Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pabrik BYD di Subang, Dedi Mulyadi Minta Pekerja Lokal Dilibatkan

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta agar pabrik otomotif mobil Build Your Dream (BYD) di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Kabupaten Subang, turut menyerap tenaga kerja terampil dari warga lokal.

Dedi memastikan, progres pembangunan pabrik otomotif merek Tiongkok ini tengah berproses dan dirinya meminta untuk tenaga kerja lokal asal Kabupaten Subang diserap secara maksimal. 

"BYD sudah lagi progres berjalan, tinggal pembebasan tanah. Pekan depan mau kami undang para pihak Agar cepat pembebasannya. Karena, katanya 18 ribu pekerja, tapi nanti kami lihat lagi karena angka 18 ribu itu. Bener gak 18 ribu?" ujar Dedi, dikutip Senin (21/4/2025).

1. Ultimatum agar tenga kerja lokal diserap

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (IDN Times/Fatimah)

Urusan tenaga kerja, menurutnya harus ada kepastian lebih jelas, karena saat ini produksi mobil mulai menerapkan teknologi AI sehingga dikhawatirkan nantinya para pekerja warga lokal tidak terserap secara maksimal. 

"Karena teknologinya sudah robot, kalau mobil kan harus kami analisis dulu secara benar dan penyampainya 18 ribu pekerja. Zamannya zaman AI kan, pasti yang mengerjakan mesin-mesin produksi otomotif kan pasti pakai robot," katanya.

Meski demikian, Dedi memastikan untuk tenaga kerja yang terserap bukan dari luar provinsi. Dia meminta warga Subang harus bisa bekerja di pabrik otomotif BYD ini. 

"Prioritas tenaga kerja terampil dari Subang," katanya. 

2. Investasi harus inklusif

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kemeja putih, tengah) saat menyapa warga di lokasi longsor Jalan Danasasmita, akses Stasiun Batutulis, Kota Bogor, Senin (14/4/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Persoalan serapan tenaga kerja lokal ini sebelumnya juga sempat dibahas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman. Dia mengatakan, nilai investasi atu penanaman modal di Jawa Barat (Jabar) pada 2024 mencapai Rp221 triliun. 

Hanya saja, investasi jumbo ini tidak berbanding lurus dengan penurunan tingkat pengangguran di Jabar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka di Jabar mencapai 6,75 persen, tertinggi dibandingkan nasional 4,91 persen. 

Selain itu, kesenjangan atau gini ratio di Jabar pada 2024 berada diangka 0,428, lebih tinggi jika dibanding angka nasional di 0,381.

"Jadi kalau tidak di-backup dengan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh, kan jadi ngeplos. Investasinya jadi eksklusif. Agar investasinya inklusif di 2025 ini, maka salah satunya kami siapkan SDM yang tangguh," katanya. 

3. BYD harus serap tenaga kerja lokal

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Kabupaten Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Herman mencontohkan perusahaan mobil listrik yang akan membuka pabrik di Jabar dan membutuhkan sekitar 18 ribu pegawai. Hanya saja, kata dia, SDM di Jabar belum banyak yang memiliki kualifikasi seperti yang dibutuhkan.

"Contoh BYD ini kan akan segera buka ya. BYD satu pabrik aja butuh 18.000 pekerja, dan itu kan punya kualifikasi. Contoh kualifikasinya electric vehicle dan sel baterai. Pertanyaannya, memang anak-anak kita lulusan SMA, SMK, sudah dibekali dengan kemampuan kompetensi electric vehicle? kan belum," ucapnya.

Pihaknya pun akan meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Dinas Pendidikan (Disdik) dan Pemerintah di Kabupaten/Kota untuk bersama-sama menyiapkan SDM yang unggul. 

"Kalau ingin korelasi signifikan antara investasi dengan pengangguran dan indeks gini, maka SDM-nya harus bagus, sehingga SDM-nya bisa terserap," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us