Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dari Desa ke Pasar Global, Jejak Perempuan Berdaya Lewat PNM

Ilustrasi perempuan. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi perempuan. (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • Program Mekaar menjadi pintu masuk jutaan perempuan menuju kemandirian ekonomi keluarga.
  • PNM menerbitkan Orange Bond senilai Rp16 triliun dan Orange Sukuk pertama di dunia, membuka akses pasar modal global bagi perempuan di desa.
  • PNM mengembangkan inovasi seperti aplikasi SenyuM Mobile, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), serta tampil dalam forum internasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Indonesia mencatat sejarah baru di sektor pembiayaan inklusif. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menghubungkan perempuan prasejahtera di pelosok desa dengan pasar modal global melalui program inovatif yang mereka jalankan.

Sejak berdiri pada 1999, PNM terbilang konsisten menggarap segmen ultra mikro—kelompok yang selama ini dianggap terlalu kecil dan berisiko tinggi oleh lembaga keuangan formal. Strategi itu justru menjadi fondasi perubahan sosial dan ekonomi.

Hingga Agustus 2025, lebih dari 13 juta perempuan telah menjadi nasabah aktif PNM. Capaian ini menempatkan PNM sebagai lembaga pembiayaan perempuan terbesar di dunia, melampaui Grameen Bank asal Bangladesh.

1. PNM Mekaar, pintu masuk jutaan perempuan menuju kemandirian

Dari Desa ke Pasar Global, Jejak Perempuan Berdaya Lewat PNM (IDN Times/istimewa)
Dari Desa ke Pasar Global, Jejak Perempuan Berdaya Lewat PNM (IDN Times/istimewa)

Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) menjadi motor utama PNM dalam pemberdayaan. Melalui skema pembiayaan tanpa agunan dan berbasis kelompok, jutaan perempuan di desa dapat mengakses modal usaha sekaligus pendampingan.

Realisasi penyaluran Mekaar terus tumbuh signifikan. Dari Rp4,2 triliun pada 2017, angka itu melesat menjadi Rp68,2 triliun pada 2024, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) mencapai 49,2 persen.

Sampai Agustus 2025 saja, Rp43,3 triliun telah disalurkan kepada perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia.

Selain pembiayaan, PNM rutin mengadakan Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) yang menjadi ruang belajar bersama, berbagi strategi usaha, hingga memperkuat solidaritas. Pendekatan ini membuat perempuan desa tak sekadar menerima modal, tetapi juga membangun jejaring sosial yang memperkuat kemandirian.

2. Saat desa bersua pasar modal global

ilustrasi memantau performa green sukuk (unsplash.com/Jason Briscoe)
ilustrasi memantau performa green sukuk (unsplash.com/Jason Briscoe)

Tonggak sejarah lain tercatat pada Juni 2025 ketika PNM menerbitkan Orange Bond senilai Rp16 triliun sekaligus Orange Sukuk pertama di dunia. Inovasi ini langsung menempatkan Indonesia di radar keuangan global sebagai pionir instrumen berkelanjutan dengan fokus pada kesetaraan gender.

Respons investor terbilang impresif. Dalam delapan hari book building, seluruh emisi terserap penuh bahkan oversubscribe.

Kupon yang ditawarkan pun kompetitif: 6,25 persen untuk tenor satu tahun, 6,65 persen tenor tiga tahun, hingga 6,85 persen tenor lima tahun.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyebut momen ini sebagai pertemuan unik antara dua dunia. “Saya istilahkan mempertemukan Wall Street dengan Backstreet. Modal global bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosok desa,” ujarnya, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Minggu (28/9/2025).

Pernyataan itu menjadi simbol bagaimana pembiayaan inklusif dapat menjembatani kesenjangan: dari warung kecil di pedesaan hingga lantai bursa internasional.

3. Dari inovasi hingga panggung global

Dari Desa ke Pasar Global, Jejak Perempuan Berdaya Lewat PNM (IDN Times/istimewa)
Dari Desa ke Pasar Global, Jejak Perempuan Berdaya Lewat PNM (IDN Times/istimewa)

Fondasi Orange Bond tetap bersumber dari Mekaar yang kini menjangkau 13,3 juta perempuan di 36 provinsi. Namun, inovasi PNM tidak berhenti di sana.

Mereka juga menghadirkan aplikasi SenyuM Mobile, mengembangkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), hingga tampil dalam forum internasional seperti Commission on the Status of Women (CSW) PBB ke-68 di New York.

PNM memastikan semua program sejalan dengan regulasi OJK, termasuk verifikasi independen untuk menjamin keberpihakan pada kesetaraan gender. Bahkan, penerbitan tahap kedua Orange Bond senilai Rp1,02 triliun sudah dipersiapkan pada akhir 2025.

Atas berbagai terobosan ini, PNM meraih penghargaan “Best Ultra Micro Finance for Empowering Women in Business” dari CNBC Indonesia. Bagi PNM, penghargaan ini menjadi validasi atas upaya menghubungkan pasar modal global dengan pemberdayaan perempuan ultra mikro di desa-desa Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Dari Desa ke Pasar Global, Jejak Perempuan Berdaya Lewat PNM

28 Sep 2025, 05:00 WIBNews