IDI Minta Aparat Jangan Lembek Beri Sanksi Pelanggar Protokol COVID-19

Sanksi aja pak, jangan kasih kendor para pelanggar!

Bandung, IDN Times - Pemerintah Jawa Barat akan mulai meningkatkan pendisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19. Sebab, masyarakat sejauh ini dinilai masih abai dalam menerapkan protokol tersebut yang berdampak pada meningkatnya kasus baru orang terpapar virus corona.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat Eka Mulyana mengatakan, pemberian sanksi dan denda kepada pelanggar harus ditegakkan sesuai aturan yang ada. Jangan sampai karena terlalu bermurah hati, aparat justru lembek mengantisipasi penyebaran virus ini di tempat umum.

"Di Hulunya ini masyarakat harus ada pendisiplinan protokol kesehatan yang ditingkatkan. Efektivitas pelaksanaan pengawasan dan saksi harus maksimal," ujar Eka ketika dihubungi IDN Times, Selasa (15/9/2020).

1. Semua pihak bertanggung jawab dalam meminimalisir sebaran virus

IDI Minta Aparat Jangan Lembek Beri Sanksi Pelanggar Protokol COVID-19Suasana mall Senayan City, Jakarta pada Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Menurut Eka, tugas dalam meminimalisir penyebaran virus bukan sekedar tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan di lapangan. Semua orang justru memiliki kewajiban yang sama.

Mulai dari ketua rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, hingga tokoh masyarakat, dan tokoh agama harus bisa mengingatkan masyarakat agar bisa menahan diri dari berbagai aktivitas yang tidak diperlukan. Masyarakat pun wajib mengikuti protokol kesehatan ketika mereka akan beraktivitas di luar rumah.

"Sekarang kita malah masih melihat banyak masyarakat yang abai dan hidup seperti kondisi normal saja dengan berkerumun dan tidak memakai masker," kata dia.

2. Pasien COVID-19 akan bertambah ketika masyarakat abai

IDI Minta Aparat Jangan Lembek Beri Sanksi Pelanggar Protokol COVID-19unsplash/sharon-mccutcheon

Eka memastikan, ketika masyarakat tak disiplin maka angka kasus COVID-19 tidak akan turun, justru semakin bertambah. Setelahnya, maka angka orang meninggal karena virus ini juga bisa meningkat terus.

Dia berharap masyarakat bisa lebih memerhatikan kondisi orang lain yang bisa saja terpapar virus dari mereka yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG).

"Kita semua harus ekstra waspada terhadap siapapun. Sebab semakin banyak pasien juga akan membahayakan para tenaga medis yang berhadapan langsung dengan mereka," paparnya.

3. Jangan sekedar mengandalkan vaksin yang sedang diuji klinis

IDI Minta Aparat Jangan Lembek Beri Sanksi Pelanggar Protokol COVID-19vocal.media

Masyarakat pun diharapkan tidak hanya menguatkan diri mereka sembari menunggu keberadaan vaksin COVID-19 yang tengah diuji klinis. Sebelum vaksin ini benar-benar ada dan bisa memperkuat imun tubuh atas serangan virus corona, IDI mengimbau semua pihak bisa lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Semua pihak jangan menunggu dan harus bisa berbuat lebih dalam meminimalisir penyebaran virus. "Kita harus berbuat dari sekarang," pungkasnya.

4. IDI Jabar ajak masyarakat patuhi protokol kesehatan untuk bantu tenaga medis

IDI Minta Aparat Jangan Lembek Beri Sanksi Pelanggar Protokol COVID-19(Satpol PP Bandung sosialisasi tertib bermasker) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Eka mengatakan, naiknya kasus positif COVID-19 di berbagai daerah termasuk di Jawa Barat akan membuat tenaga medis kewalahan dalam menangani pasien. Karena itu, dia berharap, masyarakat bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat melakukan aktivitas di luar ruangan.

"Kalau masyarakat abai mereka juga yang kena (COVID-19). Terus saat dirawat itu oleh tenaga medis. Jumlah tenaga medis sedikit, sedangkan pasien terus bertambah, ini jelas akan berdampak pada mereka (tenaga medis) yang bertugas karena semakin banyak berhadapan dengan orang yang terpapar virus," ujar Eka Mulyana saat dihubungi IDN Times, Selasa (15/9/2020).

Baca Juga: Yuk, Bantu Tenaga Medis dengan Patuhi Protokol Kesehatan!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya