Disdik Jabar Bantah Ada Klaster COVID-19 dalam PTM Terbatas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) membatah adanya klaster COVID-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di Jabar. Sampai saat ini belum ada laporan kasus klaster corona dari cabang-cabang dinas pendidikan daerah.
"Kita sudah cek, tidak ada satu pun klaster PTM. Akhirnya kita mencoba mengecek ke jejaring dari sumber yang ada, ternyata sumber itu dan diklik, juga tidak muncul datanya," ujar Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, Sabtu (25/9/2021).
1. Kadisdik Jabar anggap ada salah paham soal data
Dugaan adanya klaster COVID-19 muncul ke publik setelah data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tersiar. Dalam data tersebut, disebutkan adanya 149 klaster sekolah di Jabar selama PTM.
"Kita konfirmasi ke teman-teman di Pusdatin dan Kemdikbud ternyata ada salah paham, miskomunikasi," ungkap Dedi.
2. Berharap tidak ada klaster COVID-19 dari PTM
Adapun soal rilis itu, Dedi menanggapi bahwa klaster PTM yang dilaporkan ini lebih kepada data siswa yang pernah terpapar COVID-19. Adapun untuk kasus klaster di lingkungan sekolah saat PTM belum ditemukan.
"Kita doakan agar seluruh anak-anak di Jabar bisa melakukan dan mendapatkan hak belajar dan sehat," katanya.
3. Berdasarkan evaluasi belum ditemukan klaster COVID-19
Jika dalam perjalanan ada kasus klaster COVID-19 di lapangan, Dedi bilang, Disdik Jabar akan bertindak dan memberikan penanganan dan melakukan evaluasi terhadap PTM yang sudah digelar.
"Evaluasi kami digelar di seluruh cabang dinas yang mengirim laporan. Alhamdulillah tidak ada klaster yang terpapar PTM," kata dia.
4. Ridwan Kamil anggap data itu belum valid
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menepis adanya pemberitaan 149 sekolah menjadi klaster penyebaran virus corona (COVID-19) saat menggelar PTM terbatas.
"Laporan hari ini datanya itu belum valid, kira-kira begitu. Sudah cek datanya ke pusat dan belum terkonfirmasi," ujar Emil dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/9/2021).
Menurut Emil, ketika ada data siswa yang terpapar penyebaran di sebuah sekolah maka ada laporan ke pihak komite juga dinas pendidikan sekitar. Data itu kemudian bisa dihimpun untuk kemudian disetorkan ke pemerintah pusat.
Namun, data mengenai informasi klaster sampai sekarang belum juga didapat dinas pendidikan.
"Disdik Jabar sudah mengecek dan hasilnya belum dikonfirmasi. Tapi ini biasa sudah langsung dijadikan sumber viral," ungkal Emil.
Baca Juga: Siapkan 1.253 Kuota, Disdik Jabar Kembali Jalan Program JFLS 2021
Baca Juga: Disdik Jabar Gelar Lomba Foto PPKM untuk Siswa dan Tenaga Pendidik