Pemkot Bandung Siapkan Bantuan Fasilitas untuk Koperasi Merah Putih

- Pemkot Bandung siap memberikan bantuan fasilitas untuk KMP
- KMP dapat memanfaatkan lahan dan bangunan nganggur milik Pemkot Bandung
- Barang dagangan disimpan di tempat lain karena ruangan koperasi terbatas
- Banyak KMP kesulitan modal dan aset usaha, terutama yang bergerak di bidang usaha sembako
- Pemkot Bandung melakukan pendampingan bagi pengurus KMP untuk memperoleh pinjaman dari bank Himbara
Bandung, IDN Times - Puluhan koperasi merah putih (KMP) telah mulai berjalan di Kota Bandung. Berdasarkan data dinas koperasi sedikitnya per September 2025 sudah ada 36 KMP di mana 33 di antaranya sudah bisa melakukan pengajuan pinjaman ke himpunan bank negara (himbara).
Wakil Wali Kota Bandung Erwin mengatakan bahwa fasilitas tempat memang menjadi persoalan berdirinya KMP. Sebab, tidak semua kelurahan punya tempat memadai sehingga bisa meminjamkan ruangan.
"Ada koperasi yang masih menumpang, tapi ada juga beberapa yang sudah menyewa tempat sendiri. Bahkan ada yang sudah beroperasi di rumah anggotanya, misalnya yang menjalankan usaha sembako," kata Erwin kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).
1. Manfaatkan lahan dan bangunan nganggur

Untuk itu, Pemkot Bandung siap memberikan bantuan agar KMP tetep dapat berdiri dengan memanfaatkan lahan atau bangunan milik Pemkot yang belum terberdayakan. Nantinya, pengurus KMP bisa meminjam bangunan terlebih dulu dan ketika memang sudah harus dipakai maka KMP harus pindah tempat.
"Sebenarnya sudah ada pemanfaatan tanah-tanah milik pemerintah daerah dengan skema sewa. Kami juga berkoordinasi dengan dinas untuk melihat tanah-tanah mana yang memungkinkan digunakan untuk itu," tuturnya.
Saat ini juga sudah ada koperasi yang mengajukan peminjaman salah satunya memakai bekas kantor kecamatan. Erwin memastikan Pemkot Bandung tak keberatan jika memang lahan atau fasilitas tersebut dipergunakan lebih dulu.
"Tapi kalau nanti pemerintah membutuhkan lahannya kembali, tentu tempat itu harus diserahkan kembali kepada pemerintah," katanya.
2. Barang dagangan disimpan di tempat lain

Sementara itu, Anto selaku kepala bagian usaha KMP Pengseret, Kota Bandung, mengatakan bahwa koperasinya sudah berjalan sejak Juli 2025. Sejauh ini anggota sudah mencapia 20 orang dan secara bertahap terus bertambah.
Untuk saat ini ruangan yang dipakai berada di area belakang Kelurahan Nyengseret berdampingan dengan bank sampah. Karena ruangannya tidak terlalu besar, maka sembako yang dijual disimpan di gudang Ketua KMP Nyengseret.
"Barangnya di rumah ketua, jadi kalau mau yang beli bisa ambil di sana atau dikirim dari sana. Gak jauh dari sini (kelurahan). Untuk sementara operasional yang dilakukan KMP ini hanya melakukan jual beli sembako. Sedangkan untuk simpan pinjam belum bisa dilakukan karena anggota masih terbatas dan uang modal pun belum mencukupi," ujar Anto.
3. Banyak KMP kesulitan modal dan aset usaha

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung Budhi Rukmana mengatakan, sebagian besar dari Koperasi Merah Putih yang telah terbentuk bergerak pada bidang usaha sembako karena dinilai paling dibutuhkan masyarakat dan mudah dijalankan.
“Pada September, menurut catatan kami sudah ada 36 Koperasi Merah Putih yang telah berjalan, sekitar 90 persen di antaranya bergerak di bidang usaha sembako,” kata Budhi di Bandung, Selasa (14/10/2025).
Budhi menuturkan untuk sementara waktu seluruh unit dari Koperasi Merah Putih memanfaatkan ruangan di kantor kelurahan masing-masing sebagai lokasi gerai karena keterbatasan modal dan aset usaha.
Meski begitu, ia mengungkapkan telah berupaya menjalin kemitraan antara koperasi besar di Kota Bandung dengan Koperasi Merah Putih untuk mengatasi masalah pembiayaan modal. “Pada 7 Oktober lalu telah dilakukan penandatanganan kerja sama antara lima Koperasi Merah Putih dengan lima koperasi besar. Mudah-mudahan ke depan jumlahnya semakin bertambah,” kata dia.
Selain itu, Pemkot Bandung juga telah melakukan pendampingan bagi para pengurus Koperasi Merah Putih untuk dapat memperoleh pinjaman dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni BNI, BRI, BSI, dan Bank Mandiri.
“Sudah ada 33 Koperasi Merah Putih yang mendapat kesempatan untuk memperoleh fasilitasi pinjaman dari bank-bank Himbara,” katanya.