Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Bangkit Rizki/IDN Times)

Cimahi, IDN Times - Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng MinyaKita. Minyak goreng itu naik dari Rp14.000 per liter menjadi Rp15.700 per liter.

Kenaikan harga minyak goreng MinyaKita itu membuat para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Cimahi, Jawa Barat menjerit. Seperti yang dirasakan Yayat Hidayat, pemilik sentra oleh-oleh Keripik Pedas Riki asal Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah.

"Ya jelas memberatkan, soalnya bahan baku kita untuk produksi ini kan minyak goreng. Sekarang harganya naik hampir Rp16 ribu," kata Yayat Hidayat, pemilik sentra oleh-oleh Keripik Pedas Riki.

1. Omzet alami penurunan

(Bangkit Rizki/IDN Times)

Tak pelak kenaikan harga MinyaKita itu berpengaruh pada membengkaknya ongkos produksi. Kemudian berdampak pada menurunnya omset yang didapat. Sebab, harga produknya tetap sedangkan biaya operasional naik

"Ya omset menurun pastinya, tapi modal bertambah. Kalau dengan kenaikan ini, mungkin omset itu turunnya sampai 30 persenan. Nah modalnya malah membesar," ungkap Yayat.

Dalam sehari, kata dia, pabrik pengolahan keripik pedas dan basreng di Jalan Sisimangaraja, Setiamanah itu bisa menghabiskan hingga 450 liter minyak goreng untuk mengolah bahan baku singkong.

"Sehari rata-rata 450 liter, itu untuk menggoreng basreng dan keripik. Soalnya sehari menggoreng itu bisa sampai 3 ton keripik singkong," terang Yayat.

2. Produsen kurangi ukuran produk

Editorial Team

Tonton lebih seru di