Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pro-Kontra Pemecatan Dirut PDAM Kota Sukabumi

PDAM Kota Sukabumi (Istimewa)
Intinya sih...
  • Wali Kota sebut banyak masalah di PDAM
  • Ayep Zaki menegaskan keputusan pemecatan merupakan bagian dari upaya perbaikan PDAM. Kinerja perusahaan masih jauh dari target yang diharapkan masyarakat.
  • Tingkat kebocoran air naik hingga 82%, jumlah pelanggan aktif turun menjadi 19 ribu.
  • Utang membengkak, pelanggan berkurang
  • Kondisi keuangan PDAM terpuruk dengan utang mencapai Rp29 miliar, jauh melebihi batas aman sebesar Rp4 miliar. Menunjukkan tata kelola yang tidak sehat.
  • Perlu ada perbaikan segera agar uang tidak mengendap di luar.

Kota Sukabumi, IDN Times - Pemerintah Kota Sukabumi resmi melakukan pergantian Direktur Utama PDAM Tirta Bumi Wibawa. Langkah ini memicu pro kontra karena mantan Dirut, Sani Santika Susena Prawirakoesoema, mengklaim pemecatannya dilakukan secara sepihak.

Sani mengaku terkejut saat menerima surat pemberhentian tertanggal 2 Juli 2025, padahal masa kontraknya masih berlaku hingga 2028.

"Saya memang pernah diminta mundur, tapi saya tidak bersedia. Tiba-tiba saja muncul surat pemberhentian," ujarnya, Senin (21/7/2025).

Sani menilai alasan pencopotan dirinya bukan soal kinerja melainkan didorong faktor politik. Ia menyebut selama ini tidak pernah mendapat teguran resmi terkait kinerja.

"Tiba-tiba saja dibilang kinerja buruk dan saya disodori dua pilihan: mundur atau diberhentikan," ucapnya.

Selain itu, Sani juga mempertanyakan kejanggalan munculnya mosi tidak percaya dari sebagian karyawan yang menurutnya mendadak dan tidak pernah dibahas kembali hingga surat pemecatan turun.

1. Wali Kota sebut banyak masalah di PDAM

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki (IDN Times/Siti Fatimah)

Di sisi lain, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menegaskan keputusan ini merupakan bagian dari upaya perbaikan PDAM. Ia menilai kinerja perusahaan masih jauh dari target yang diharapkan masyarakat.

"PDAM ini aset masyarakat. Target saya minimal dari empat perusahaan daerah bisa menyumbang Rp50 miliar per tahun. Tapi di PDAM banyak masalah yang perlu segera dibenahi," kata Ayep.

Berdasarkan evaluasi Pemkot, tingkat kebocoran air justru naik hingga 82 persen, jauh di atas target maksimal 65 persen. Jumlah pelanggan aktif juga turun dari 20 ribu menjadi 19 ribu.

"Dengan kondisi seperti ini, Pemkot tidak bisa lagi berharap pada kepemimpinan yang tidak mampu membawa perubahan," tambah Ayep.

2. Utang membengkak, pelanggan berkurang

PDAM Kota Sukabumi (Istimewa)

Ayep juga mengungkapkan kondisi keuangan PDAM kian terpuruk dengan utang yang sudah mencapai Rp29 miliar, jauh melebihi batas aman sebesar Rp4 miliar. Menurutnya, kondisi ini menunjukkan tata kelola yang tidak sehat.

"Harus ada perbaikan segera agar uang yang seharusnya berputar tidak malah mengendap di luar," ujarnya.

3. Seleksi terbuka untuk cari Dirut definitif

Mantan Dirut PDAM Kota Sukabumi Sani (IDN Times/Siti Fatimah)

Untuk mengisi kekosongan jabatan, Pemkot telah menunjuk pelaksana tugas (Plt) Dirut PDAM. Selanjutnya, akan dilakukan seleksi terbuka untuk memilih direktur definitif.

"Kriterianya jelas punya kemampuan, integritas, dan siap dievaluasi kapan saja kalau target tidak tercapai," tegas Ayep.

Ia memastikan hasil perbaikan PDAM di bawah Plt akan dievaluasi secara berkala dan diinformasikan ke publik. "Kami ingin memastikan perusahaan daerah ini bisa kembali sehat, baik dari sisi layanan maupun keuangan," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us