Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komentar Warga KBB Penerima MBG Setelah Peristiwa Keracunan Cipongkor

IMG-20250922-WA0124.jpg
Pelajar Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat korban keracunan MBG (Istimewa)
Intinya sih...
  • Lebih dari 1.000 orang terkena keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat, Jabar.
  • Status darurat ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan tiga dapur umum atau SPPG diberhentikan sementara.
  • Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat telah menerima 208 sampel makanan menu MBG untuk dilakukan pengecekan mutu dan kandungannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas di Kabupaten Bandung Barat, Jabar turut menjadi perhatian publik. Pasalnya, korban dari peristiwa ini sudah lebih dari 1.000 orang baik dari guru pelajar hingga ibu menyusui.

Kondisi ini membuat beberapa orang korban merasa trauma. Pemerintah Kabupaten Bandung Barat pun kini sudah menetapkan status darurat dan masih menunggu hasil uji sampel di laboratorium Labkesda Jabar dan Pemkab Bandung Barat.

1. Orangtua mengalami sedikit kekhawatiran

IMG-20250924-WA0046.jpg
Gelombang kedua keracunan massal MBG di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (24/9/2025) (Istimewa)

Dari status KLB ini ada sebanyak tiga dapur umum atau SPPG yang diberhentikan sementara. Sedangkan, yang lainnya masih beroperasi, dan para penerima pun masih menyantap MBG ini.

Seperti di SD Negeri 2 Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, para murid masih mendapatkan program MBG dengan menu beragam. Meski begitu beberapa orang tua masih merasakan khawatir.

Salah seorang wali murid, Siti mengaku masih merasakan ada sedikit kekhawatiran atas keracunan MBG yang disantap putrinya. Namun dia yakin dengan pihak sekolah karena melakukan pengecekan terhadap makanan sebelum disantap murid-murid.

"Kalau dengar dari berita ya khawatir (keracunan). Tapi guru-guru di sini (SD Negeri 2 Cimareme) selalu cek makanan itu satu per satu. Jadi sebelum dikasih ke murid, dicoba dulu sama gurunya. Kalau ada yang basi, ya gak dikasih ke murid. Itu yang membuat saya yakin makanan untuk anak saya aman," jelas Siti, Sabtu (27/9/2025).

2. Sedikit membantu mengurangi beban orangtua

IMG-20250922-WA0120.jpg
Kondisi pelajar keracunan MBG di Cipongkor KBB (Istimewa)

Sebagai orangtua yang putrinya masih duduk di bangku kelas empat, Siti berharap MBG terus berjalan, namun dengan pengecekan melibatkan dewan guru. Artinya, kolaborasi dengan pihak lainnya pun harus dilakukan agar ke depannya para murid aman dan terjaga.

Sementara, Linda yang putrinya duduk di kelas 2 SD Negeri 2 Cimareme mengklaim program MBG membantu meringankan orangtua. Namun apabila pemerintah mau memberhentikan sementara, menurutnya tidak menjadi soal.

"Kalau mau diteruskan, kumaha (bagaimana) pemerintah wae (saja). Abdi mah ngiringan (saya mengikuti saja)," ujar Linda yang tinggal di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah ini.

"Upami ngadamel makanan tabuh tilu teras dibagiken murang kalih tabuh 10 atau tabuh 11, eta makanan jadi ti is (kalau membuat makanan mulai pukul tiga dan disajikan pukul 10 atau pukul 11, makanan jadi dingin)," tuturnya.

3. Labkesda Jabar masih melakukan uji laboratorium

IMG_20250925_151935.jpg
Ibu menyusui keracunan MBG di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (IDN Times/Azzis Zulkhair)

Sementara, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat dari Januari hingga September 2025 telah menerima mencapai 208 sampel makanan menu MBG dari berbagi daerah untuk dilakukan pengecekan mutu dan kandungannya. Sampel yang dikirim merupakan menu diduga menjadi penyebab keracunan makanan siswa.

Kepala Labkesda Jabar dr. Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan, hingga Jumat (26/9/2025) pukul 15.40 WIB sudah ada 28 frekuensi pengiriman sampel dari banyak daerah. Setiap pengiriman memiliki jumlah sampel yang berbeda-beda.

"Ada dari dinas kesehatan 12 kabupaten kota di antaranya KBB, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Cianjur, Garut, Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Cirebon, Garut, Sukabumi, Subang, dan Ciamis," kata Ryan ditemui di kantornya.

Sampel yang didapat berupa nasi, sayuran, daging, dan olahan lainnya. Menu MBG tersebut kemudian diuji di laboratorium untuk melihat kandungan mikrobiologi dan kimia lingkungannya.

Jenis bakteri yang terdeteksi antara lain Vibrio cholera, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus. Sementara itu, dalam pemeriksaan laboratorium kimia, 92 persen hasilnya negatif, tetapi 8 persen sampel positif mengandung nitrit. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Dedi Mulyadi Hapus Biaya Katering dan Jamuan Khusus Tamu Mulai 2026

27 Sep 2025, 15:55 WIBNews