Bandung, IDN Times - Kepolisian dari Polda Jabar masih melakukan pendalaman terhadap tiga pelaku pencurian dengan pemberatan (curat) yang kerap melakukan aksinya di rest area tol. Para pelaku ini diduga sudah melakukan aksinya beberapa kali di sejumlah tempat.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, kawanan ini memang sudah lama diincar anggota kepolisian berdasarkan sejumlah laporan.
"Kita sudah lakukan tiga kali penyergapan," kata Ibrahim, Rabu (26/4/2022).
Dalam penyergapan para pelaku curat di gerbang tol Pasirkoja, Kota Bandung, Senin (24/4/2022), sejumlah aparat dari Polda Jabar berusaha membekuk komplotan pencuri ini. Video penangkapan tersebut pun viral di media sosial.
Ketika melakukan tugasnya aparat menggunakan senpi. Bahkan penggunakan senpi pun sempat digunakan, tapi sekedar tembakan peringatan. Polisi berpakaian preman tersebut tidak menembakan senpi meski pelaku coba melarikan diri.
"Itu (penggunaan senpi) merupakan diskresi dari masing-masing anggota di lapangan berdasarkan pertimbangan yang ada menyesuaikan keadaan. Kalau melihat kondisi di lapangan kemarin anggota banyak mempertimbangkan hal-hal yang mengandung risiko," ujarnya.
Sebelumnya, aksi anggota kepolisian berpakaian preman saat melakukan penangkapan pelaku tindak pidana viral di media sosial (medsos) Instagram. Aksi penangkapan berlangsung dramatis lantaran pelaku berusaha kabur ketika hendak masuk ke gerbang tol.
Aksi penangkapan tersebut terekam kamera video warga hingga viral di media sosial. Dalam video yang beredar terlihat detik-detik sejumlah polisi berpakaian preman menyergap sebuah mobil
Dalam video itu, terlihat beberapa orang polisi berpakaian preman tampak mengerubungi mobil berwarna silver. Anggota polisi tampak mengetuk-ngetuk mobil meminta pengemudi keluar dari mobilnya. Bahkan terdengar suara letupan senjata dalam video itu.
Mobil yang sudah rusak di bagian kaca depannya karena berlubang tak juga mau turun. Bahkan mobil tersebut berusaha untuk melarikan diri dengan menabrak kendaraan lain.
Sementara itu, Sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Suprapto, meminta masyarakat untuk mengantisipasi aksi kejahatan yang terjadi pada momen mudik.
"Selama mudik jangan memberi peluang atau kesempatan kepada para pelaku yang berniat berbuat kejahatan," katanya di Yogyakarta, Minggu (23/4/2022) dilansir ANTARA.
Suprapto mengatakan, aksi kriminalitas biasanya menarget dua sasaran saat mudik Lebaran, yaitu di jalanan dan tempat tinggal. Ia berharap pemudik mempunyai strategi untuk mengantisipasi kejahatan secara mandiri, tak hanya mengandalkan pos-pos pengamanan yang didirikan petugas di sejumlah titik jalur mudik.
"Tidak bisa membebankan sepenuhnya pada pos-pos keamanan karena rasio petugas keamanan dengan jumlah warga yang akan mudik tentu tak sebanding," ujar dia.