Keracunan MBG di Cipongkor, SPPG Klaim Masak Sudah Sesuai SOP

- SPPG Yayasan Rajib Putra Barokah klaim proses memasak sudah sesuai SOP
- Proses memasak dimulai dari pukul 23.00 WIB sampai 03:00 WIB dini hari, dengan total 3.567 porsi untuk murid SD sampai SMK
- Wakil Ketua DPR menilai SPPG belum sesuai aturan yang berlaku dan perlu dievaluasi
Bandung, IDN Times - Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Rajib Putra Barokah, Dapur Makmur Jaya di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), membeberkan proses memasak sebelum terjadinya keracunan massal pada Senin (22/9/2025).
Kepala SPPG Cijambu, Ikbal Maulana Ramadan mengatakan, proses memasak mulai dari pukul 23.00 WIB sampai 03:00 WIB dini hari. Proses itu ia pastikan telah selesai di pukul 03.00 WIB, dan tinggal didistribusikan kepada para murid sekolah.
Namun, untuk persiapan dari hulu, seperti memotong buah dan persiapan masak, dilakukan sejak pukul pukul 15:00 WIB. Setelah seleasi dengan tim yang bertugas memotong, pekerjaan tersebut disambung oleh tim pengolahan, dan tim pemorsian.
"Sampai jadi pagi jalan di-packing itu jam 07:00 WIB, tapi berkala ya, ada yang dari jam tujuh terus berkala maju sampai jam sembilan," kata Ikbal saat ditemui di lokasi.
Adapun SPPG Cijambu dalam satu hari memasak untuk 3.567 porsi, di mana penerimanya antara lain murid SD sampai SMK. Sementara untuk ibu hamil belum mereka berikan.
"Untuk petugas kami ada 51 orang. Kalau ditambah dengan ahli gizi, kepala SPPG dan juga akuntan itu menjadi 54 orang," ucapnya.
Ikbal mengklaim semua proses yang ia lakukan untuk memasak MBG ini sudah sesuai dengan SOP. Bahkan, sebelum makanan disebarkan, sempat dilakukan uji coba dulu oleh petugas
"Alhamdulillah itu sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur), kami selalu mengingatkan kepada para karyawan dan juga kepada para staf. Kami tidak sembarangan memasukkan orang ke dalam dapur gitu," tuturnya.
Ikbal juga mengklaim, para petugas yang melakukan uji coba makanan saat ini dalam kondisi baik, di mana tidak ditemukan gejala keracunan.
"Untuk pengawasan kan kalau ahli gizi menggunakan uji argon elektris seperti itu ya. Kalau terkait misalkan ini keracunannya dari ayam atau dari nasi putih atau dari apa itu masih menunggu hasil dari lab. Sampai hari ini belum ada hasil," tuturnya.
Meski mengklaim sudah sesuai SOP, nyatanya Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menilai SPPG tersebut belum sesuai aturan yang berlaku. Terutama dari waktu memasak yang dilakukan sejak pukul 23:00 WIB.
"Salah, sudah keluar dari SOP, ini harus dievaluasi. Kamu sekolah, dulu? Kan disekolahkan dulu. Sepuluh SOP itu merupakan hasil rapat kami dengan BGN, kami tahu, jam berapa untuk PAUD, TK, SD, jam berapa SMP dan SMA itu sudah ada. Berarti kamu lupa, perlu dievaluasi," kata Cucun saat mengunjungi SPPG Cijambu.
Diketahui, SPPG ini salah satu dari tiga SPPG lainnya yang membuat ribuan pelajar, guru, ibu hamil mengalami keracunan massal di Cipongkor. Adapun total korban mencapai seribu orang lebih. Angka tersebut bisa berubah karena sampai 21:00 WIB korban masih berdatangan pasien baru di Posko Penanganan MBG Kantor Kecamatan Cipongkor.