Permintaan Suplemen Kesehatan Meningkat, Pelaku Usaha Farmasi Dituntut Inovatif

40 persen masyarakat mengonsumsi lebih banyak suplemen

Bandung, IDN Times - Dampak dari COVID-19 yang telah terjadi beberapa tahun terakhir tak dipungkiri telah memengaruhi perilaku masyarakat yang lebih memerhatikan kesehatannya.

Menurut survei, 68 persen masyarakat Indonesia mengakui bahwa mereka lebih memerhatikan kesehatan pribadi dan kesehatan orang-orang terdekatnya dengan 40 persen dari masyarakat Indonesia yang mengonsumsi lebih banyak suplemen untuk meningkatkan kesehatan fisik mereka selama beberapa tahun terakhir.

Tak hanya kesehatan fisik, masyarakat Indonesia juga menganggap bahwa kesehatan mental juga penting dengan 59 persen konsumen Indonesia mengakui lebih fokus terhadap kesehatan mental selama masa COVID-19. Untuk mengelola kesehatan mental tersebut, 40 persen konsumen Indonesia juga mengatakan bahwa mereka mengonsumsi suplemen yang berkaitan dengan kesehatan mental yang berdampak pada tingkat stress dan juga kualitas tidur mereka.

Berdasarkan survei di atas, permintaan atas suplemen kesehatan, baik fisik maupun mental meningkat di beberapa tahun terakhir. Adapun para pelaku usaha farmasi dan produsen panganan sehat dituntut untuk lebih inovatif dalam pemilihan bahan-bahan yang dilatarbelakangi oleh pengembangan sains.

Hal ini dipaparkan pada webinar Update on Functional Ingredients for Health & Wellness yang diadakan pada 14 September 2022 lalu. Webinar ini diadakan oleh Foodreview Indonesia dan didukung oleh Kerry dengan menghadirkan pembicara dari BPOM, Departemen Gizi Masyarakat, serta perwakilan dari Kerry. Pada acara ini para pembicara memberikan informasi terkini, pengetahuan terkait keamanan pangan, serta aturan atas panganan fungsional yang berlaku kepada para pelaku usaha yang bergerak di kesehatan dan kebugaran.

1. Hadirkan ProActive Health dengan nutrisi positif yang divalidasi

Permintaan Suplemen Kesehatan Meningkat, Pelaku Usaha Farmasi Dituntut InovatifIDN Times/Istimewa

Strategic Marketing Director Applied Health & Nutrition dari Kerry APMEA, Jackie Ng mengatakan, mengajak masyarakat untuk masuk ke pasar kesehatan dengan produk yang didukung oleh bahan-bahan yang kredibel dan ditunjang oleh pengembangan sains yang inovatif. Kerry menghadirkan ProActive Health dimana setiap merek dari ProActive Health tersebut menawarkan pengelolaan kesehatan dengan nutrisi positif yang divalidasi melalui penelitian klinis. Semua merek dibawah ProActive Health dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk mengembangkan inovasi dibidang suplemen.

"Produk dari Proactive Health sendiri hadir untuk menjawab kebutuhan konsumen mulai dari Wellmune untuk memperkuat sistem imun, Sensoril Ashwaganda untuk kesehatan kognitif, Capros untuk kesehatan jantung dan Ayuflex untuk memelihara kesehatan sendi," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Jumat(23/9/2022).

2. Panganan fungsional tidak boleh mengubah perilaku makan

Permintaan Suplemen Kesehatan Meningkat, Pelaku Usaha Farmasi Dituntut InovatifIDN Times/Istimewa

Adapun kaitannya dengan panganan, Dr. Rimbawan dari Departemen Gizi Masyarakat Universitas IPB mengatakan, komponen fungsional yang memiliki manfaat kesehatan lebih dari fungsi utamanya kerap disebut sebagai panganan fungsional, yang telah menjadi istilah yang umum digunakan oleh para pelaku komoditas dan industri.

“Meskipun ada manfaat kesehatan, namun panganan fungsional tidak boleh mengubah perilaku makan kita dan yang dikonsumsi juga tetap harus dalam jumlah wajar,” tambah Rimbawan.

3. Uji klinis harus dilakukan di Indonesia

Permintaan Suplemen Kesehatan Meningkat, Pelaku Usaha Farmasi Dituntut InovatifScreenshot/ FB Menkes RI

Bagi para pelaku bisnis, Dr. Rimbawan juga memiliki tips dalam memilih functional ingredient yaitu dengan meminta basis data pemasok selengkap mungkin dan yang penting adalah teruji secara klinis.

“Tentunya, uji klinis juga harus dilakukan di Indonesia agar sesuai dengan metabolisme dan fisik orang Indonesia yang mungkin berbeda dengan negara lain. Apabila hal ini sudah dilakukan, maka tentunya ini akan bisa diakomodir,” tambah Dr. Rimbawan.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya