91 Rumah di Pasekan Indramayu Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Indramayu, IDN Times- Puluhan rumah di Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu rusak setelah diterjang puting beliung pada Kamis (6/3/2025) malam. Musibah itu terjadi di dua desa yakni Desa Totoran dan Desa Pabean Ilir.
Salah seorang warga Desa Pabean Ilir Durohim menjelaskan, akibat kejadian itu, rumah miliknya ambruk.
"Kejadiannya sekitar jam sembilan dan berlangsung sekitar lima menit. Akibatnya, rumah saya langsung ambruk," kata dia.
1. Musibah datang setelah Salat Tarawih

Durohim adalah salah seorang warga yang rumahnya ambruk akibat diterjang puting beliung. Akibat musibah itu, masih ada enam rumah lagi mengalami hal yang sama.
Musibah tersebut cukup menyisakan trauma bagi Durohim dan warga lainnya. Suara gemuruh angin sempat terdengar cukup jelas, yang akhirnya diikuti dengan ambruknya beberapa rumah.
Musibah puting beliung sendiri terjadi setelah Salat Tarawih. "Kejadian puting beliung bermula setelah salat tarawih. Awalnya, terdengar suara petir sebanyak tiga kali, diikuti suara angin yang mirip suara kereta," jelas dia.
Dalam waktu bersamaan, listrik di Desa Pabean Ilir padam. Beberapa saat kemudian, hujan mulai turun dengan cukup deras, disusul angin yang cukup kencang.
"Saat itu, angin masih pelan dan listrik padam. Hujan sih belum deras. Setelah itu, hujan mulai mengguyur dengan deras, dan angin kencang datang secara tiba-tiba, menyapu semuanya," kata Durohim.
Beruntung, saat kejadian, rumah Durohim dalam keadaan kosong. "Alhamdulillah tidak ada korban, tapi rumah saya benar-benar hancur," jelas dia.
2. Sebanyak 91 rumah terdampak, tujuh rumah ambruk

Camat Pasekan Dedeh Nurjanah menjelaskan, setidaknya ada 91 rumah terdampak musibah itu. Jumlah tersebut berasal dari dua desa yakni Desa Totoran dan Pabean Ilir.
Di Totoran, setidaknya tercatat sebanyak 30 rumah terdampak. Adapun di Desa Pabean Ilir, ada sebanyak 61 rumah yang terdampak. Dari 91 rumah yang terdampak, tujuh di antaranya, termasuk rumah Durohim ambruk.
"Data ini masih terus diperbarui untuk memastikan jumlah rumah yang rusak. Mayorita (tingkat) kerusakan adalah sedang hingga berat," kata Dedeh.
Pascabencana, pemerintah kecamatan sudah koordinasi dengan berbagai pihak. Selain itu, Dedeh memastikan proses evakuasi warga terhadap warga yang terdampak juga sudah dilakukan.
"Kami terus berkoordinasi dan memonitor perkembangan di lapangan," kata Camat.
3. Tenda darurat dibangun di daerah terdampak paling parah

Lebih jauh dijelaskan Dedeh, pihaknya juga sudah membangun tenda darurat. Tenda tersebut dibangun di Desa Pabean Ilir, mengingat daerah itu mengalami dampak yang cukup parah.
"Kebetulan dari tiga lokasi yang terdampak, di RT 11 Desa Pabean Ilir yang cukup parah," kata dia.
Terkait warga yang rumahnya ambruk, Dedeh menjelaskan, segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten. "Bagi warga yang rumahnya hancur, kami akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk penanganan lebih lanjut," ujar dia.