Ada Golkar di Balik Kasus Korupsi Bupati Cianjur

Uang terima kasih pada sesama kader Golkar

Bandung, IDN Times - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi menduga adanya aliran dana Rp250 juta dari Bupati Cianjur nonaktif, Irvan Rivano Muchtar, kepada Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ade Barkah. Pemberian uang, menurut dakwaan Jaksa KPK, diberikan Irvan usai ia dilantik sebagai Bupati Cianjur periode 2016-2018.

Maka, pada sidang lanjutan kasus korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) 2018 untuk bidang pendidikan, Ade Barkah didatangkan sebagai salah satu saksi. Ia kemudian diberi berbagai pertanyaan oleh Jaksa KPK dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Senin (24/6).

1. Ade dan Irvan pernah sama-sama tergabung di Golkar

Ada Golkar di Balik Kasus Korupsi Bupati CianjurIDN Times/Galih Persiana

Uang sebesar Rp250 juta itu diduga diberikan Irvan pada Ade untuk berterimakasih atas jasa-jasa Ade selama ia masih menjadi bagian dari Partai Golkar. Meski saat ini tercatat sebagai kader Partai Nasdem, Irvan diketahui besar bersama Golkar.

Saat ini, Ade merupakan Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat. Sama dengan Irvan, Ade pun berasal dari Cianjur.

Irvan mengunjungi rumah Ade sesaat setelah ia dilantik sebagai Bupati Cianjur. Di sana, ia memberikan uang pada Ade lewat sebuah bingkisan. "Waktu diberi uang itu saya enggak tahu jumlahnya," kata Ade kepada Jaksa KPK, di tengah persidangan, Senin (24/6).

Uang disodorkan di akhir kunjungan. Setelah itu, Irvan langsung meminta izin untuk pindah ke Partai Nasdem. "Dari sana saya baru tahu bahwa ia kasih uang untuk pindah ke Partai Nasdem," tuturnya.

2. Mengembalikan uang

Ada Golkar di Balik Kasus Korupsi Bupati Cianjur(Ilustrasi suap) IDN Times/Sukma Shakti

Menurut Ade, keesokan harinya, ia langsung mengembalikan uang itu pada Irvan. Ketika itu, Ade bilang bahwa ia sama sekali belum mengetahui berapa jumlah uang tersebut.

"Saya baru tahu belakangan nilainya segitu setelah dikembalikan, itu pun dari penyidik. Saya juga enggak tahu itu uang bersumber dari mana," ujar Ade.

Ade keburu tak suka pada Irvan. Ia mengaku kecewa, karena Irvan pada awalnya berkomitmen untuk ikut membesarkan Golkar setelah ia terpilih jadi Bupati Cianjur. "Karena komitmen awal dengan Irvan dulu untuk besarkan partai, dan memajukan Cianjur. Karena berikan uang, maka komitmen saya dengannya sudah selesai," kata dia.

3. Ketika Ade dicecar pertanyaan

Ada Golkar di Balik Kasus Korupsi Bupati CianjurIDN Times/Galih Persiana

Namun, anehnya, pemulangan uang tersebut tak dilakukan oleh Ade pada Irvan. Waki Ketua DPRD Jabar itu malah memulangkan uang via Tubagus Cepi Setiadi, kakak ipar Irvan.

Kata dia, semua pejabat baik legislatif mau pun eksekutif di Cianjur sudah mengetahui bahwa Tubagus merupakan orang kepercayaan Irvan. Ada pun Tubagus dan Ade, sama-sama tergabung sebagai tim sukses Irvan ketika mencalonkan diri sebagai Bupati Cianjur.

“Kalau saya prinsipnya supaya cepat sampai ke pemberi (Bupati) saja. Saya susah kalau bikin janjian, karena bupati kan sibuk,” katanya.

4. Alasan berubah-ubah

Ada Golkar di Balik Kasus Korupsi Bupati CianjurIDN Times/Galih Persiana

Namun, alasan itu berubah karena hakim tak puas dengan jawaban awal Ade. Ia kemudian mengaku malas bertemu dengan Ade, sehingga hanya menitipkan uang tersebut pada Tubagus.

“Setelah pisah dengan Golkar, saya memutuskan untuk tidak lagi menghubungi beliau. Biarlah kami bertemu dalam persaingan saja,” ujarnya.

5. Irvan tak mengelak

Ada Golkar di Balik Kasus Korupsi Bupati CianjurIDN Times/Galih Persiana

Ketika keterangan Ade dikonfrontasi oleh majelis hakim, Irvan tak menolaknya. Sejauh ini, dugaan awal KPK masih tak berubah, bahwa duit Rp250 juta itu bersumber dari hasil korupsi DAK yang dilakukan Irvan.

Sebelumnya, kasus korupsi ini berawal dari pengajuan proposal Dana Alokasi Khusus (DAK) ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan anggaran sebesar Rp945 miliar. DAK itu ditunjukkan untuk pembangunan dan perbaikan fisik 137 sekolah di Cianjur.

Bappenas kemudian hanya mencairkan Rp48 miliar saja, dari anggaran tahun 2018. Informasi itu didapatkan Cecep Sobandi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, yang dilanjutkan pada Irvan.

Setelah mendapat informasi dari Cecep, Irvan kemudian melanjutkan kembali informasi pencairan DAK dari Bappenas sebesar Rp48 miliar pada kakak iparnya, Tubagus Cepy Sethiady. Selain kakak ipar, Tubagus juga merupakan tim sukses Irvan waktu menjadi calon bupati pada 2016.

Singkat cerita, Tubagus yang menerima mandat dari Irvan, meminta pemotonga sebesar 17,5 persen dari DAK tiap sekolah yang hendak dicairkan. Permintaan dilakukan di Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Hotel Signature, Cianjur.

Dari 17,5 persen, Bupati Irvan tetap akan menerima 7 persen jatahnya (2 persen uang muka, dan 5 persen setelah DAK cair). Sementara itu Cecep Sobandi, Rosidin, dan Budiman akan mendapat 6 persen, instansi Disdik Cianjur mendapat 2 persen, MKKS Cianjur mendapat 1,5 persen, dan Subrayon MKKS Cianjur mendapat 1 persen.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya