Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kalau Kamu Sudah Terjebak dalam Krisis Keuangan

Ilustrasi seorang wanita kehabisan uang
Ilustrasi seorang wanita kehabisan uang (www.pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Gaji habis sebelum akhir bulan
  • Bergantung pada utang untuk kebutuhan sehari-hari
  • Tidak punya dana darurat sama sekali
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Situasi krisis keuangan itu harus menunggu dulu satu hal ekstrem seperti tidak punya uang sama sekali. Dalam kehidupan sehari-hari, krisis keuangan justru sering datang secara halus dan perlahan. Bukan lewat saldo saja yang menjadi nol, melainkan lewat kebiasaan kecil yang awalnya terasa normal, bahkan terasa wajar. Tanpa disadari, kondisi ini bisa berlangsung berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Krisis keuangan bisa menyamar dari kemudahan transaksi digital. Dompet digital, paylater, dan cicilan instan membuat hidup seperti terasa baik-baik saja di permukaan. Namun, di balik itu semua, ada tekanan finansial yang pelan-pelan menggerogoti ketenangan hidup kamu. Jika kamu merasa uang selalu habis tanpa tahu ke mana perginya, bisa jadi kamu sudah berada di fase krisis ini. Berikut lima tanda jika kamu sudah terjebak dalam krisis keuangan.

1. Gaji datang, tapi selalu habis sebelum akhir bulan

Ilustrasi kehabisan uang.
Ilustrasi kehabisan uang (www.pexels.com/Nicola Barts)

Salah satu tanda paling umum dari krisis keuangan adalah gaji yang terasa hanya lewat begitu saja. Kamu baru saja merasakan kebahagiaan saat melihat saldo rekening bertambah, lalu teringat semua pengeluaran wajib yang sudah menunggu. Itulah yang membuat gaji terasa seperti menghilang tanpa jejak. Bahkan sebelum pertengahan bulan, saldo kamu sudah menipis dan mulai mengandalkan sisa-sisa dari dompet digital atau tabungan kecil yang ada.

Masalahnya sering bukan pada besar kecilnya gaji, melainkan pada tidak adanya kendali atas aliran uang. Tanpa perencanaan yang jelas, pengeluaran kecil yang tampak sepele justru menumpuk dan menjadi beban besar. Ketika kondisi ini terjadi terus-menerus, itu adalah sinyal kuat bahwa keuangan sedang tidak sehat.

2. Mulai bergantung pada utang untuk kebutuhan sehari-hari

Ilustrasi sedang kebingungan .
Ilustrasi sedang kebingungan (www.pexels.com/Karola G)

Utang sebenarnya bukan hal yang buruk. Namun, ketika utang mulai digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, transportasi, atau tagihan bulanan, itu adalah tanda bahaya. Apalagi jika utang tersebut berbentuk paylater atau pinjaman online dengan bunga yang tidak kecil.

Ketergantungan pada utang menciptakan lingkaran yang sulit diputus. Penghasilan bulan ini habis untuk menutup utang bulan lalu, sementara kebutuhan bulan berjalan kembali ditutup dengan utang baru. Jika dibiarkan, kondisi ini akan semakin menekan dan membuat ruang bernapas keuangan makin sempit.

3. Tidak punya dana darurat sama sekali

Ilustrasi dana darurat.
Ilustrasi dana darurat (www.pexels.com/Karola G)

Minimnya pengetahuan terkait pentingnya dana darurat bisa menjadi masalah kedepannya, terutama bagi anak muda. Banyak yang merasa selama masih sehat dan punya penghasilan, semuanya akan baik-baik saja. Sayangnya, hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana.

Ketika kamu tidak punya dana darurat, satu kejadian kecil saja bisa mengguncang keuangan. Seperti motor rusak, sakit, atau kecelakaan bisa langsung memaksa kamu berutang. Ketidaksiapan ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan berada di zona rawan bahkan berbahaya.

 

4. Selalu cemas setiap ada pengeluaran tidak terduga

Ilustrasi rasa cemas.
Ilustrasi rasa cemas (www.pexels.com/Andrew Neel)

Apakah kamu pernah merasa geilisah jika mendapat beberapa undangan pernikahan temanmu? Rasa cemas karena harus ngamplop. Perasaan berlebihan terhadap pengeluaran kecil sering menjadi indikator tekanan finansial yang cukup serius. Kecemasan ini bukan soal pelit atau tidak, tetapi karena keuangan kamu memang tidak punya ruang fleksibel.

Ketika semua uang sudah dipatok untuk bertahan hidup, pengeluaran tak terduga terasa seperti ancaman. Jika kondisi ini terus terjadi, artinya krisis keuangan sudah mulai memengaruhi kesehatan mental.

5. Tidak punya tujuan keuangan yang jelas

Ilustrasi perhituangan keuangan.
Ilustrasi perhituangan keuangan (www.pexels.com/Karola G)

Tanda terakhir yang sering luput disadari adalah kamu tidak punya tujuan keuangan. Uang terasa hanya datang dan pergi begitu saja tanpa arah. Tidak ada tabungan yang dituju, tidak ada rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa tujuan, keuangan mudah terombang-ambing oleh keinginan sesaat dan tekanan sosial. Setiap kamu melihat diskon, atau ajakan nongkrong bisa saja langsung menggerus saldo rekening. Ketika uang tidak diarahkan ke tujuan yang jelas, krisis keuangan bukan lagi kemungkinan, tetapi kemyataan.

Apakah kamu sudah mengatur keuangan dengan benar? Jika belum, atur keuanganmu segera sebelum terlambat. Tulis komentarmu di bawah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest Life Jawa Barat

See More

5 Skill Ini Wajib Diasah Introvert di 2026, Biar Tetap Unggul di Dunia Kerja

21 Des 2025, 21:00 WIBLife