Viral! Menu MBG Sukabumi Mewah Berbalas Surat Cinta dari Siswa

- Program MBG Cikaret mengubah citra dengan tampilan dan rasa menarik, menyajikan menu bergizi seperti chicken steak dan buah segar.
- Dapur MBG ini menjunjung tinggi disiplin, kebersihan, dan minim limbah, serta menerima 'surat cinta' dan request menu dari siswa.
- Anak-anak penerima manfaat membuat konten positif di media sosial, dengan harapan dapat menjadi percontohan nasional untuk program makanan bergizi yang sehat.
Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Aroma rempah dan tumisan menyeruak dari dapur besar di sudut Desa Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi. Sejumlah relawan bercelemek biru tampak sigap menata kotak makan stainless di atas meja panjang.
Di tempat inilah, tepatnya di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cikaret, ratusan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) disiapkan setiap hari. Dapur yang dikelola Yayasan Sedia Sukses ini mendadak viral setelah unggahan akun Instagram @folkative memperlihatkan tampilan menu MBG yang rapi dan menarik, lengkap dengan analisis gizinya, layaknya bento box ala Jepang.
Unggahan itu langsung menuai pujian dari warganet. Tak disangka, di balik tampilannya yang estetik, ada kerja keras lintas generasi yang menghidupkan dapur ini.
“Kita memang menyiapkan semuanya dengan serius. Timnya lengkap, ada chef, ahli gizi, sampai anak-anak Gen Z yang jadi tim kreatif. Targetnya bukan cuma viral, tapi bisa jadi contoh buat dapur MBG lain,” ujar Sandra Kirana Wedaswara (32), Ketua Yayasan Sedia Sukses, Selasa (14/10/2025).
1. Ubah Citra Program MBG Lewat Tampilan dan Rasa

Sejak 21 Agustus 2025, dapur MBG Cikaret melayani 3.774 siswa penerima manfaat dari berbagai sekolah di Sukabumi. Sandra mengaku ingin menghapus stigma bahwa makanan program MBG terasa “asal-asalan”.
“Awalnya kan banyak yang bilang MBG itu nggak enak. Nah, kita ubah mindset anak-anak dulu. Kalau tampilannya menarik dan rasanya enak, mereka pasti mau makan dengan semangat,” jelas Sandra.
Hari itu, menu yang disiapkan adalah chicken steak dengan saus BBQ, potato wedges, mix vegetable, dan buah anggur segar. Tim dapur yang terdiri dari chef berpengalaman 30 tahun, ahli gizi, dan anak muda kreatif bekerja sama menyajikan makanan bergizi sekaligus menggoda selera.
“Chef-nya sudah biasa masak untuk 11 ribu porsi per hari, jadi 4 ribu porsi itu gampang,” kata Sandra sambil tertawa.
2. Disiplin, Bersih, dan Minim Limbah

Kedisiplinan menjadi kunci di dapur MBG ini. Setiap pukul 03.00 WIB, 55 relawan sudah mulai bekerja, 47 di antaranya bertugas memorsikan makanan. Semua diwajibkan menjaga kebersihan dan melaporkan kondisi ruang kerjanya melalui grup internal.
“Setiap divisi harus kirim foto ruangannya setelah selesai bersih-bersih. Sekarang udah terbiasa, tanpa disuruh pun mereka sadar,” kata Sandra.
Tak hanya itu, dapur ini juga menimbang limbah makanan siswa setiap hari. Data tersebut dievaluasi bersama tim dapur untuk memperbaiki rasa dan tampilan menu.
“Kalau limbah banyak, berarti ada yang salah. Mungkin rasanya kurang cocok atau tampilannya kurang menarik,” tambahnya.
3. Dapat ‘Surat Cinta’ dan Request Menu dari Siswa

Hubungan antara tim dapur dan para siswa pun terjalin hangat. Setiap hari, Sandra menerima “surat cinta” dari anak-anak, baik berupa tulisan tangan yang diselipkan di kotak makan maupun pesan online.
“Ada yang ngasih doa, ada juga yang request menu. Paling sering minta burger, nasi kuning, sama nasi liwet,” katanya.
Pernah juga ada siswa yang meminta buah anggur muscat, meski harganya cukup mahal. Setelah pertimbangan matang, permintaan itu tetap dikabulkan.
“Tujuannya biar mereka senang dan merasa dihargai,” ujar Sandra.
Bahkan, setiap kotak makan punya bentuk nasi yang unik, ada kura-kura, kelinci, hingga bentuk bulat sederhana. Semua dibuat dengan takaran berat yang presisi agar gizinya tetap seimbang.
4. Anak Sekolah Jadi Konten Kreator Positif

Di tengah maraknya berita miring soal MBG di daerah lain, anak-anak penerima manfaat di Sukabumi justru membuat konten positif di media sosial.
“Kontennya lucu-lucu, mereka bilang setelah makan MBG jadi semangat belajar dan nggak ngantuk lagi,” kata Sandra.
Melihat antusiasme itu, tim dapur membuat ajang “Best Content of The Month” untuk mengapresiasi kreativitas siswa. Sekolah Al Khoiriyah berhasil jadi pemenang pertama berkat video positif tentang program MBG.
Kini, dapur MBG Cikaret tengah menunggu Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan sertifikat halal. Sandra berharap, dapur mereka bisa menjadi percontohan nasional untuk program makanan bergizi yang sehat, menarik, dan profesional.
“Insyaallah dua minggu lagi selesai. Semoga bisa jadi inspirasi buat daerah lain,” ujarnya.
Bagi Sandra, viral bukanlah tujuan utama. Yang terpenting, anak-anak bahagia dan makanan mereka habis tanpa sisa.
“Kalau mereka makan dengan senang hati, itu sudah pencapaian terbesar buat kami,” tuturnya.
5. Suara dari Siswa

Salah satu penerima manfaat, Rindu Az-Dzikra Ramadhani, siswa kelas VII di Al Khoiriyah, dengan antusias bercerita tentang pengalaman menikmati menu MBG.
“Enak banget, semuanya enak. Cuma kurangnya satu, porsinya kurang banyak,” katanya sambil tertawa.
Rindu mengaku paling suka chicken katsu dan nasi kuning. Ia bahkan pernah habis empat porsi saat pertama kali menu itu disajikan.
“Aku habisin punya teman, biar nggak mubazir,” ucapnya polos.
Sementara itu, Zaki, siswa kelas IX, juga mengaku menyukai menu MBG. “Rasanya enak banget, selalu habis. Aku paling suka ayam kecap sama mie ayam,” ujarnya.