Penyuplai Beras Terbesar, Wabup Minta APBN Indramayu Diistimewakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cirebon, IDN Times - Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim meminta kepada pemerintah pusat untuk memberikan keistimewaan bagi Kabupaten Indramayu terhadap kebijakan bidang pertanian. Sebab, daerah tersebut tercatat sebagai penyumbang terbesar kebutuhan beras nasional.
Atas dasar itu, Lucky menilai Kabupaten Indramayu layak diprioritaskan dalam hal kebijakan untuk mengintervensi berbagai persoalan yang dialami oleh petani Indramayu. Dengan cara itu, dia yakin produksi gabah akan terus meningkat dan ketahanan pangan nasional bisa terpenuhi dari Indramayu.
1. Indramayu sebagai produsen beras tertinggi nasional
Lucky berharap catatan dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Tanaman Pangan bahwa Kabupaten Indramayu merupakan produsen beras tertinggi tahun lalu, dapat menjadi pertimbangan pemerintah pusat untuk menjadikan Indramayu sebagai "anak emas". Mengingat masih banyak masalah yang dialami petani Indramayu, yang mana mesti segera dituntaskan.
"Indramayu sebagai penyuplai gabah dan beras nasional. Apalagi 40 persen di Jawa Barat terpenuhi dari sini. Maka, ini harus dianakemaskan dalam rangka menyerap APBN dalam program pertanian," ujar Lucky, Kamis (22/4/2021).
2. Produksi gabah 1,7 ton setiap tahun
Lucky menilai Indramayu layak mendapat keistimewaan khusus yang dibedakan dari daerah lain dalam penyerapan APBN untuk program-program pertanian. Dia menyebut, Indramayu mampu memproduksi gabah hingga 1,7 juta ton setiap tahun.
"Indramayu harus mendapat privilege untuk menyerap APBN program pertanian. Karena di sini petaninya banyak, tanahnya luas, dan penyuplai terbesar nasional, jadi harus mendapatkan benefit yang lebih," ujarnya.
3. Distribusi gabah masih terkendala
Menurut Lucky, keharusan pemerintah pusat memberikan keistimewaan bagi Kabupaten Indramayu yaitu untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi para petani.
Misalnya, pemerintah pusat memberikan anggaran lebih untuk membuat irigasi di sekitar areal persawahan, pembangunan jalan desa menuju sawah, hingga instrumen kebijakan khusus untuk pendistribusian gabah agar penyerapan maksimal.
"Permasalahannya adalah distribusi yang tidak merata. Misalkan di daerah ini surplus beras, di daerah lain rendah. Di antara perbedaan itu, distribusi tidak dilakukan dengan baik sehingga terjadi penurunan harga gabah di daerah kelebihan beras," ujarnya.
4. Harus segera mendata kebutuhan pupuk
Di samping itu, masalah kebutuhan pupuk bersubsidi yang belum merata pun masih menjadi kendala. Karena itu, Pemkab Indramayu berencana mendata petani dengan besaran kebutuhan pupuk dengan mempertimbangkan luas area sawah.
Selain pupuk, masalah minimnya alat bantu panen juga membuat petani Indramayu kesulitan memanen dalam waktu cepat. Sebab, selama ini petani masih banyak menggunakan cara tradisional.
"Masalah juga ada kebutuhan pupuk dan alat panen. Pemkab Indramayu akan mendata kebutuhan pupuk petani harus tepat kebutuhannya. Petani juga ingin dibantu mesin combine, agar proses panen lebih cepat," terangnya.