Wisatawan Pilih Jateng, Destinasi Jabar Makin Kalap Dihantam Pandemi

Inovasi jadi kunci untuk pertahankan diri

Bandung Barat, IDN Times - Pandemik COVID-19 memukul hampir semua sektor kehidupan manusia, tak terkecuali pelaku usaha wisata. Anjloknya jumlah kunjungan terjadi akibat dibatasinya mobilitas masyarakat yang mendorong pelaku usaha wisata harus pontang-panting mencari cara untuk bisa bertahan.

Kawasan obyek wisata Lembang yang biasanya selalu dipadati pengunjung setiap hari libur, kini hanya sebatas pemenuhan operasional. Pelaku usaha wisata hanya bisa gigit jari melihat persentase jumlah kunjungan yang tidak lebih dari 10 persen.

CEO PT Perisai Group Perry Tristianto mengatakan, angka kunjungan di tiga obyek wisata unggulan miliknya seperti The Great Asia Africa, Farmhouse dan Floating Market turun drastis semenjak pandemik. Angka penurunan itu semakin terlihat ketika kebijakan pembatasan diberlakukan di sejumlah daerah.

"Hal yang perlu kita pelajari dari bulan Desember 2020, di mana biasanya terdapat kenaikan kunjungan wisatawan ke tempat-tempat wisata, ramainya culinary, dan penuhnya hunian di hotel-hotel yang ada di Bandung dan sekitarnya, namun di bulan tersebut justru terjadi kenaikan kasus COVID yang sangat drastis," ungkap Perry saat ditemui di Lembang, Jumat (12/2/2021).

1. Pasar wisatawan Jabar ada 55 juta orang

Wisatawan Pilih Jateng, Destinasi Jabar Makin Kalap Dihantam Pandemi(Kendaraan terjebak kemacetan menuju kawasan wisata Lembang di Jalan Setiabudi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020). Pada cuti bersama serta libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW hari kedua, jalur wisata menuju Lembang dipadati kendaraan wisatawan, dan kepolisian memberlakukan pengalihan arus untuk mengurai kemacetan) ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Anjloknya kunjungan ke kawasan wisata di Jawa Barat khususnya ke kawasan wisata Lembang bukan hanya karena menurunnya minat berlibur. Perry berpendapat, hal itu terjadi karena beralihnya kunjungan wisata ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Perry, wisatawan di Indonesia bergerak dari arah barat ke arah timur. Di mana mereka lebih mencari destinasi ke arah timur. Hal itu seiring dengan gaya hidup masyarakat pulau Jawa bagian barat yang dinilai lebih konsumtif.

Misal, wisatawan Jabodetabek memilih menghabiskan uangnya untuk berlibur ke wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan destinasi wisata yang berada di arah timur lainnya.

"Pasar wisatawan yang ada di Jawa Barat sendiri dan Jabodetabek  kurang lebih sebanyak 55jt orang. Mereka mempunyai gaya hidup yang lebih konsumtif menghabiskan uangnya untuk resfreshing ke tempat-tempat wisata, menginap di hotel dan menikmati culinary di Bandung dan sekitarnya," kata Perry.

2. Wisatawan waswas berlibur di Jabar

Wisatawan Pilih Jateng, Destinasi Jabar Makin Kalap Dihantam PandemiPintu masuk Farmhouse. (IDN Times/Bagus F)

Berangkat dari kultur itu, Perry menduga, kosongnya kunjungan wisatawan di Jawa Barat disebabkan karena adanya pergerakan wisatawan yang sudah mengarah ke bagian timur. Pergerakan itu salah satunya terjadi dikarenakan rasa takuta wisatawan terhadap kabar kasus COVID-19, dan ketatnya aturan di sektor wisata.

"Dengan adanya isu-isu yang tersebar di media online maupun media sosial banyak yang merugikan wisata di Jabar, karena berita beritanya yang negatif seperti naiknya kasus COVID-19 di daerah-daerah wisata, adanya zona merah, larangan untuk berwisata ke Bandung, Lembang, dan Pangandaran, juga diadakannya rapid test antigen bila masuk ke daerah tempat wisata," sebut Perry

Menurutnya, hal itu menjadi salah satu sebab wisatawan Jabar dan Jabodetabek beralih ke daerah lain seperti ke Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.

3. Wisatawan Jabar menumpuk di Jateng

Wisatawan Pilih Jateng, Destinasi Jabar Makin Kalap Dihantam Pandemi(Anggota kepolisian mengalihkan jalur menuju kawasan wisata Lembang di Jalan Setiabudi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020). Pada cuti bersama serta libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW hari kedua, jalur wisata menuju Lembang dipadati kendaraan wisatawan, dan kepolisian memberlakukan pengalihan arus untuk mengurai kemacetan) ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Analisis Perry tidak asal bicara. Dari data yang ia himpun pada liburan pergantian tahun 2020 ke 2021, arus massa menunjukkan adanya penumpukkan wisatawan di wilayah Jawa Tengah.

Perry menyebutkan, hunian hotel-hotel di Jawa Tengah sempat penuh. Dugaan hijrahnya wisatawan ke Jateng juga diperkuat mobilitas plat Jabodetabek dan Jabar di wilayah Jateng kala itu.

"Dan terlihat juga pada hari terakhir liburan yaitu tanggal 3 Januari 2021 di mana jalan tol Cipali padat oleh para wisatawan yang pulang kembali ke daerahnya masing masing. Tapi ironisnya, Jalan Tol Cipularang sangat sepi karena tidak ada yang berwisata ke Bandung dan sekitarnya," paparnya.

Meskipun aturan terkait ketatnya protokol kesehatan di hotel-hotel dan obyek wisata tidak jauh beda dengan Jabar, namun kabar atau berita terkait ketatnya prokes itu tidak sampai kepada calon wisatawan yang berasal dari Jabodetabek.

4. Tak henti berinovasi untuk bertahan dari pandemik

Wisatawan Pilih Jateng, Destinasi Jabar Makin Kalap Dihantam Pandemiblogspot

Hijrahnya pasar wisatawan ke Jateng tentu menjadi kabar buruk bagi pelaku usaha di Jabar. Namun hal itu bukan menjadi pelaku usaha harus bertekuk lutut di hadapan pandemik.

"Untuk bisa bertahan di tengah kondisi ini kami terus melakukan inovasi-inovasi yang memancing wisatawan bisa hadir kembali ke Jabar. Selain hal itu, informasi-informasi positif juga penting untuk dikampanyekan," terang Perry.

5. TGAA punya destinasi baru demi tarik wisatawan

Wisatawan Pilih Jateng, Destinasi Jabar Makin Kalap Dihantam PandemiDestinasi wisata baru, Big Dino di The Great Asia Africa. (IDN Times/Bagus f)

Sepanjang pandemik ini, Perry sudah membangun sejumlah destinasi baru misalnya Big Dino di The Great Asia Africa yang menawarkan wisata virtual bersama dinosaurus yang baru-baru ini rilis. Di beberapa lokasi lain di Lembang, Perry membuka wisata kuliner yang menawarkan sensasi makan bersama keluarga di area outdoor.

"Inovasi-inovasi ini gak boleh berhenti. Salah satu cara pelaku usaha wisata untuk bisa bertahan di tengah pandemik, ya berinovasi menawarkan destinasi baru untuk menarik kembali wisatawan Jabar," pungkasnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya