Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bongkar Celengan Sejak SMP, Mahasiswa UNMA Bayar Wisuda Pake Koin Rp500

IMG-20250925-WA0038.jpg
Degun saat akan sidang skripsi (inin nastain/IDN Times)
Intinya sih...
  • Uang koin celengan antar Degun raih gelar sarjana
  • Degun mulai nabung di celengan sejak kelas 3 SMP
  • Celengan untuk kebutuhan mendesak, biaya sidang dan kelulusan Rp6,5 juta, Degun raih IPK 3,6
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Majalengka, IDN Times - Menyandang gelar sarjana bukan hanya milik mereka yang bergelimang kekayaan. Bagi yang ekonominya pas-pasan pun, memiliki kesempatan yang sama asalkan memiliki kegigihan yang tangguh.

Dede 'Degun' Gunawan Sari, salah satu bukti nyata bahwa mereka yang secara ekonomi tidak bergelimang pun bisa meraih gelar Sarjana. Dalam waktu sekitar sebulan ke depan, gelar ST (Sarjana Teknik) dari Universitas Majalengka (UNMA) akan tersemat di belakang nama salah seorang warga Desa Cibunut, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

"Hari ini sidang (skripsi). Insya Allah bulan depan ikut wisuda," kata Degun saat berbincang di tengah persiapan sidang skripsi, Kamis (25/9/2025)

1. Uang koin celengan antar Degun raih gelar sarjana

IMG-20250925-WA0022.jpg
Koin hasil celengan Degun (istimewa)

Perjalanan Degun merengkuh gelar sarjana, menyisakan kisah yang unik sekaligus bukti sebuah perjuangan. Kisah itu berawal dari sebuah video yang diunggah salah seorang dosen Fakultas Teknik UNMA yakni Ade Bastian di Grup fakultas.

Dalam video berdurasi 0.22 detik itu, Ade Bastian membubuhkan judul 'Pecahkan celengan masa SMP untuk biaya sidang dan wisuda, mahasiswa ini bikin nangis haru seisi ruangan'. Video itu direkam Ade pada Selasa (23/9/2025) sore.

Dari keterangan video, Ade menyebutkan bahwa mahasiswa yang biasa dipanggil Degun itu datang ke bagian keuangan dengan membawa kantong plastik. Setelah dibuka, kantong plastik itu ternyata berisi uang koin yang akan disetorkan untuk biaya sidang dan wisuda Degun yang merupakan anak petani di kaki Gunung Ciremai itu.

"Uang itu bukan untuk membayar kuliah semesteran. Melainkan untuk pelunasan terakhir: biaya sidang dan wisuda. Inilah puncak perjalanan panjangnya di bangku kuliah-tahap akhir sebelum resmi menyandang gelar sarjana," tulis Ade Bastian untuk keterangan video itu.

2. Degun mulai nabung di celengan sejak kelas 3 SMP

Videoshot_20250925_160531.jpg
Proses menghitung uang koin Degun (istimewa)

Degun seorang mahasiswa program study Teknik Mesin Fakultas Teknik UNMA, merupakan anak petani di sekitaran kaki Gunung Ciremai. Ditemui di tengah persiapan sidang skripsi, Degun terlihat rapi dengan kemeja putih yang dibalut jas warna hitam.

Rambutnya yang panjang, untuk sementara waktu disembunyikan dengan cara diikat. Aura optimistis cukup terpancar pada diri Degun, saat bersiap mempertanggungjawabkan skripsi berjudul 'analisa dan uji prestasi kompor tenaga surya type parabolik' di depan dosen penguji.

Perjalanan Degun hingga proses sidang dan akhirnya nanti wisuda, adalah panen dari perjuangannya selama ini. Tidak hanya dalam hal belajar, keprihatinan juga dijalani Degun jauh-jauh hari, bahkan saat masih berseragam SMP.

"Mulai nabung sejak kelas 3 SMP. Nabung di celengan dari botol gitu. Bukan celengan dapat beli yang bentuk jago gitu," kata dia.

Tidak ada 'waktu' nabung pasti yang dilakukan oleh Degun. Sisa jajan dan upah saat dia bekerja sampingan adalah modal untuk mengisi celengannya itu.

