Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Tragis Korban Pengangkut Amunisi Kedaluwarsa di Garut

Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025) (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025) (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Garut, IDN Times - Salah satu dari 13 orang korban yang meninggal dalam peledakan amunisi kedaluwarsa di Kabupaten Garut ternyata merupakan sopir yang baru pertama bekerja. Dia adalah Endang Rahmat (43 tahun) yang merupakan warga Kampung Ciudian, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut.

Berdasarkan informasi yang didapatkan IDN Times, Edang mulanya diajak oleh Iyus yang sudah lebih dulu bekerja dengan Rustiawan. Adapun Rustiawan merupakan kepala atau mandor dari warga sipil untuk membantu kegiatan peledakan amunisi kedaluarsa tersebut oleh TNI AD.

"Suami saya pergi bilangnya mau kerja ambil padi, tapi diajak sama bos kerja nurunin barang peledak. Suami saya itu sopir dan baru ikut kerja sama bos itu (Rustiawan)," kata Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025). 

1. Ongkos kerja belum sempat dibayarkan

Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025) (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025) (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bahkan, ongkos dari kerja tersebut belum diketahui berapa besarannya, dan itu belum dibayarkan. Dalam peristiwa ini Iyus dan Rustiawan masuk dalam 13 orang yang meninggal dalam peristiwa peledakan amunisi kedaluarsa ini. 

"Ongkosnya tidak tahu, karena belum dibayar, dan pernah bilang tiga hari lagi pulang. Hari Sabtu saya sempat mau ke situ, tapi gak boleh, jauh rumahnya, perjalanan tiga jam dan ada mess di lokasi kejadian," kata Dede.

2. Janji pulang tiga hari tapi pulang selamanya

Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025) (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Dede istri dari Endang Rahmat saat ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025) (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Setelah itu, Dede kemudian mendapatkan kabar bahwa suaminya turut meninggal dalam peristiwa ini. Dia langsung lemas karena sempat tidak diizinkan untuk menjenguk atau bertemu langsung sebelum peristiwa ini.

"Doain saja ya, harusnya pulang hari Senin kemarin, ternyata pulang selamanya. Saya tidak menyangka, saya dikasih tahu langsung lemas, saya tidak kuat menjalaninya," katanya.

3. Sudah ada perasaan tidak enak sebelumnya

Penampakan amunisi kedaluwarsa di Garut. (IDN Times/Istimewa)
Penampakan amunisi kedaluwarsa di Garut. (IDN Times/Istimewa)

Selain itu, Dede sempat merasa ada perbedaan sebelum suaminya meninggal, di mana Endang Rahmat biasanya memberikan kabar melalui sambungan video call terhadap anak-anak, namun pada saat kejadian tidak ada kabar tersebut.

"Belum sempat komunikasi saat kejadian, biasanya suka telepon atau video call, ini ayah lagi ngumpet mau peledakan, kan biasa dikasih peringatan oleh petugas. Sosok suami itu multi talent banget, segala bisa, nyanyi hayu, ngaji hayu, pokonya kerja apa mau, ga pernah bilang gak bisa," katanya. 

"Dia dekat banget sama anak. Malahan anak bungsu bertanya kok suara ayah gak ada hari ini, karena biasanya suka telepon anak, tidak nyangka, serasa mimpi," ujarnya. 

Dalam peristiwa ini total ada 13 korban yang meninggal, di mana empat orang merupakan anggota TNI AD yaitu Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, Pratu April Setiawan, semuanya merupakan Tim Gupusmi 3 Jakarta.

Sementara sembilan warga sipil yang meninggal pertama yakni Rustiawan berasal dari Kampung Cimerak, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut; korban kedua Iyus asal Kampung Cidahon, Desa Jatimulya, Kecamatan Pameungpeuk; Korban ketiga Anwar Munawar warga Kampung Cikoneng, Desa Pameungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk. 

Korban keempat yakni Endang Rahmat warga asal Kampung Ciudian, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut; korban kelima yakni Toto Hermanto warga Kampung Cimerak, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong; selanjutnya korban atas nama Irfan Maulana warga Cimerak Desa Sagara Kecamatan Cibalong.

Korban lain yakni Agus Gustaman warga Cimerak Desa Sagara Kecamatan Cibalong; Yusrizal warga Kampung Cimerak Desa Sagara; dan Dadang Iis Kampung Sakamangan Desa Mekarwangi Kecamatan Cibalong.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
Azzis Zulkhairil
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us