- RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
- RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025
- RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
- RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
- RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.
Diduga Korban Bullying, Remaja Perempuan di Sukabumi Akhiri Hidup

- Akhiri hidup saat keluarga sedang tidurSaat anggota keluarga lain tidur, AK ditemukan menggantung di pintu kamar oleh neneknya sekitar jam 23.00 WIB.
- Tinggalkan surat wasiatAK meninggalkan surat wasiat yang menyebutkan bahwa ia mengakhiri hidup karena perkataan teman-temannya di sekolah.
- Keluarga tolak autopsi, jasad sudah dimakamkanKeluarga korban menolak autopsi dan jasadnya telah dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
Sukabumi, IDN Times - Peristiwa memilukan dialami seorang remaja perempuan berinisial AK (14) di Kabupaten Sukabumi. Siswa madrasah tsanawiyah negeri itu nekat mengakhiri hidup di rumahnya pada Selasa (28/10/2025) malam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban pertama kali ditemukan oleh sang nenek sekitar pukul 23.00 WIB dengan kondisi menggantung di pintu kamar. Nenek korban langsung berteriak dan petugas gabungan dari kepolisian, koramil hingga puskesmas datang ke lokasi kejadian.
1. Akhiri hidup saat keluarga sedang tidur

Sekretaris Desa Bojong Dede Nuryadin menceritakan detik-detik penemuan jasad korban. Dia mengatakan, korban ditemukan saat anggota keluarga yang lain sedang terlelap tidur. Diketahui, ia tinggal bersama ibu dan neneknya, sedangkan ayahnya bekerja di luar kota.
"Kronologisnya sekitar jam 23.00 WIB neneknya keluar mau ke air. Neneknya kurang jelas (penglihatan) pas keluar di pintu ada yang menghalangi. Itu naon ngagantung ngahalangan jalan (itu apa menggantung menghalangi jalan) ternyata itu korban dan neneknya berteriak," kata Dede saat dikonfirmasi Rabu (29/10/2025).
2. Tinggalkan surat wasiat

Kematian AK meninggalkan duka bagi keluarga. Ditambah, penyebab korban mengakhiri hidup diduga karena perkataan teman-temannya di sekolah. Hal itu tertulis dalam surat wasiatnya.
"Iya (ada surat wasiat) tapi sudah dibawa oleh pihak kepolisian. Semalam dibawah oleh kanit (Polsek Cikembar) surat-suratnya," ujarnya.
Dalam salinan surat wasiat yang diterima IDN Times, korban sempat meminta maaf kepada nenek, ayah, ibu dan guru-gurunya di sekolah. Ia juga menuliskan perkataan temannya berinisial I yang melukai hati korban.
"Teu tau salah A naon, tapi A ngarasa I sok sundar sindir ka A, kaya kejadian I bilang 'paeh we paeh lah' eta teh bikin A nyeri hate nyaho teu (tidak tahu salah A apa, tapi A merasa I suka menyindir, seperti kejadian I bilang 'mati saja, mati lah' itu buat A sakit hati tahu tidak)," isi salah satu penggalan surat wasiat korban.
Dede mengatakan, kasus ini pun masih dalam penyelidikan kepolisian. Pihaknya pun enggan menyimpulkan motif korban mengakhiri hidup. Namun, surat wasiat itu digunakan sebagai salah satu petunjuk.
3. Keluarga tolak autopsi, jasad sudah dimakamkan

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Jasad korban dievakuasi dan kini telah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat.
"Langsung dievakuasi dan sudah dikuburkan tadi pagi," tutup Dede.
4. Depresi bukan hal sepele
Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

















