Pemkot Bandung Petakan Sekolah Pelajar yang Ikut Aksi Vandalisme

Mereka akan diberikan pembelakan bela negara

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung sudah mendapat data mengenai alamat dan sekolah para pelajar yang mengikuti aksi vandalisme di sekitaran Monumen Perjuangan dan Jalan Cikapayang, Rabu (1/5). Dengan data tersebut, Pemerintah Kota (pemkot) akan segera memetakan asal sekolah pelaku vandalisme tersebut.

"Nanti dinas pendidikan akan coba mengecek, karena sudah terpetakan kemarin oleh Polrestabes dan Kodim itu sekolah-sekolah mana saja yang kemarin ikut terlibat," ujar Yana usai mengikuti pembukaan rapat pleno rekapitulasi KPU Bandung di Hotel Horison, Kamis (2/5).

1. Berikan pembekalan bela negara

Pemkot Bandung Petakan Sekolah Pelajar yang Ikut Aksi VandalismeIDN Times/Debbie Sutrisno

Yana menuturkan, pemkot dan aparat kepolisian akan memberikan penyuluhan kepada anak-anak yang saat ini diamankan di Mako Brimob, Jatinangor. Penyuluhan ini penting karena mayoritas dari mereka yang ikut aksi vandalisme maupun aksi lainnya pada saat peringatan May Day merupakan siswa sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA).

Pemkot Bandung pun prihatin dengan apa yang dilakukan para siswa tersebut. Karena mereka seharusnya bisa menjadi calon penerus bangsa yang berwatak baik.

Guna meminimalisir kejadian serupa terulang di Kota Bandung, pemkot akan memberikan pembekalan bela negara kepada para pelajar yang tertangkap maupun sekolah-sekolah di Kota Bandung.

"Mudah-mudahan kita bisa memberikan itu (pembekalan bela negara) juga ya. Tapi intinya pemkot berharap semua pihak menjaga kondusifitas Kota Bandung," ujar Yana.

2. Lakukan aksi pada saat May Day

Pemkot Bandung Petakan Sekolah Pelajar yang Ikut Aksi VandalismeIstimewa

Sebelumya, Kepolisian dari Polrestabes Bandung mengamankan ratusan pelajar yang diduga melakukan aksi vandalisme. Mereka melakukan aksi dengan mencorat-coret berbagai fasilitas umum yang ada di sekitar monumen perjuangan.

Kasatreskim Polrestabes bandung AKBP Muhammad Rivai mengatakan, para pelajar yang berasal dari berbagai daerah ini berusaha menyusupi aksi May Day karena mereka tidak masuk dalam kelompok yang melakukan aksi. Setelah menyusupi mereka kemudian berpisah dan melakukan aksi vandalisme di beberapa tempat.

"Anak anak SMP, SMA juga dari kelompok sekolah di sekitar Kota Bandung," ujar Rivai saat diwawancarai wartawan di sekitar Monumen Perjuangan.

Rivai menuturkan, aksi ini terbilang sudah dalam perencanaan karena mereka membawa alat mulai dari cat semprot, senjata tajam, dan beberapa alat lain. Mereka juga ada yang disinyalir dalam keadaan mabuk karena dari tas yang diamankan ada beberapa botol minuman keras.

Baca Juga: [Breaking] Ratusan Pelajar Diamankan Lakukan Vandalisme saat Mayday

Baca Juga: Ratusan Pelajar yang Diduga Lakukan Vandalisme Dibawa ke Mako Brimob

3. Digunduli sebelum dipindahkan ke Mako Brimob

Pemkot Bandung Petakan Sekolah Pelajar yang Ikut Aksi VandalismeIDN Times/Debbie Sutrisno

Setelah disisir kembali, Polrestabes Bandung berhasil mengamankan lebih dari 600 pelajar yang diduga melakukan aksi pengrusakan dan ikut serta memperkeruh kegiatan May Day. Mereka semua dikumpulkan di kantor Polrestabes untuk kemudian digunduli oleh aparat.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Irman Sugema, mengatakan, para perusak ini dikumpulkan untuk diidentifikasi alamatnya. Selain itu kepolisian pun mulai menginterograsi sejumlah anak terkait dengan maksud dari aksi yang dilakukan.

Ada beberapa orang yang diperiksa secara intensif. Sementara ratusan lainnya hanya dilakukan pendataan saja. "Ada yang kita periksa intensif. (Penahanan) belum tahu," tuturnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, dari informasi sementara yang dihimpun pihak kepolisian, mereka yang melakukan aksi vandalisme menamakan diri sebagai Anarcho. Mereka sengaja datang dengan menggunakan kaus hitam-hitam di tengah kerumunan aksi May Day.

"Kita masih melakukan pendalaman. Semua akan diproses dan kami serahkan ke penyidik Polres Bandung. Ini nanti akan terjawab," ujarnya.

Terkait adanya diduga pelaku yang masih di bawah umur, Trunoyudo menuturkan, mereka akan diperlakukan sesuai dengan azas undang-undang perlindungan anak. Penyidik pun akan melakukan penyidikan secara khusus.

"Akan didalami satu per satu bagaimana mereka bisa melakukan kegiatan ini, bagaimana mereka berkumpul, karena ini dilakukan secara sistematis dan merugikan warga," ujarnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya