TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada, Kota Bandung Mendekati Zona Merah!

Tingkat kepatuhan warga menurun, kasus COVID-19 meningkat

IDN Times/Humas Bandung

Bandung, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 Kota Bandung mewaspadai kasus penyebaran virus corona yang semakin tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi COVID-19 (Pusicov) Kota Bandung per Selasa(17/11/2020), pasien positif aktif virus corona terus bertambah sebanyak 281 dari total kasus kumulatif 2.553 orang.

Ketua Harian Satgas COVID-19 Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Pemkot Bandung sedang mewaspadai tingkat kewaspadaan COVID-19 yang terus menurun. Meskipun, kata Ema, hingga saat ini label kewaspadaan Kota Bandung masih berada di zona orange.

"Tapi sekarang sudah 1,83 (tingkat kewaspadaan). Tinggal 0,3 atau kalau sudah 1,80 merah (zona) kita, kan bahaya," kata Ema di Balai Kota Bandung, Selasa (17/11/2020).

1. Skor kewaspadaan terus menurun

IDN Times/Humas Bandung

Ema menyebutkan, angka kewaspadaan COVID-19 di Kota Bandung terus menurun. Sebelumnya, angka kewaspadaan Kota Bandung masih berada di 1,98. Namun, saat ini angka itu terus menurun mendekati batas zona merah yakni 1,83.

Karena itu, kata dia, Pemkot Bandung akan terus berupaya dan mewaspadai dinamika yang terjadi di lapangan dengan melakukan penegakan protokol kesehatan virus corona di masyarakat.

"Masyarakat harus lebih disiplin kembali, aparat kewilayahan juga diminta lebih maksimal," ungkapnya.

2. Jika masuk zona merah, Perwal AKB Diperketat bisa diubah

IDN Times/Humas Bandung

Ema mengungkapkan jika Kota Bandung masuk ke zona merah, Peraturan Wali Kota (Perwal) yang kini diterapkan dalam Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Diperketat harus direvisi kembali.

"Kita masih orange, tapi sudah mendekat ke merah. Kalau kembali ke merah, Perwal mutlak harus direvisi, karena apa masalah daya tampung harus ke 30 persen lagi," ujarnya.

Disinggung soal penambahan kasus COVID-19 yang terus bertambah, Ema mengungkapkan karena pelaksanaan AKB diperketat yang longgar serta rendahnya kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Penambahan kasus bukan dari libur panjang. Tidak mutlak di sana. Tetapi dari aktivitas seharian warga yang sudah mulai longgar," ungkapnya.

Baca Juga: Pengamat: AKB Kota Bandung Tidak Maksimal Jalankan Protokol Kesehatan

3. Jaga jarak di nilai masih tidak diterapkan masyarakat

IDN Times/Humas Bandung

Kondisi seperti ini, lanjut Ema, masyarakat harus lebih responsif dan tidak abai terhadap penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. COVID-19 dirasakannya masih ada dan jangan dianggap remeh.

"Masker sudah cukup baik, cuci tangan juga sudah baik, tetapi yang masih rawan adalah pisikal distansing, itu hasil riset ITB makanya jangan kasih ruang orang diam statis," katanya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Akui Kenaikan Kasus COVID-19 Akibat AKB yang Longgar

Baca Juga: Kasus Corona Belum Reda, 59 Anak-anak di Kota Bandung Positif COVID-19

Berita Terkini Lainnya