"Random saja, gak rutin. Kalau ada uang sisa, receh masukin celengan. Memang kalau punya uang receh jarang dipakai jajan, suka ditabung," kata dia.

Selain uang jajan, dia juga kadang mendapat 'upah' dari orangtuanya, saat musim panen tiba. "Saya suka bantu orangtua bertani. Hasil panen itu suka disisihkan. Orangtua bertani sayur-sayuran," kata dia

3. Celengan untuk kebutuhan mendesak

IMG-20250925-WA0036.jpg
Degun siap mengikuti sidang skripsi (inin nastain/IDN Times)

Saat awal-awal menyisihkan uang jajan di celengan, Degun mengaku tidak ada terbesit sebagai investasi pendidikan. Bagi dia, celengan itu hanya sebagai simpanan, ketika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendesak.

"Awalnya (nabung di celengan) gak ada niatan buat masa depan atau pendidikan, cuma biasa nabung saja," kata dia.

Tujuan Degun menyimpan uang untuk kebutuhan mendesak, akhirnya bermanfaat besar. Saat-saat butuh uang di masa akhir kuliah, uang koin itu menjadi 'penyelamat' Degun dari jeratan 'utang' untuk bayar biaya wisuda.

"Alhamdulillah, pas sekarang bisa digunakan. Ada 10 botol, total sekitar Rp1,5 juta," tutur dia.

Setelah celengannya dibuka untuk biaya akhir pendidikan, Degun kembali berencana untuk melakukan hal serupa. Sama seperti sebelumnya, uang yang akan ditabung itu akan digunakan sebagai jaga-jaga saat ada kebutuhan mendesak.

"Insya Allah akan dimulai lagi dari nol. Ya untuk kebutuhan mendesak lagi," katanya, penuh semangat

4. Biaya sidang dan kelulusan Rp6,5 juta, Degun raih IPK 3,6

Inin Nastain/ gerbang UNMA
Inin Nastain/ gerbang UNMA

Sementara itu, di UNMA, mahasiswa yang akan sidang skripsi dan wisuda dikenakan kewajiban membayar administrasi dengan total Rp6, 5 juta. Dari kewajiban itu, Degun saat ini sudah melunasi semua kewajibannya.

"Kami kan kampus swasta. Nah, untuk sidang dan wisuda itu dikenai biaya, totalnya Rp6,5 juta. Degun ini sudah selesai semuanya. Dari total itu, Rp1,5 juta di antaranya dibayar dengan uang koin. Dia bawa uang itu di kantong plastik ke bagian keuangan," ujar Wakil Dekan 2 (Bidang Keuangan) UNMA Asep Rahmat.

Bagi fakultas, kata Asep, perjalanan Degun menuju proses wisuda ini memiliki pesan tersendiri. Alhasil, salah satu akademika UNMA menyempatkan diri merekam proses pembayaran Degun itu.

"Ada pesan yang sangat kuat dari Degun ini. Dia mengajarkan tentang kegigihan, kerja keras. Dan dari sisi akademik juga dia berprestasi. IPK dia 3,6. Ini nilai yang luar biasa untuk program studi ini," kata dia.

Video Degun yang membayar biaya sidang dan wisuda dengan uang koin itu, sukses mencuri perhatian dari segenap civitas akademik. Merasa takjub dengan perjuangan salah satu mahasiswanya, civitas akademik UNMA berinisiatif untuk urunan dan diserahkan kepada Degun.

Donasi itu lebih kepada rasa takjub mereka terhadap perjalanan Degun yang terbiasa menyisihkan uang untuk kepentingannya.

Dari catatan kampus, Degun menyelesaikan kuliahnya selama enam tahun. Saat memasuki tugas akhir atau tepatnya setelah kerja praktik, ibunda Degun meninggal.

Kesedihan ditinggal ibunda sempat membuat Degun terpuruk, sehingga dia tidak langsung menyelesaikan tugas akhir. Degun baru menyelesaikan tugas akhir pada tahun ke enam masa kuliah.

Akhir tahun ini, ia akan resmi menyandang gelar ST dari UNMA

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Bukan Cuma Pelajar, Ibu Gen Z Menyusui di Cipongkor Ikut Keracunan MBG!

25 Sep 2025, 16:58 WIBNews