Polresta Bandung Pantau Uji Coba Makan Siang Gratis SDN Lemburmuncang
Bandung, IDN Times - Uji coba makan siang gratis dan bergizi terus dilakukan pemerintah daerah, salah satunya di SDN Lemburmuncang, Soreang, Kabupaten Bandung. Polresta Bandung pun ikut pemantauan untuk memastikan program pemerintah ke depan berjalan optimal.
"Kebijakan ini merupakan inisiatif Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto, yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia," kata Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo melalui Kasat Binmas Polresta Bandung, Akp Hasbi, Senin (21/10/2024).
1. Ada 180 siswa dapat makan
Hasbi menambahkan, tercatat sebanyak 180 siswa SD Lemburmuncang menjadi penerima manfaat program makanan bergizi. Menu makanan yang disajikan telah dirancang sesuai dengan gizi seimbang, meliputi nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan.
"Setiap porsi makanan memiliki nilai ekonomis sebesar Rp15.000," ujarnya.
Hasbi menegaskan pengawasan ketat terus dilakukan untuk memastikan pendistribusian makanan bergizi untuk pelajar ini sesuai dengan yang direncanakan.
"Kami berharap, program ini dapat berjalan lancar, aman dan tertib," pungkasnya.
2. Program ini bisa mendongkrak PDB
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan, program makan bergizi gratis (MBG) dapat mendongkrak produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp4.510 triliun pada 2025.
Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti menjelaskan, hitungan ini berdasarkan alokasi anggaran program MBG pada 2025 yang ditetapkan sebesar Rp71 triliun dan akan menyasar sekitar 19,47 juta orang dari kalangan anak sekolah hingga ibu hamil maupun menyusui.
"Anggaran makan bergizi gratis yang ditetapkan kemarin Rp71 triliun pada 2025 akan mendorong PDB sekitar Rp4.510 triliun atau kalau kita hitung dalam persentase sekitar 34,2 persen dari PDB," ujarnya.
3. Berefek ganda dalam perekonomian
Selain itu, Esther menyampaikan, ada efek berganda (multiplier effect) dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) cukup besar.
Program ini akan mendongkrak peningkatan Rp1 triliun terhadap belanja pendidikan, sehingga akan mendorong peningkatan nilai produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp63,52 triliun.
