Cerita Istri Mantan Anggota DPRD Indramayu yang jadi Korban TPPO

Indramayu, IDN Times - Pertolongan dari pemerintah Indonesia tengah dibutuhkan Robiin, anggota DPRD Indramayu periode 2014-2019. Bersama 36 kawannya, mantan anggota DPRD dari Nasdem itu saat ini menjadi korban dugaan TPPO di Myanmar.
Lalu bagaimana cerita Robiin terdampar di Myanmar, dan saat ini sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah itu? Yuli Asmi, selaku istri Robiin sempat bercerita tentang nasib suaminya itu.
"Awal mula suami saya direkrut itu ngelamar di sosial media. Pada saat itu suami saya melamar pekerjaan di negara Thailand untuk menjadi admin HRD, perusahaan garmen," kata Yuli saat ditemui sejumlah wartawan, di kediamannya, Desa Arjasari, Kecamatan Patrol, Kamis (10/10/2024)
1. Berangkat September 2023

Berbekal dari informasi di sosial media, Yuli menuturkan suaminya akhirnya memutuskan bekerja ke Thailand. Robiin, jelas sang istri, berangkat pada akhir 2023 lalu.
Alih-alih bekerja sesuai rencana, "ternyata dia diselundupkan ke Myanmar. Berangkat 2023 bulan September. PT (perusahaan yang dituju) itu di Thailand," kata dia.
Awalnya, Robiin dijanjikan akan mendapat gaji sebesar Rp16 juta per bulan. Selain itu, ada beberapa hak yang juga dijanjikan akan didapat Robiin, termasuk bonus dan cuti.
"Akhirnya tidak sesuai (dengan yang dijanjikan). Karena saat ini bukan di negara Thailand, saat ini suami saya di Myanmar. Di perbatasan. Dia dipekerjakan sebagai online scanning," tutur Yuli.
2. Bekerja selama 18 jam per hari

Selama bekerja, Yuli mengaku masih bisa berkomunikasi dengan suaminya meski sangat terbatas. Dari komunikasi yang terjalin, Robiin mengaku bekerja tak ubahnya seperti budak.
"Komunikasi sangat terbatas. Kondisi kerja itu 18 jam sampai 20 jam. Kalau ga mencapai target, dapat hukuman. Bisa setruman. Suami saya pernah dipukul pakai balok. Kalau ngantuk, akan dipukul pake pentungan satpam," tutur dia.
Hukuman suaminya akan semakin berat ketika mereka kedapatan bermain gawai. Mereka akan disekap, lantaran khawatir kondisi korban akan viral.
"Apabila viral, mereka pasti akan habis. Akan disekap, tiga hari gak dikasih makan. Kalaupun dikasih, makanan bekas orang. Kondisinya sangat buruk," ujar dia.
"Kisaran pekan kemarin dia menghubungi Pak Solihin (rekan mantan anggota DPRD). Minta dibantu segera dievakuasi," ujar Yuli, terkait kapan terakhir kali Robiin menghubung
3. Sudah lapor ke sejumlah lembaga, minta segera dievakuasi

Sebelum kabar tersebut beredar, Yuli mengaku sudah mencoba melakukan upaya untuk menyelamatkan suaminya itu. Namun, usaha itu hingga saat ini belum memperlihatkan hasil yang menggembirakan.
"Saya sudah melapor ke banyak pihak ya. Ke Polda, Kemenlu. Audiensi ke Komnasham, tapi ternyata evakuasinya belum," ujar dia.
Nasib yang dialami Robiin, dengan sendirinya berdampak terhadap tugas Yuli. Selain berusaha untuk minta bantuan dari instansi, dia juga berkewajiban untuk mencari nafkah.
"Saya dan anak-anak ikut menjadi korban. Karena harus mengganti peran suami saya, mencari nafkah. Saya pun harus mengadvokasi, menyelamatkan supaya bisa segera evakuasi," ungkap dia.
Robiin, kata dia, saat ini ditugaskan untuk mencari orang-orang untuk bergabung dengan perusahaan itu. Namun, kata dia, aktivitas itu sebenarnya bentuk penipuan.
"Di sana dia mencari orang-orang benua Eropa. Penipuan online sebenarnya. Dalam satu hari, harus mencari 100 kontak. Suami saya pernah disetrum, karena targetnya belum selesai. Dan harus bekerja hampir 24 jam," tutur Yuli.
"Gaji sama sekali gak ada. Jadi apa yang dijanjikan saat perekrutan itu, belum pernah terjadi. Selama satu tahun ini belum pernah terima (gaji)," ujar Yuli.