5 Tips Jadi Soft Spoken, Bukan Suara yang Dikecilin!

Banyak orang salah paham soal konsep soft spoken, seolah-olah jadi soft spoken itu cuma soal mengecilkan volume suara aja. Padahal, soft spoken itu lebih dari sekadar cara ngomong pelan, lho.
Soft spoken sebenarnya tentang bagaimana kamu menyampaikan sesuatu dengan tenang, sopan, dan tetap terdengar jelas tanpa harus mendominasi percakapan.
Menjadi soft spoken itu bukan berarti jadi lemah atau gak punya pendirian. Justru, orang yang soft spoken biasanya lebih didengar dan dihormati karena mereka tahu cara berbicara dengan penuh ketenangan dan kesabaran.
Bukan hanya di lingkungan kerja, tapi juga dalam pergaulan sehari-hari, gaya komunikasi ini bisa bikin orang lebih nyaman ngobrol sama kamu. Nah, kalau kamu pengen jadi orang yang soft spoken tapi tetap punya impact saat ngomong, ada beberapa hal yang bisa kamu latih.
Yuk, simak lima tips berikut!
1. Kontrol tempo bicara, jangan tergesa-gesa

Sering kali, orang yang ngomong terlalu cepat justru bikin pesannya susah dipahami. Saat kita berbicara dengan kecepatan tinggi, otak lawan bicara gak selalu bisa menangkap semua informasi dengan jelas.
Akibatnya, mereka bisa kehilangan inti dari apa yang mau kamu sampaikan. Orang yang soft spoken paham bahwa berbicara dengan tenang dan santai lebih efektif daripada ngomong buru-buru.
Coba perhatikan cara orang-orang yang komunikasinya enak didengar, seperti pembicara profesional atau penyiar berita. Mereka gak terburu-buru saat berbicara, tapi tetap terdengar tegas dan jelas.
Kalau kamu sering ngomong cepat karena gugup, latih diri buat mengambil napas dalam sebelum mulai berbicara. Biasakan juga buat memberikan jeda di antara kalimat, biar percakapan lebih mengalir dan lebih nyaman buat didengar.
2. Gunakan nada yang stabil, jangan terlalu naik-turun

Nada suara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa bikin komunikasi jadi gak nyaman. Misalnya, kalau nada kamu terlalu tinggi, bisa terkesan marah atau terlalu bersemangat. Sebaliknya, kalau terlalu rendah, bisa terdengar seperti kurang percaya diri atau bosan.
Soft spoken bukan berarti berbicara monoton, tapi menggunakan nada yang stabil dan tenang.
Coba latih cara berbicara dengan merekam suara sendiri. Dengar kembali dan perhatikan apakah ada bagian yang terlalu naik atau turun. Salah satu trik buat menjaga nada suara tetap stabil adalah dengan berbicara sambil membayangkan bahwa kamu sedang menjelaskan sesuatu ke anak kecil.
Nada suara yang lembut tapi jelas akan terdengar lebih nyaman dan enak buat didengar.
3. Fokus pada pemilihan kata yang tepat

Menjadi soft spoken gak cuma soal nada dan volume, tapi juga soal kata-kata yang kamu gunakan. Orang yang soft spoken tahu cara memilih kata-kata dengan bijak, sehingga mereka bisa menyampaikan pendapat tanpa terdengar menggurui atau menyerang.
Misalnya, daripada bilang, "kamu salah, harusnya begini," lebih baik bilang, "mungkin ada cara lain yang bisa dicoba."
Pemilihan kata yang tepat bisa menghindari kesalahpahaman dan bikin orang lebih nyaman saat mendengar pendapat kamu. Selain itu, orang yang soft spoken juga menghindari kata-kata kasar atau sarkasme yang bisa menyakiti orang lain.
Semakin kamu terbiasa memilih kata yang baik, semakin besar kemungkinan orang lain menghargai apa yang kamu katakan.
4. Perhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah

Kadang, yang bikin seseorang terdengar agresif bukan cuma suara, tapi juga ekspresi wajah dan gerak tubuhnya. Orang yang soft spoken cenderung punya bahasa tubuh yang lebih santai dan terbuka, bukan yang kaku atau terlalu ekspresif.
Misalnya, mengangguk pelan saat mendengarkan, tidak terlalu banyak gestur berlebihan, dan tetap menjaga kontak mata yang natural.
Kalau kamu sering merasa suaramu terdengar tegas atau terlalu keras, coba periksa bahasa tubuhmu. Bisa jadi, tanpa sadar kamu sering melipat tangan saat bicara atau menggerakkan tangan terlalu agresif, yang bikin lawan bicara merasa gak nyaman.
Latih diri buat lebih rileks dan gunakan bahasa tubuh yang lebih tenang supaya kesan soft spoken kamu makin terasa.
5. Dengarkan dengan sungguh-sungguh, jangan sekadar menunggu giliran bicara

Salah satu ciri khas orang yang soft spoken adalah mereka lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Mereka gak buru-buru menyela atau mengubah topik, tapi benar-benar memberi perhatian penuh pada orang yang sedang berbicara.
Ini bukan cuma soal sopan santun, tapi juga cara menunjukkan bahwa kamu menghargai pendapat orang lain.
Saat seseorang sedang berbicara, coba fokus pada apa yang mereka katakan tanpa langsung berpikir untuk membalas. Beri jeda sebelum merespons, tunjukkan bahwa kamu benar-benar memahami poin yang mereka sampaikan.
Dengan cara ini, orang lain akan lebih nyaman ngobrol sama kamu dan lebih menghargai setiap kata yang kamu ucapkan.
Menjadi soft spoken bukan berarti harus mengecilkan suara atau jadi orang yang pendiam. Ini tentang bagaimana kamu berbicara dengan tenang, jelas, dan penuh pertimbangan.
Gaya komunikasi yang lebih tenang dan santai bisa bikin orang lebih nyaman berbicara dengan kamu, baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, kalau kamu ingin menjadi seseorang yang lebih soft spoken, mulai latih kebiasaan ini dari sekarang dan rasakan perbedaannya!