Marak Siswa Keracunan MBG, Ini Kata Mendikdasmen

- Kasus keracunan jadi evaluasi BGN dan Kementerian
- Mu'ti sebut banyak masyarakat dan sekolah yang berharap MBG tetap berjalan
- Bupati Majalengka minta pengelola dapur patuhi SOP
Majalengka, IDN Times- Kasus keracunan siswa setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) marak terjadi di berbagai daerah. Tidak hanya siswa, penerima manfaat dari kalangan ibu hamil juga sempat mengalami hal serupa, setelah dikabarkan menyantap makanan dari program unggulan pemerintah itu.
Menyikapi hal itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Abdul Mu'ti menilai, MBG merupakan program strategis, yang berorientasi terhadap generasi muda unggul.
"Bagaimana agar program MBG sebagai prioritas Bapak Presiden tetap bisa dipaksakan. Karena ini sangat strategis untuk membangun generasi Indonesia yang sehat, generasi yang kuat, generasi yang unggul," kata Mu'ti saat melakukan kunjungan ke Majalengka, Sabtu (28/92/2025).
1. Kasus keracunan jadi evaluasi BGN dan Kementerian

Terkait kasus keracunan yang marak terjadi, Mu'ti memastikan menjadi perhatian dari pemerintah. Dijelaskannya, Badan Gizi Nasional (BGN) dan beberapa Kementerian melakukan evaluasi terkait kasus tersebut.
"Bahwa ada permasalahan-permasalahan yang sekarang ini terjadi di beberapa tempat, ini memang sedang menjadi evaluasi dari Badan Gizi Nasional, dan juga dari lintas Kementerian. Untuk bagaimana ke depan bisa diperbaiki lagi," kata dia.
2. Mu'ti sebut banyak masyarakat dan sekolah yang berharap MBG tetap berjalan

Berbagai macam kasus MBG, khususnya keracunan yang terjadi, jelas dia, tidak lantas menjadi alasan program tersebut dihentikan. Dijelaskan Mu'ti, banyak masyarakat dan kalangan sekolah yang berharap agar program tersebut terus berlanjut.
"Jadi prinsipnya kami tetap mendukung dan sebagian besar masyarakat, sekolah-sekolah juga mengharapkan agar MBG tetap bisa dilaksanakan," kata dia.
"Tentu kalau ada kekurangan dan berbagai macam permasalahan, nanti diperbaiki. Agar kedepan bisa lebih baik lagi," lanjut Mu'ti.
3. Bupati Majalengka minta pengelola dapur patuhi SOP

Sementara itu, Bupati Majalengka Eman Suherman mengingatkan pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPT/dapur) untuk memperhatikan SOP. Eman mengingatkan, pengelola dapur memiliki peran yang penting terkait kelancaran program tersebut
"Semuanya harus berjalan sesuai SOP. Peran penyedia makanan, kualitas gizinya bagaimana," kata dia.
Eman juga mengingatkan terkait waktu masak dan pendistribusian. Dia beralasan, dari kasus yang terjadi, salah satunya dipicu masa jeda masakan matang dengan waktu pembagian yang lumayan terpaut jauh.
"Kalau berdasarkan berita yang kami dapat, ini karena lamanya memasak. Masak jam dua malam, kemudian dikirimkan ke anak jam 11. Diperkirakan waktu ini yang menyebabkan adanya virus. Mudah-mudahan ini jadi pelajaran kami di Majalengka. Dengan maksimalnya nanti tim di lapangan, mudah-mudahan terantisifasi," jelas Eman.