Walikota Terpilih Diharap Bisa Jaga Kawasan Bandung Utara

Bandung, IDN Times - Kawasan Bandung Utara menjadi salah satu titik krusial untuk kesejahteraan warga karena bisa meminimalisir bencana yang terjadi di kawasan lainnya. Untuk itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara menegaskan pentingnya menjaga Kawasan Bandung Utara (KBU) sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan di Kota Bandung.
Ia mengingatkan, KBU merupakan elemen vital yang tidak hanya berdampak pada ekosistem Kota Bandung, tetapi juga pada wilayah Bandung Raya secara keseluruhan.
“KBU harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk para calon pemimpin Kota Bandung mendatang. Kelestarian KBU menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya Pemkot, tetapi juga DPRD, pemerintah kabupaten, swasta, partai politik, dan masyarakat,” ujarnya melalui siaran pers dikutip IDN Times, Minggu (24/11/2024).
Ia juga menyoroti pentingnya menanam pohon di lahan-lahan kritis di KBU untuk mencegah bencana ekologis. Seluruh pihak, termasuk masyarakat dan stakeholder lainnya, diharapkan ikut serta dalam penghijauan ini sebagai langkah nyata menjaga ekosistem terutama di Kawasan Bandung Utara.
1. Bisa jadi sumber mata air

Koswara menyebut, penurunan debit mata air di Kota Bandung yang mencapai lebih dari dua pertiga dibandingkan masa lalu. Ini membuat ketergantungan Kota Bandung pada pasokan air baku dari luar wilayah dengan ketersediaan air bersih hanya mencukupi untuk 30% warga.
“Masalah air bersih harus menjadi perhatian strategis. Jika KBU tidak dijaga, kita sendiri yang akan menghadapi kondisi kritis di masa depan,” tegasnya.
Selain upaya penghijauan, Koswara mendorong pengembangan konsep konservasi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya, penghijauan dapat dikelola secara ekonomis dengan memanfaatkan lahan masyarakat untuk tanaman yang tidak hanya berfungsi sebagai konservasi tetapi juga memberikan penghasilan tambahan.
“Kita harus menciptakan sistem yang lebih sistematis, sehingga lahan masyarakat tidak hanya menjadi aset lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi. Langkah ini memerlukan komitmen dan kolaborasi dari seluruh pihak, termasuk pemimpin mendatang,” tambahnya.
2. Hijaukan kembali Bantung Utara

Baru-baru ini, Pemkot Bandung bersama berbagai stakeholder dan masyarakat menamam serentak 31.000 pohon pada Bandung Menanam Jilid 6 dengan tema Konservasi Bandung Berkelanjutan yang dipusatkan di Kanhay, Kecamatan Cibiru, dan serentak dilakukan di berbagai kecamatan lainnya di kawasan Bandung Utara.
Program ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan lahan kritis yang berpotensi memicu bencana seperti longsor dan banjir.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, DPRD Kota Bandung, sektor swasta, partai politik, dan masyarakat.
"Lahan kritis adalah ancaman bagi kehidupan. Kita perlu menanam tanaman keras di lahan-lahan terbuka ini. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama semua komponen masyarakat untuk menjaga keberlanjutan Kota Bandung," ujar Koswara, Sabtu 23 November 2024.
Ia berharap gerakan ini menggugah kesadaran para calon pemimpin Bandung Raya untuk memiliki komitmen yang sama terhadap kelestarian Kawasan Bandung Utara (KBU), yang memiliki peran vital dalam ekosistem kota.
3. Penghijauan jadi solusi efektif kurangi bencana

Pj Sekretaris Daerah Kota Bandung, Dharmawan menambahkan, gerakan ini juga menjadi langkah strategis menghadapi tantangan perubahan iklim dan pemanasan global. Penanaman pohon dinilai sebagai solusi efektif untuk mengurangi risiko bencana ekologis sekaligus memperbaiki kapasitas resapan air dan mengendalikan erosi.
"Bandung Menanam Jilid 6 bertujuan menghijaukan daerah tangkapan air, meningkatkan kapasitas serapan karbon, serta menyediakan manfaat ekonomi dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat. Ini adalah langkah konkret menghadapi tantangan lingkungan global," jelasnya.
Sebagai informasi, penanaman di kawasan Kanhay mencakup lahan seluas 6,9 hektar dengan 2.130 pohon. Sedangkan 7.850 pohon lainnya ditanam di kecamatan lain secara serentak. Total keseluruhan pohon yang ditanam mencapai 31.000 bibit, yang terdiri atas 75% tanaman keras dan 25% tanaman sela.
Bibit pohon ini berasal dari berbagai kontribusi, termasuk:
- ASN Kota Bandung: 15.975 pohon
- CSR dan TJSL: 9.591 pohon
- Dinas Lingkungan Hidup: 2.985 pohon
- DSDABM: 1.460 pohon
- DPKP: 1.000 pohon
Dharmawan menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keberlanjutan program konservasi yang dilakukan.
"Pengalaman menunjukkan bahwa perawatan oleh warga dan komunitas menjadi kunci keberhasilan penghijauan. Harapan kami, gerakan ini menjadi inspirasi bagi warga untuk terus berkontribusi," ungkapnya.