Kasus Obesitas Paling Tinggi di Jawa Barat Ada di Kabupaten Sukabumi

Dari 27 kabupaten dan kota di Jabar Sukabumi paling tinggi

Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mencatat, angka kasus obesitas paling tinggi ada di Kabupaten Sukabumi. Hal ini diketahui berdasarkan data Penyakit Tidak Menular (PTM) Indeks Massa Tubuh (IMT) Jawa Barat per Januari-Juni 2023.

Dari 27 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat, Kabupaten Sukabumi tercatat paling tinggi mengalami kasus obesitas di usia 15-30 tahun dan 30 tahun lebih.

Adapun untuk jumlahnya, obesitas pada usia 15-30 tahun ada 10,155 laki-laki dan 12,112 perempuan. Kemudian untuk usia 30 tahun lebih ada 25,729 laki-laki dan 33,682 perempuan.

1. Obesitas di Sukabumi dipicu oleh berbagai faktor

Kasus Obesitas Paling Tinggi di Jawa Barat Ada di Kabupaten Sukabumiilustrasi obesitas (freepik.com/jcomp)

Untuk total kasus obesitas di Jabar, usia 15-30 tahun ada 66,095 laki-laki dan 106,648 perempuan. Sedangkan, usia 30 lebih ada 175,563 laki-laki dan 369,219 perempuan. Adapun data ini masih bersifat sementara, nantinya angka tersebut akan bergerak hingga akhir tahun 2023.

Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Jabar, Yudi Koharudin mengatakan, tingginya kasus obesitas di Kabupaten Sukabumi bisa dipicu oleh berbagai faktor. Mulai dari kesadaran soal gaya hidup sehat dari orangtua dan remaja itu sendiri.

"Kita lakukan pendataan, memang bayak kelebihan berat badan dan ini kan tidak bagus. Sekarang dengan teknologi banyak orang jarang beraktivitas fisik. Sekarang tinggal pesan online," ujar Yudi, Jumat (14/7/2023).

2. Kasus obesitas ada di usia anak sekolah

Kasus Obesitas Paling Tinggi di Jawa Barat Ada di Kabupaten Sukabumiilustrasi obesitas (pixabay.com/jarmoluk)

Untuk menekan angka obesitas di Jabar, Dinkes juga telah melakukan upaya Germas dan berkoordinasi dengan beberapa dinas terkait seperti Disdik Jawa Barat, untuk melakukan edukasi pada siswa-siswi soal pola makan sehat dan gaya hidup sehat.

Dinkes dan Disdik Jawa Barat sendiri memang tidak memiliki peraturan khusus untuk pengawasan makanan di lingkungan sekolah. Hanya saja, edukasi pada siswa-siswi dipastikan Yudi telah diberikan. Namun, untuk urusan pengawasan jajanan di luar sekolah, Dinkes Jabar tidak mampu memberikan pengawasan.

"Sebetulnya dari sisi pengawasan kami gak bisa mengawasi yang jualan di sekolah tapi kami kasih pemahaman ke anak didik ini kami kasih edukasi. Misalnya yang warnanya terang, takutnya pakai pewarna kain," ungkapnya.

3. Obesitas tidak hanya dipicu oleh jajanan sekolah

Kasus Obesitas Paling Tinggi di Jawa Barat Ada di Kabupaten SukabumiGoogle

Secara prinsip, obesitas merupakan penyakit tidak menular. Kasus yang terjadi di siswa-siswi sekolah umur 15 tahun ini tidah hanya dipicu oleh konsumsi jajanan di sekolah saja, melainkan bisa jadi datang dari orangtua itu sendiri.

"Obesitas tidak hanya jajanan sekolah, tapi pola makan yang tidak baik. Jadi ada anak yang makanan disiapin dan senang makan, terus badanmya gede, ini juga bahaya. Pola makan memang empat sehat dan lima sempurna, tapi jangan sampai berlebihan," katanya.

4. Obesitas bisa picu penyakit jantung

Kasus Obesitas Paling Tinggi di Jawa Barat Ada di Kabupaten Sukabumikoran.tempo.co

Obesitas sendiri bisa berakibat buruk pada kesehatan badan dan fungsi organ tubuh lainnya. Karena itu Pemprov Jabar telah menekankan pada kabupaten dan kota untuk turut mensosialisasikan gaya hidup sehat dengan benar pada anak sekolah dan orang tua.

"Kalau dampak obesitas kita sampaikan penyakit tidak menular dari gaya hidup hingga pola makan. Bisa pengaruhi jantung, kolesterol, hipertensi dan gagal ginjal, ini penyakit tidak menular tapi mematikan," kata dia.

Baca Juga: Pola Hidup Jadi Pemicu Obesitas pada Anak, Peran Orangtua Penting

Baca Juga: 7 Alasan Obesitas Bisa Tingkatkan Risiko Depresi

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya