan bagi siapapun, bagi saya juga bisa termasuk Pak Ridwan Kamil. Maka kita sebagai seorang muslim harus berhati-hati dalam memandang hal itu semua," kata dia.

Mengenai sanggahan Ridwan Kamil atas desain masjid yang sarat akan lambang iluminati, Baequni menyebut hal tersebut lumrah. Sebab dia sebagai seorang arsitek memiliki ilmu untuk mendesain apapun dengan ilmu yang dimiliki.

Baca Juga: 88 Ruang Dagang di Pasar Ujung Berung Ludes Terbakar

Baca Juga: Rawan Kebakaran, Pemkot Bandung Segera Audit Seluruh Pasar Tradisional

4. Ulama harus bersepakat mengenai simbol tertentu agar umat tidak bingung

Ridwan Kamil-Ustadz Baequni Duduk Satu Kursi Bahas Simbol IluminatiIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Ridwan Kamil berterimakasih atas pertemuan ini. Dengan kegiatan ini dia bisa bersilaturahmi sekaligus menjabarkan kepada masyarakat polemik yang ramai di media sosial mengenai desain Masjid Al-Safar.

Terkait dengan bentuk segitiga yang disebut lambang zionis, Emil, sapaan akrabnya, memastikan tidak ada itikad memasukan pemikiran Yahudi dalam desain masjid. Terlebih selama ini dalam ilmu arsitektur tidak ada pemahaman khusus bahwa bentuk segitig adalah simbol aliran tertentu yang kemudian di larang dalam satu agama.

"Intinya saya sebagai muslim akan taat pada ulama. Cuma bersepakatlah dahulu karena umat bingung kalau tidak bersepakat. Kalau sudah sepakat peradaban Islam berikutnya lebih tenang tanpa perbedaan pandangan," kata Emil.

5. MUI sebut tidak ada aturan khusus dalam mendesain masjid

Ridwan Kamil-Ustadz Baequni Duduk Satu Kursi Bahas Simbol IluminatiIstimewa

Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei mengatakan, saat ini dalam kajian MUI pusat tidak ada simbolik atau tekstual khusus dengan kaidah penafsiran ilmu fiqih dan ilmu tafsir. Menurutnya, perbedaan dalam berbagai hal termasuk desain rumah ibadah seperti masjid merupakan hal wajar. Justru yang paling penting adalah bagaimana menghargai perbedaan pendapat yang mampu menjaga persatuan sesama umat Islam.

"Pertemuan ini pun sengaja diadakan untuk memperkuat itu. Tidak ada yang merasa paling benar dalam hal ini," ungkap Rahmat.

Mengenai perselisihan simbol segitiga yang disebut mengagungkan Yahudi, Rahmat akan berkomunikasi kembali dengan MUI pusat guna memperjelas hal-hal yang sekarang ramai diperbincangkan masyarakat. Sebelum ada kepastian tersebut, masyarakat diharap lebih teliti dan meniatkan ibadah di manapun atas dasar Allah, bukan melihat dulu di mana tempat mereka beribadah.

Baca Juga: Ini Penampakan Masjid Al-Safar yang Viral Dituding Simbol Iluminati

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya