Tanggapan Cak Imin Soal Penjarahan Tapteng: Bantuan Sedang Disalurkan

- Aksi penjarahan swalayan waralaba dan Gudang Bulog di Tapteng menjadi sorotan publik karena lambatnya bantuan dari pemerintah daerah.
- Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Cak Imin, menyatakan bahwa bantuan sedang disalurkan ke wilayah Sumatra yang terdampak banjir.
- Pihak Bulog Sumatera Utara terus berkoordinasi untuk mengendalikan situasi dan memastikan bantuan dapat segera disalurkan kembali kepada masyarakat yang terdampak.
Bandung, IDN Times - Aksi penjarahan swalayan waralaba dan Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) di Kabupaten Tapanuli Tengah, menjadi perhatian publik. Peristiwa ini terjadi di tengah terjadinya bencana banjir di wilayah tersebut pada Sabtu (29/11/2025).
Kejadian itu juga menjadi sorotan publik yang menilai hal tersebut terjadi karena lambatnya pemerintah daerah dala memberikan bantuan terhadap warga yang terdampak.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya terus memberikan bantuan terhadap masyarakat yang terdampak.
"Ini kalau bantuan kita sedang bekerja terus-menerus untuk sampai sasaran," ujar Cak Imin di SMKN 2 Bandung, Senin (1/12/2025).
1. Bantuan tengah dipercepat

Ketika bantuan sudah sepenuhnya sampai di wilayah Sumatra, baik itu Aceh, Sumut, Sumbar, menurut Cak Imin, semuanya akan terkendali. Namun, dia memastikan, saat ini bantuan tengah dikirim oleh pemerintah.
"Insya Allah kalau bantuannya cepat sampai akan aman," ucapnya.
Sebelumnya, Cak Imin mengatakan, masih ada peluang pemerintah pusat menetapkan banjir hebat di Sumatra sebagai bencana nasional. Meskipun begitu, keputusan akhir tetap berada di tangan kementerian atau lembaga di bawah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
"Ya mungkin, mungkin saja (ditetapkan jadi bencana nasional)," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin itu di kawasan Cibubur, Jakarta Timur pada Sabtu (29/11/2025).
"Tapi, nanti yang menentukan adalah BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan kementerian-kementerian di bawah koordinasi kemenko pembangunan manusia dan kebudayaan," katanya.
2. Pinca BULOG Sibolga dijarah

Sebelumnya, Bulog Kanwil Sumatera Utara mengonfirmasi aksi penjarahan itu. Dalam keterangan tertulisnya Perum BULOG mengatakan, kejadian ini berlangsung di tengah situasi sosial yang melemah akibat bencana banjir besar yang melanda Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).
Mereka juga mengakui, masyarakat tidak dapat mengakses kebutuhan pangan, sehingga memunculkan kondisi darurat. Pimpinan Cabang (Pinca) Bulog Sibolga telah berkoordinasi dengan Polres Sibolga dan Kodim Tapanuli Tengah untuk memperkuat pengamanan gudang.
Personel kepolisian dan TNI sudah ditempatkan di area gudang. Namun pada saat bersamaan, aparat masih disibukkan dengan penanganan korban banjir serta upaya tanggap darurat di lokasi-lokasi yang terdampak paling parah.
Ketika situasi semakin tidak stabil, Pinca BULOG Sibolga mengajukan permintaan penambahan personel kepada Kodim serta Polresta Sibolga. Koordinasi lanjutan juga dilakukan oleh Kanwil Bulog Sumatera Utara dengan Kodam dan Polda Sumut agar bantuan keamanan dapat segera tiba.
Namun massa terlanjur memadati area gudang sebelum pengamanan tambahan mencapai lokasi. Massa kemudian merobohkan pagar gerbang, merusak gembok gudang, dan mengambil beras serta minyak goreng di dalamnya. Upaya penghalauan telah dilakukan aparat di lokasi, tetapi situasi tidak terkendali karena masyarakat berada dalam kondisi terdesak akibat krisis pangan.
3. BULOG masih mendata total beras yang dijarah

Pemimpin Wilayah BULOG Sumatera Utara, Budi Cahyanto, menegaskan bahwa pihaknya terus memaksimalkan koordinasi lintas lembaga untuk mengendalikan situasi dan memastikan bantuan dapat segera disalurkan kembali.
“Kami memahami bahwa masyarakat sedang berada dalam situasi darurat akibat bencana banjir yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan terputusnya akses pangan,” ujar Budi.
Hingga kini, Kanwil Bulog Sumut dan Kanca Sibolga masih mendata jumlah beras serta minyak goreng yang diambil massa. Proses itu berjalan lambat karena komunikasi dengan tim lapangan terganggu, mengingat sinyal telekomunikasi di wilayah terdampak mengalami kerusakan.
"Perhitungan jumlah beras dan minyak goreng yang diambil dari Gudang Sarudik masih dalam proses pendataan. Kami meminta dukungan semua pihak agar penanganan pasca kejadian ini dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran demi kepentingan masyarakat yang terdampak," kata Budi.


















