Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apel Siaga dan Jamnas LPBINU, Habib Hilal: Bumi Harus Diselamatkan

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Waketum PBNU KH Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid yang akrab disapa Habib Hilal menyebut Indonesia sebagai negara yang kerap dilanda bencana. Karena itu, jika Indonesia aman dari bencana, dunia pun akan aman.

Pernyataan itu, disampaikan Habib Hilal saat memberikan sambutan sebagai pembina upacara Apel Siaga dan Jambore Nasional (Jamnas) Relawan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI) PBNU di Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Kamis (23/5/2024).

"Indonesia ini sejatinya negara bencana. Karena itu, kita perlu menawarkan kepada dunia, bahwa Indonesia aman dari bencana, dunia aman," kata Habib Hilal.

Dia menyatakan, Indonesia telah membuktikan, saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1800-an, perekonomian Eropa lumpuh.

"Itu yang bisa kita tawarkan. Kalau Indonesia aman dari bencana, maka dunia pun dijamin keamanannya. Perekonomian pasti pulih," ujar dia.

Habib Hilal menuturkan, bencana alam di Jabar sebagian besar tanah longsor dan gempa. Karena itu, pohon bambu harus ditanam untuk menangkal bencana longsor tersebut. Pohon bambu bisa ditanam berdampingan dengan kentang, sayur mayur, dan lain-lain.

"Saat bencana tanah longsor dan gempa di Kabupaten Cianjur, PBNU langsung menggelar rapat membahas bagaimana agar bencana di Jawa Barat segera diatasi dan bagaimana evakuasi menjadi edukasi," tutur Habib Hilal.

1. Masyarakat perlu memahami penanganan bencana dan mencegah kerusakan alam

IDN Times/Istimewa

Dalam apel siaga ini, Habib Hilal menyampaikan lima poin. Pertama, LPBINU dan semua masyarakat, harus sadar sebagai khalifatan lil ard. Karena sesuai tujuan Nabi Muhammad SAW diturunkan ke muka Bumi ini pertama-pertama sebagai wimarsalnaha ila rahmatan lilal amin.

"Bukan sebagai penanggulangan bencana tetapi penyelamat. Itu yang paling pertama LPBI dilakukan," ucapnya.

Kedua, ujar Habib Hilal, semakin banyak bencana terjadi akibat kezaliman manusia kepada alam, karena itu LPBI perlu menjalankan dua tugas, yaitu, penanganan bencana dan mencegah kerusakan alam lebih lanjut.

"Penangangnan bencana yang dilakukan LPBINU perlu bertumpu kepada dirinya sendiri, bukan mengandalkan bantuan pihak lain. LPBI juga harus mendidik masyarakat agar merawat kelestarian alam," ujar Habib Hilal.

Dia menuturkan, PBNU telah menerbitkan pengkajian tentang lingkungan. Mari kita mengurai bencana menjadi rahmat. Karena itu, LPBI harus menyejahterakan masyarakat di lereng-lereng gunung.

"LPBI harus meyakinkan bagaimana caranya agar masyarakat bisa mendapatkan tempat yang baik. Salah satunya, LPBI, saya selalu menekankan, edukasi, edukasi," tutur dia.

"Karena bencana bagi warga NU tidak perlu ada relawan. Orang NU sangat tahu bagaimana caranya menjadi relawan ketika ada (bencana) longsor, banjir. Karena pasti, kalau ada longsor, banjir, orang NU yang kena dampaknya. Pasti dia akan jadi relawan," ucap Habib Hilal.

Lebih lanjut, Habib Hilal menyatakan, LPBI didirikan pada 2010 di Muktamar Makassar, bukan hanya sebagai lembaga penanggulangan bencana, tapi mengantisipasi isu-isu perubahan iklim.

LPBINU harus menjemput bola. Sebab, kalau bencana, semua dunia, tahu. Tapi perubahan iklim, bisa perdebatkan di dunia Internasional. Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PBNU sangat serius berbicara di Portugal terkait perubahan iklim.

"PBNU terkait tema besar selalu menjadikan LPBI sebagai anak emas. Semua tema LPBI, merawat alam, lingkungan, membangun peradaban. Sebab Bumi harus diselamatkan," ujar dia.

2. Terus lakukan edukasi kepada masyarakat mengenai penanggulangan bencana

IDN Times/Istimewa

Ketua LPBI PBNU Tubagus Ace Hasan Syadzily atau akrab disapa Kang Ace mengatakan, LPBI merupakan lembaga di bawah Nahdlatul Ulama (NU) yang bertugas menerjemahkan berbagai kebijakan PBNU terkait penanggulangan bencana, perubahan iklim, dan pemasalahan lingkungan.

"LPBI merupakan lembaga yang selama ini telah bekerja melakukan upaya penanggulangan bencana. Hadir di tengah masyarakat, terutama di basis-basis NU yang mengalami bencana," kata Kang Ace yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini.

Menurut Kang Ace LPBINU juga selama ini aktif melakukan edukasi masyarakat dan mendorong peran NU dalam penanganan bencana di Indonesia.

"Kenapa kami menjadikan Km 0 Cisanti ini sebagai lokasi kegiatan, karena Situ Cisanti adalah hulu Sungai Citarum, sumber air, bukan saja bagi warga Kabupaten Bandung, tapi juga seluruh Jawa Barat, bahkan nasional. Sebab Sungai Citarum ini melintasi hampir semua kabupaten di Jabar," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jabar itu.

3. Tingkatkan kemampuan dengan ikut pelatihan

IDN Times/Istimewa

Karena itu, tutur Kang Ace, kelestarian hulu Sungai Citarum harus dijaga, dilestarikan, dan hidupkan dengan menjaga lingkungan. Seperti diketahui, Sungai Citarum kerap dituding sebagai penyebab banjir yang terjadi di Jabar.

"Selain memperingati Harlah ke-14, melalui kegiatan ini, LPBINU ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa LPBINU siap siaga menghadapi berbagai bencana. Karena kita tahu, Indonesia ini merupakan ring of fire, wilayah yang sangat berpotensi terjadi bencana di mana-mana," tutur caleg terpilih dari Dapil Jabar 2 (Kabupaten Bandung-Bandung Barat) ini.

Acara ini, kata Kang Ace, dilaksanakan selama 3 hari, yang diisi apel siaga, jambore nasional, dan peningkatan kapasitas relawan LPBINU agar mereka memiliki keterampilan dalam menghadapi bencana.

"Kegiatan ini juga diisi dengan Ruwatan Jagat, doa bersama demi keselamatan negeri ini dari ancaman bencana yang setiap saat bisa menghantui kita semua," ucap Kang Ace.

Hadir pula Sekjen Kementerian Agama RI Prof Dr Muhammad Ali Ramdhani, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Dra Prasinta Dewi MPA, Kepala Pusdatin Kesos Kemensos RI Prof Dr Agus Zainal Arifin, Komisioner BAZNAS Achmad Sudrajat, Wakil Bupati Kabupaten Bandung Sahrul Gunawan, Ketua PWNU Jawa Barat, dan PCNU Kabupaten Bandung.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us