Polri Ungkap Perbedaan Data Jenazah Gempa Cianjur

Polisi mendata berdasarkan laporan rumah sakit

Cianjur, IDN Times - Tim DVI Mabes Polri mengungkap penyebab adanya perbedaan data dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) soal jumlah jenazah yang teridentifikasi dari gempa Cianjur.

Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi mengatakan, untuk kasus disaster dan open disaster seperti gempa bumi, memang kerap kali ada kesimpangsiuran data terutama data orang meninggal dunia.

Menurutnya, DVI Mabes Polri melakukan pendataan orang meninggal berdasarkan laporan dari fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk dan memiliki tim DVI. Adapun untuk di Cianjur sudah ada beberapa.

"Pihak rumah sakit yang ada tim DVI nya adalah rumah sakit Bhayangkara, kemudian RS Cimacan dan RSUD Sayang, jadi hanya jenazah yang datang ke rumah sakit itu yang kami periksa," ujar Ahmad di RSUD Sayang, Kamis (24/11/2022).

Sedangkan data yang dilaporkan oleh BNPB atau pihak lain, kata dia, data kemungkinan yang tidak masuk ke rumah sakit. Atau, langsung diterima oleh keluarga dan telah dimakamkan.

"Jadi wajar ada kesimpangsiuran data antara yang kami terima dan data yang dilaporkan dari pihak lain termasuk data yang langsung dikuburkan oleh pihak keluarganya," kata dia.

Untuk diketahui, data dari DVI Mabes Polri telah menerima 131 kantong jenazah korban gempa bumi Cianjur. Dari data itu ada 124 jenazah yang teridentifikasi pada hari ke empat penanganan gempa. Di waktu yang sama juga, BNPB mencatat ada sebanyak 272 orang dinyatakan meninggal.

Baca Juga: Jokowi: Fokus Evakuasi Korban Gempa Cianjur, Bangun Rumah Setelahnya

Baca Juga: BMKG Akui Belum Punya Data Lengkap Soal Penyebab Gempa Cianjur

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya