Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mobil Dipakai Harian vs Jarang Jalan: Mana Lebih Cepat Rusak?

ilustrasi mobil hatchback
ilustrasi mobil hatchback (pexels.com/Luke Miller)
Intinya sih...
  • Mobil harian bekerja rutin tapi terpantauMobil yang dipakai setiap hari berada dalam kondisi kerja yang konsisten. Sistem mobil cenderung tetap “hidup” dan tidak kaget saat digunakan.
  • Mobil jarang jalan rentan rusak diam-diamMobil yang jarang digunakan sering terlihat aman karena jarang terpapar panas dan gesekan. Aki juga menjadi korban paling umum.
  • Lingkungan parkir berpengaruh besarParkir di luar ruangan membuat bodi, kaki-kaki, dan sistem rem lebih rentan karat. Mobil harian memang sering terkena panas dan hujan, tapi pergerakan rutin membantu mengurangi penumpukan karat di rem dan suspensi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pemilik mobil percaya bahwa semakin sering mobil dipakai, semakin cepat pula kerusakannya. Sebaliknya, mobil yang jarang digunakan dianggap lebih awet karena minim gesekan dan beban kerja. Logika ini terdengar masuk akal, tapi tidak sepenuhnya benar.

Faktanya, baik mobil yang dipakai harian maupun yang jarang jalan punya risiko kerusakan masing-masing. Kerusakan tidak hanya ditentukan oleh seberapa sering mobil dipakai, tetapi juga bagaimana cara merawatnya. Dari sinilah perdebatan soal mana yang lebih cepat rusak menjadi menarik untuk dibahas.

1. Mobil harian bekerja rutin tapi terpantau

ilustrasi cek mesin mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi cek mesin mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mobil yang dipakai setiap hari berada dalam kondisi kerja yang konsisten. Oli bersirkulasi, aki terisi, dan komponen mesin bergerak sebagaimana mestinya. Sistem mobil cenderung tetap “hidup” dan tidak kaget saat digunakan.

Selain itu, mobil harian lebih mudah terdeteksi masalahnya. Perubahan suara, getaran, atau performa cepat terasa oleh pemiliknya. Kerusakan kecil pun bisa segera ditangani sebelum berkembang menjadi masalah besar.

2. Mobil jarang jalan rentan rusak diam-diam

ilustrasi sunroof mobil
ilustrasi sunroof mobil (pexels.com/Karola G)

Mobil yang jarang digunakan sering terlihat aman karena jarang terpapar panas dan gesekan. Padahal, kondisi diam terlalu lama justru bisa menimbulkan masalah tersembunyi. Oli mengendap, seal mengering, dan komponen karet bisa getas.

Aki juga menjadi korban paling umum. Tanpa pengisian rutin, aki perlahan melemah dan akhirnya soak. Saat mobil ingin digunakan kembali, masalah sering muncul secara bersamaan.

3. Lingkungan parkir berpengaruh besar

ilustrasi sunroof mobil
ilustrasi sunroof mobil (pexels.com/Hassan Oajbir)

Mobil yang jarang jalan biasanya lebih lama terpapar lingkungan sekitar. Parkir di luar ruangan membuat bodi, kaki-kaki, dan sistem rem lebih rentan karat. Debu dan kelembapan bisa masuk ke area yang jarang diperhatikan.

Mobil harian memang sering terkena panas dan hujan, tapi pergerakan rutin membantu mengurangi penumpukan karat di rem dan suspensi. Kondisi parkir ternyata sama pentingnya dengan frekuensi pemakaian. Faktor ini sering luput dari perhatian pemilik mobil.

4. Perawatan menentukan umur mobil

ilustrasi servis bengkel resmi
ilustrasi servis bengkel resmi (pexels.com/Gustavo Fring)

Mobil harian yang dirawat dengan baik bisa jauh lebih awet dibanding mobil jarang jalan tapi jarang dicek. Servis rutin, penggantian oli tepat waktu, dan pengecekan berkala menjaga kondisi mesin tetap stabil. Intensitas pemakaian bukan satu-satunya penentu.

Sebaliknya, mobil jarang jalan sering dianggap tidak butuh perawatan. Jadwal servis diabaikan karena jarak tempuh rendah. Padahal, waktu juga memengaruhi kualitas oli dan komponen lainnya.

5. Mesin dirancang untuk bekerja, bukan diam

ilustrasi monil sport
ilustrasi mobil sport (pexels.com/Pixabay)

Mesin mobil pada dasarnya dirancang untuk digunakan secara rutin. Ketika terlalu lama tidak dipakai, sistem tidak bekerja optimal saat dinyalakan kembali. Risiko aus mendadak justru bisa lebih besar.

Pemakaian rutin membantu menjaga keseimbangan sistem. Selama tidak dipaksa dan dirawat dengan benar, mobil harian bisa berada dalam kondisi lebih sehat. Diam terlalu lama sering kali lebih merugikan daripada bergerak teratur.

Pada akhirnya, mobil yang lebih cepat rusak bukan ditentukan oleh sering atau jarangnya dipakai. Cara penggunaan, lingkungan, dan perawatan punya peran jauh lebih besar. Mobil harian yang dirawat baik justru sering lebih siap digunakan kapan saja.

Daripada khawatir soal frekuensi pemakaian, fokuslah pada perawatan yang konsisten. Panaskan mobil secara rutin jika jarang digunakan dan tetap lakukan servis berkala. Dengan perlakuan yang tepat, mobil bisa awet baik dipakai harian maupun jarang jalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

14 Ribu Kendaraan Bergerak Menuju Jakarta, KM 166 Cipali Padat Merayap

28 Des 2025, 20:56 WIBNews