- Jembatan Citiis di Mekarsakti roboh, memutus akses dua desa.
- Sayap Jembatan Cipicung di Sagaranten ambruk sepanjang 10 meter.
- Jembatan desa di Cidadap dan Loji terdampak banjir-longsor.
- Ruas jalan desa di Parakansalak, Bantargadung, dan Cikembar tertutup longsoran.
- Tebing runtuh di Gunungguruh menimpa ruang keluarga rumah warga.
11 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Bencana: Jalan Putus, Rumah Rusak

- Longsor beruntun terjadi di banyak lokasi, rumah warga rusak, dan jalan terputus
- Banjir meluas: rumah dan kolam warga terendam, saluran air meluap
- Pergerakan tanah di Nagrak rusak pondasi dan struktur rumah
Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Deretan bencana kembali menerjang Kabupaten Sukabumi setelah hujan deras berintensitas tinggi mengguyur wilayah ini sejak Kamis (4/12/2025) hingga Jumat (5/12/2025).
Dalam kurun waktu kurang dari dua hari, BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat sedikitnya 19 kejadian bencana yang tersebar di 11 kecamatan, mulai dari tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, hingga pohon tumbang yang menghambat arus lalu lintas.
Secara rinci, kecamatan yang terdampak bencana di antaranya kecamatan Nagrak, Ciemas, Parakansalak, Sagaranten, Gunungguruh, Cisolok, Simpenan, Bantargadung, Cikembar, Sukabumi dan Kadudampit.
Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna menyampaikan, laporan resmi bahwa seluruh kejadian dipicu curah hujan ekstrem yang berlangsung terus-menerus. Meski tidak ada korban jiwa, dampakinya cukup besar: puluhan rumah rusak, sejumlah jembatan roboh, serta akses jalan yang terputus dan sulit dilalui.
1. Longsor beruntun terjadi di banyak lokasi, rumah warga rusak, dan jalan terputus

Rentetan longsor melanda berbagai kecamatan. Di Nagrak, longsor sepanjang 4 meter dengan tinggi 1,5 meter menyeret dinding kamar tidur rumah warga hingga jebol. Situasi serupa terjadi di Parakansalak, ketika longsor setinggi 6 meter membuat jalan desa terputus dan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua.
"Di Kecamatan Ciemas, pondasi Jembatan Citiis roboh setelah hujan tak henti mengguyur. Jembatan yang menjadi penghubung utama dua desa itu kini tidak dapat dilewati. Sementara di Sagaranten, sayap jembatan sepanjang 10 meter ambruk dan membuat dua kampung terisolasi sementara," kata Daeng, Sabtu (6/12/2025).
Di Kecamatan Gunungguruh, serangkaian longsor terjadi di beberapa titik sekaligus, menimpa rumah warga di Pasir Ipis, Mangkalaya, hingga Cibolang. Tebing-tebing setinggi 4–7 meter runtuh dan mengancam sejumlah rumah lain yang berada di sekitar lereng.
2. Banjir meluas: rumah dan kolam warga terendam, saluran air meluap

Tidak hanya longsor, banjir juga merendam permukiman di sejumlah desa. Di Mangkalaya, banjir melanda sebelas rumah dan merendam kolam ikan warga setelah saluran air meluap akibat pendangkalan. Sebanyak 35 jiwa terdampak langsung dari peristiwa ini.
"Di Kecamatan Gunungguruh dan Cibentang, banjir juga menerjang permukiman. Air masuk ke rumah-rumah setelah debit air meningkat drastis dan saluran menyempit," ujarnya.
Di Simpenan, banjir dan longsor terjadi bersamaan. Beberapa rumah di Desa Loji, Cidadap, dan Mekarasih ikut terendam, sementara longsoran menutup ruas jalan kabupaten Bagbagan–Mekarasih.
3. Pergerakan tanah di Nagrak rusak pondasi dan struktur rumah

Fenomena pergerakan tanah kembali muncul di Desa Cisarua, Nagrak. Tanah amblas dan merusak bagian pondasi, lantai, dinding, hingga atap rumah milik warga. Bangunan yang berdiri di atas tanah urugan serta sistem drainase buruk disebut memperburuk dampak kerusakan.
Kejadian pergerakan tanah menjadi salah satu yang diwaspadai BPBD mengingat wilayah Sukabumi memiliki topografi yang rawan terhadap fenomena ini, terutama saat curah hujan tinggi.
4. Pohon dan tiang listrik tumbang di Jalan Nasional, lalin sempat lumpuh

Cuaca ekstrem pada Jumat sore juga menyebabkan sebuah pohon besar dan tiang listrik tumbang di Jalan Nasional Bagbagan–Kiaradua, tepatnya di Desa Loji. Kejadian ini membuat arus kendaraan sempat tersendat hingga petugas PLN mengevakuasi material sekitar pukul 16.00 WIB.
"Akses jalan kembali normal setelah pembersihan dilakukan, namun kejadian tersebut menunjukkan rentannya jalur utama saat kondisi cuaca tak menentu," ucapnya.
5. Infrastruktur banyak terdampak: Jembatan roboh, tebing runtuh, jalan desa tertutup

Berdasarkan laporan Pusdalops, sedikitnya sepuluh titik infrastruktur mengalami kerusakan akibat bencana kali ini:
"Meski alat berat belum merata tiba di semua lokasi, warga bersama relawan melakukan pembersihan darurat menggunakan peralatan seadanya," ucapnya.
6. BPBD intensifkan pemantauan, warga diimbau tingkatkan kewaspadaan

BPBD menyatakan bahwa potensi bencana masih mungkin terjadi mengingat pola cuaca yang tidak stabil. Pemantauan dilakukan melalui aplikasi InaRisk, InaSafe, sistem informasi BMKG, serta laporan P2BK di kecamatan.
"Petugas Unit Reaksi Cepat (URC) disiagakan untuk merespons laporan dari daerah rawan, sementara informasi peringatan dini dibagikan secara rutin kepada masyarakat melalui grup WhatsApp dan kanal resmi BPBD," kata Daeng.
Daeng Sutisna menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama yang tinggal di lereng bukit, bantaran sungai, dan desa-desa berkontur curam.
Meski seluruh kejadian bencana tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka, dampak material diperkirakan cukup besar. Puluhan rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat, infrastruktur rusak, serta sejumlah akses vital terputus.
BPBD masih menghitung total kerugian sambil menunggu laporan detail dari masing-masing desa dan kecamatan.


















