Pemerintah Akan Kaji Kedalaman Tanah di Lima Titik untuk Proyek BIUTR

- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan kajian kedalaman tanah di lima titik untuk proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR).
- Kajian ini dilakukan untuk langkah awal penyusunan Detail Engineering Design (DED) dari sudut teknis maupun sosial ekonomi.
- Proyek BIUTR direncanakan mulai dibangun pada 2026 dan ditargetkan operasional pada 2029, dengan jalur dari Pasteur hingga Cibiru dan Ujungberung melewati beberapa titik.
Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat, memastikan proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) mulai berporgres. Kajian kedalaman tanah di lima titik akan dilakukan untuk langkah awal penyusunan Detail Engineering Design (DED).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, kajian juga dilakukan dari sudut teknis maupun sudut sosial ekonomi. Hanya saja, mereka belum menentukan di mana saja titik proyek tol dalam Bandung akan dipasang.
"Jadi titik itu belum menetapkan untuk lokasinya, tetapi lebih kepada nanti ruas yang akan digunakan itu apakah mau dilakukan flyover atau underpass di sana, dengan beberapa pertimbangan nanti analisisnya akan disampaikan di dalam DED,” ujar Dedi, Rabu (3/12/2025).
1. Titik kajian masih bisa bergeser

Dedi mengungkapkan, lima titik ini belum bisa dipastikan karena ada kemungkinan akan bergeser satu sama lain. Sehingga, kajian kedalaman tanah penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan untuk nantinya dijadikan konstruksi dari proyek BIUTR itu.
"Masih bisa bergeser, menyesuaikan dengan hasil cek lapangan yang kemarin dilakukan, itu nanti rekomendasi apakah ini tetap di situ atau kemudian ada pergeseran. Kalau tahapannya masih sama, pembangunan dimulai 2026 dan ditargetkan bisa operasional di 2029," katanya.
2. Rencananya jalan tol menyambung Pasteur hingga Gedebage

Adapun jalur BIUTR ini, nantinya akan dibangun dari Pasteur hingga Cibiru dan Ujungberung melewati Gasibu, Cicaheum, Arcamanik, Jalan Rumah Sakit Ujungberung Cibiru. Hanya saja, untuk jumlah flyover yang akan dibangun masih belum diketahui.
"Nanti masuk ke Gedebage Sumarecon, itu yang mungkin nyambungnya ke sana, kalau tol ya antar tol. Nah, berapa underpass atau flyover yang dibangun itu masih dihitung," ucapnya.
3. DPRD ingatkan urusan anggaran

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohanady mengatakan, pembangunan BIUTR dan infrastruktur lainnya selalu terkendala anggaran. Dia memberikan masukan agar anggaran untuk pembebasan lahan ini benar dipersiapkan.
"Ya, saya bersyukur aja. Mudah-mudahan benar ini ada uangnya. Karena dari dulu, ini berkaitan dengan pembebasan lahan. Pembebasan lahan dalam kota itu ternyata tidak mudah. Karena ongkosnya sangat besar," kata Daddy.
Dia berharap, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sudah siap mengalokasikan anggaran untuk pembangunan BIUTR, khususnya pembebasan lahan yang dinilainya membutuhkan biaya besar.
"Jadi kalau mau direalisasikan di periode Gubernur Kang Dedi Mulyadi, saya kira baik-baik saja. Mudah-mudahan BPJT pusat betul-betul mengalokasikan dana di periode KDM ini," ucapnya.

















