Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Peringati 15 Tahun Tsunami, Nelayan Aceh yang Melaut akan Disanksi

Museum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Banda Aceh, IDN Times – Hari ini, Kamis (26/12), merupakan 15 tahun peringatan bencana alam tsunami dahsyat yang menimpa Aceh. Untuk pertama kalinya, publik Aceh memperingati bencana alam itu dengan status hari libur daerah.

Pemerintah Aceh memang telah menetapkan tanggal 26 Desember sebagai hari libur resmi bagi pekerja dan pengusaha yang melakukan aktivitas niaga di Aceh. Seperti dilansir dari Antara Aceh, penetapan libur tersebut diputuskan lewat Surat Keputusan Gubernur Aceh tentang Hari Libur Resmi Memperingati Gempa dan Tsunami Aceh yang diteken oleh plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, pada 24 Juni 2019.

1. Harus menjadi upaya mitigasi bencana

Museum PLTD Apung I, bukti keganasan tsunami Aceh 26 Desember 2004 (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Sekretaris jenderal (Sekjen) Panglima Laot/lembaga adat nelayan Aceh Umar bin Abdul Aziz tentu mengapresiasi keputusan tersebut. Menurutnya, peringatan tsunami Aceh pada 26 Desember tiap tahunnya bisa menjadi pengingat masyarakat akan bahaya bencana alam.

"Mengenang tsunami sebagai media untuk mendidik masyarakat, khususnya warga pesisir agar siap siaga jika terjadi bencana itu. Tsunami 15 tahun lalu hendaknya menjadi pelajaran  untuk mitigasi bencana kemungkinan terjadi di masa mendatang," kata dia, seperti dilansir Antara Aceh, Kamis (26/12).

2. Nelayan akan dikenai sanksi jika melanggar

Ilustrasi laut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Meski demikian, ia mengatakan bahwa masyarakat pesisir laut Aceh telah melakukan hal itu sejak beberapa tahun ke belakang. Artinya, jauh sebelum pemerintah membuat SK Gubernur, saban tanggal 26 Desember masyarakat pesisir laut Aceh tidak beraktivitas apa pun di lautan.

"Artinya, pada tanggal tersebut tidak diperbolehkan nelayan beraktifitas di laut dan jika ada yang melanggar maka akan dikenakan sanksi adat. Pada hari ini, nelayan berdoa bersama di meunasah dan masjid-masjid, mengenang peristiwa tsunami," kata dia.

3. Peringatan 15 tahun tsunami Aceh harus jadi pembelajaran

Umar berharap masyarakat Aceh dapat mengingat peristiwa duka 15 tahun lalu itu sebagai sebuah pelajaran. Bahwa, kata dia, manusia mesti semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, “serta menjauhi perbuatan yang mungkar,” ujar Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar Raniry Darussalam itu.

Selain dinilai bisa membuat masyarakat Aceh semakin dekat dengan Sang Khalik, dengan peringatan itu, Umar berpendapat bahwa masyarakat bisa lebih waspada terhadap bencana alam. Maka itu, baginya penting untuk generasi muda Aceh agar terus mengingat peristiwa yang membuat 200 ribu warga meninggal dunia dan dinyatakan hilang itu.

4. Tentang tsunami Aceh

PFI Aceh menggelar pameran foto bertajuk Tanah Retak dalam memperingati 15 tahun peristiwa Tsunami Aceh (IDN Times/Saifullah)

Tsunami Aceh disebabkan oleh gempa bumi Samudra Hindia berkekuatan 9,1-9,3 skala richter pada 26 Desember 2004. Tsunami yang disebabkan oleh gempa tersebut cukup dahsyat, menerpa pemukiman masyarakat Aceh dengan tinggi ombak mencapai 30 meter.

Gempa dan tsunami ini menjadi salah satu peristiwa bencana alam paling mematikan di dunia. Sejarah mencatat bahwa gempa tersebut merupakan yang ketiga terbesar yang pernah tercatat oleh seismograf. Bahkan, bencana alam itu merupakan gempa dengan durasi terpanjang sepanjang sejarah (mencapai 8,3 sampai 10 menit).

Gempa ini membuat seluruh planet bumi bergetar. Indonesia, khususnya Aceh, merupakan daratan dengan dampak terbesar, disusul dengan Sri Lanka, India, dan Thailand.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us