Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

WHO Sebut Mobilitas Warga Jabar Kembali Normal, Begini Respons Satgas

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Bandung, IDN Times - Satuan tugas (Satgas) penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) turut memberikan tanggapan mengenai pernyataan organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menganggap mobilitas warga di wilayah Jabar seperti kondisi normal.

Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jabar Dewi Sartika mengatakan, meningkatnya mobilitas masyarakat akibat adanya aturan kelonggaran dalam Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel.

"Jabar sebagian besar berada di PPKM 3 dan 2. Meskipun ada dua daerah di level 4. Hanya saja masyarakat merasa ada relaksasi, misalkan ke supermarket, restoran sudah dine-in walaupun dibatasi," ujar Dewi saat dihubungi, Senin (20/9/2021).

1. Peningkatan mobilitas terjadi karena euforia warga di tengah pelonggaran kebijakan

Petugas gabungan memberhentikan pengendara motor yang berboncengan saat uji coba penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (23/4/2020). Pemerintah Kota Makassar terus melakukan sosialisasi hingga hari terakhir uji coba penerapan PSBB dengan harapan penerapan PSBB yang diterapkan pada 24 April - 7 Mei 2020 di daerah itu berjalan efektif dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. (ANTARA FOTO/Arnas Padda

Dewi menyebutkan, secara aturan Pemprov Jabar sudah mengikuti arahan dari pemerintah pusat. Hanya saja, masyarakat banyak yang beruforia karena dapat kelonggaran di PPKM level 3-2.

"Jadi yang penting itu justru baik dari Pak Menko maupun Gubernur sudah menyatakan bahwa kita tidak boleh euforia walaupun kabar gembiranya pandemik COVID-19 di Jabar sudah melandai," ungkapnya.

2. Naiknya mobilitas kendaraan tidak berpengaruh pada peningkatan kasus

ilustrasi infeksi virus corona COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)

Berdasarkan data yang diterima, Dewi mengatakan, indikasi peningkatan mobilitas masyarakat di Jabar naik 10 persen. Kemudian, secara umum seluruh kabupaten dan kota di Jabar terindikasi mengalami kenaikan kemacetan harian.

"Tetapi perilaku masyarakat untuk berdiam di rumah sekitar 24 sampai 27 persen per 15 September. Sedangkan tingkat pergerakan area pemukiman terindikasi naik di angka 10 persen," jelasnya.

3. Tingkat kepatuhan masyarakat dalam memakai masker meningkat

Ilustrasi kampanye menggunakan masker. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Meskipun mobilitas meningkat, Dewi mengaku, kasus aktif COVID-19 di Jabar mengalami penurunan yang lebih baik dibanding sebelum penerapan PPKM level 4-2. Sehingga, menurutnya, peningkatan mobilitas masyarakat tidak pengaruhi peningkatan kasus.

"Bagusnya, tingkat kepatuhan masyarakat di Jabar meningkat l, seperti pemakaian masker naik ke angka 94 persen. Walaupun masyarakat keluar tetapi tetap memakai masker, jaga jarak, dan lainnya," kata dia.

4. Wagub Jabar minta pengusaha dan masyarakat tetap taati protokol kesehatan

IDN Times/Humas Jabar

Hal senada juga disampaikan, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Ia mengatakan bahwa meningkatnya mobilitas warga merupakan risiko dari pemulihan ekonomi.

"Prokes itu mutlak tapi tidak memberikan kekakuan kepada mereka untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Karena ekonomi didorong untuk pulih kembali," ungkapnya.

Ia menambahkan, meski sudah dilonggarkan sanksi tetap berlaku bagi masyarakat atau pelaku usaha yang bergerak di sektor ekonomi. "Pengetatan tetap ada, sanksi juga masih berlaku," kata dia.

Untuk diketahui, WHO sebelumnya menyatakan bahwa ada empat wilayah yang di Indonesia yang mobilitas masyarakatnya seperti kondisi normal, empat daerah ini yaitu: Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us