Perluasan BRT, Ridwan Kamil Curhat Bupati/Wali Kota Jabar Ogah Nurut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil alias Emil curat soal perluasan area Bus Rapid Transit (BRT) di kabupaten dan kota yang ada di Jabar. Hingga kini perluasan ini membutuhkan aturan hukum kuat dari kepala daerah.
Menurutnya, BRT sendiri sudah di-launching sejak tahun lalu, bus juga sudah berjalan dan melayani beberapa koridor yang ada di wilayah Bandung dan sekitarnya.
"Semua urusan transportasi publik, khususnya di Bandung raya kami butuh payung hukum dulu. Kami launching tapi walikotanya teu narurut, kumaha? (Enggak nurut bagaimana?)," ujar Emil, Sabtu (14/1/2023).
1. Dirut dan kantor BRT akan diresmikan bulan ini
Emil mengatakan, transportasi BRT sendiri tidak hanya bisa diaplikasikan untuk Kota Bandung dan sekitarnya. Beberapa daerah lain di Jabar juga bisa diaplikasikan untuk mengurangi persoalan transportasi publik.
"Bulan-bulan ini kita akan meresmikan kantor dan dirut atau CEO dari badan pengelola cekungan Bandung. Mereka akan mengurusi tiga hal termasuk tata guna lahan, transportasi," ucapnya.
2. Jangan ada kesimpulan BRT tidak dikerjakan
Emil menegaskan, Pemprov Jabar tidak lepas tangan soal urusan transportasi publik. Meski kewenangan banyaknya berada di ranah kabupaten/kota, Pemprov Jabar turut membuat kebijakan dalam persoalan ini.
"Jadi dikerjakan, jangan disimpulkan tidak dikerjakan. Dikerjakan, kita rilis BRT di bulan lalu, tahun ini banyak rute juga. Apalagi diramaikan dengan (pembangunan) masjid (Al Jabbar) yang gak apple to apple," katanya.
3. Emil meresmikan BRT tahun lalu, satu bus tidak gunakan BBM
Sebelumnya, Emil mengatakan, saat ini transportasi umum bus bertenaga listrik dari BRT sudah terdapat di delapan di Kota Bandung. Bus ini melayani beberapa rute khusus di wilayah Kota Bandung.
"Bus ini rute BRT untuk kota Bandung, alhamdulillah produksi dalam negeri dari PT INKA di Jawa Timur dengan kapasitas 19 plus berdiri lima, berarti sekitar 25-an penumpang," ujar Emil di Hotel Grand Preanger, Bandung, Sabtu (24/12/2022).
Selain bus, Emil mengungkapkan, transportasi publik lainnya juga akan menggunakan tenaga listrik, salah satu-satunya angkutan umum alias angkot. Sehingga, para sopir angkot dan pengelola harus bersiap.
"Supir angkot jangan khawatir nanti semua ekosistem angkot dikonversikan angkotnya bagian dari konsorsium transportasi publik ini," ucapnya.
Baca Juga: Rute BRT Terbatas, Undip Semarang Pilih Operasikan 4 Bus Kampus
Baca Juga: Proses Kaji Trayek dan Armada, BRT Bandar Lampung Segera 'Hidup' Lagi