Anggaran Penanganan Sampah di Kota Bandung Terdampak Efisiensi

- Anggaran penanganan sampah di Kota Bandung akan turun pada tahun 2026 akibat efisiensi anggaran imbas pemangkasan TKD pemerintah pusat.
- Penyusutan dana Transfer ke Daerah membuat Pemkot Bandung harus efisiensi belanja daerah sebesar Rp342,24 miliar, berdampak pada penurunan anggaran penanganan sampah.
- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Darto, menyatakan bahwa meskipun anggaran berkurang, mereka masih membutuhkan tambahan 20 unit mesin insinerator untuk mengejar target pengolahan sampah.
Bandung, IDN Times - Anggaran penanganan sampah di Kota Bandung dipastikan akan mengalami penurunan pada tahun 2026. Hal itu dikarenakan adanya efisiensi anggaran imbas dana Transfer ke Daerah (TKD) dipangkas pemerintah pusat.
TKD Pemkot Bandung mengalami penyusutan Rp658,49 miliar hingga harus melakukan efisiensi belanja daerah sebesar Rp342,24 miliar. Otomatis, anggaran penanganan sampah akan banyak berkurang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto mengatakan, secara umum anggaran penanganan sampah pada 2025 sekitar Rp290 miliar hingga Rp300 miliar. Alokasinya untuk pengangkutan hingga pengolahan.
"Anggaran itu untuk penanganan, penyapuan jalan dan pengangkutan. Yang paling besar itu termasuk juga BBM untuk pengangkutannya ya," ujar Darto, dikutip Sabtu (6/12/2025).
1. Anggaran terbesar digunakan untuk operasional mesin pengolah sampah

Sumber anggaran dari APBD itu digunakan juga untuk pengadaan mesin insinerator seperti mesin pengolah sampah (motah) yang saat ini sudah beroperasi di beberapa titik seperti di TPS Rancasari.
"Motah ini termasuk (anggaran) penanganan. Jadi untuk anggaran motah itu memang ada budget, misalnya untuk menggaji pegawai," kata Darto.
2. Anggaran akan semakin minim

Hanya saja untuk anggaran pada 2026 nanti, kata Darto, kemungkinan akan mengalami penurunan karena Pemkot Bandung harus melakukan efisiensi anggaran imbas adanya pemangkasan TKD.
"Untuk tahun depan, kalau dari rencana anggaran memang ada penurunan akibat dana transfer ke daerah dikurangi cukup besar, tapi angkanya belum fix," ucapnya.
3. Sebanyak 210 ton sampah sampah belum tertangani

Di tengah penurunan anggaran pada tahun 2026, kata Darto, pihaknya masih membutuhkan tambahan mesin insinerator sebanyak 20 unit untuk mengejar target pengolahan sampah sebanyak 500 ton.
"Untuk tahun 2026 kami baru bisa menyiapkan lima unit dari 20 unit yang kami perlukan. Saat ini pengolahan sampah baru sanggup 310 ton, masih ada 210 ton lagi yang belum tertangani dengan mekanisme pengolahan yang ada," kata Darto.


















