Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terdampak Banjir-Erosi, Ratusan Warga Sukabumi Ngungsi di SDN Kawungluwuk

IMG_9462.jpeg
Suasana pengungsian di Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)
Intinya sih...
  • 280 jiwa masih mengungsi di bangunan sekolah dasar
  • Pemprov Jabar siapkan skema rumah kontrakan
  • Kebutuhan mendesak: selimut dan BBM
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sukabumi, IDN Times - Kondisi pengungsian warga terdampak banjir dan erosi sungai di Kedusunan Kawungluwuk, Desa Cidadap, Kabupaten Sukabumi, masih memprihatinkan. Keterbatasan fasilitas kesehatan, sanitasi, hingga kebutuhan dasar menjadi tantangan utama di lokasi pengungsian yang saat ini dipusatkan di SDN Kawungluwuk.

Ketua Koordinator Posko Pengungsian, Sumardiana, mengatakan meski kondisi darurat jauh dari kata ideal, para pengungsi masih dapat tertampung dengan bantuan berbagai pihak.

“Kondisinya sangat memprihatinkan, mulai dari kesehatan, sanitasi, dan lainnya yang sebenarnya tidak layak. Tapi alhamdulillah dalam kondisi darurat ini pengungsi masih bisa kami tampung di SDN Kawungluwuk dengan banyak bantuan yang datang. Untuk makanan setiap hari masih bisa ter-cover,” ujar Sumardiana, Senin (22/12/2025).

Ia menyebutkan bantuan terus mengalir hampir setiap hari, baik dari donatur perorangan maupun dari unsur pemerintah.

“Setiap hari masih ada donatur, baik perorangan, dari pejabat kecamatan, desa, sampai instansi Pemprov. Alhamdulillah,” tambahnya.

1. 280 jiwa masih mengungsi di bangunan sekolah dasar

IMG_9446.jpeg
Rumah warga terdampak abrasi sungai di Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)

Berdasarkan data sementara posko, tercatat sekitar 93 kepala keluarga dengan jumlah lebih dari 280 jiwa mengungsi di SDN Kawungluwuk. Mereka terdampak bencana banjir dan erosi sungai yang terjadi pada 15 Desember 2025.

Wilayah terdampak paling parah berada di Kampung Sawah Tengah. Sebanyak 15 rumah dilaporkan hanyut, sementara 8 rumah lainnya tidak lagi layak huni dan telah ditinggalkan penghuninya karena rawan menimbulkan korban jiwa. Total terdapat sekitar 23 rumah rusak berat di kampung tersebut.

Selain itu, bencana juga berdampak di lima titik lain, yakni Kampung Babakan Cisarua, Kampung Cisarua, Kampung Cipanas, Kampung Cikadaka, serta kawasan Kedusunan Kawungluwuk, Desa Cidadap.

2. Pemprov Jabar siapkan skema rumah kontrakan

IMG_9452.jpeg
Erosi sungai rusak rumah warga di Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)

Terkait rencana relokasi, Sumardiana mengungkapkan bahwa Pemprov Jawa Barat bersama Staf Khusus Kepresidenan telah meninjau langsung lokasi pengungsian.

“Kami sudah berkoordinasi sebaik mungkin supaya korban bencana ini cepat terselesaikan. Dari Pemprov, langkah awal yang akan diambil adalah memberikan rumah kontrakan yang dibiayai langsung oleh Pemprov. Itu instruksi dari Pak Gubernur Jabar,” jelasnya.

Menurutnya, skema tersebut bersifat sementara sambil menunggu rencana relokasi jangka panjang. Pendataan korban masih terus berlangsung untuk memastikan data administrasi dari lima titik terdampak benar-benar akurat.

“Data harus fiks dulu. Setelah lengkap, baru dilaporkan ke Pemprov Jabar. Nantinya kita akan bersama-sama menentukan rumah kontrakan yang akan dihuni warga, dan ini akan dilakukan secepat mungkin,” katanya.

Terkait biaya kontrakan, Sumardiana menegaskan bantuan tidak akan diberikan dalam bentuk uang tunai.

“Warga akan diarahkan mencari rumah kontrakan sendiri, lalu ditunjukkan ke Pemprov. Pembayarannya langsung dari Pemprov, bukan berupa uang ke warga. Estimasinya sekitar enam bulan sampai satu tahun, sampai relokasi permanen benar-benar terbangun,” ujarnya.

3. Kebutuhan mendesak: selimut dan BBM

IMG_9449.jpeg
Erosi sungai di Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)

Pengungsian di SDN Kawungluwuk telah dibuka sejak sekitar satu minggu lalu. Hingga kini, kebutuhan pangan dasar relatif aman.

“Persediaan makanan kami cukup untuk sekitar tujuh hari ke depan,” kata Sumardiana.

Namun demikian, masih ada sejumlah kebutuhan mendesak yang diperlukan para pengungsi, terutama sayuran, selimut, kasur layak, serta BBM untuk operasional genset.

“Listrik sempat mati total selama tiga sampai empat hari, jadi kami sangat bergantung pada genset. Selimut dan kasur juga penting supaya warga tidak kedinginan,” pungkasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Getok harga, Oknum Juru Parkir Liar di Bandung Bakal Dibawa ke Barak Militer!

22 Des 2025, 19:45 WIBNews